Penularan Terus Meningkat, India Gelar Tes Korona bagi 29 Juta Warga New Delhi
Pemeriksaan antibodi menjadi elemen penting untuk mengetahui sebaran Covid-19 di satu wilayah. Namun, tes ini tidak menggantikan tes RT-PCR sebagai konfirmasi kasus.
Oleh
ADHITYA RAMADHAN
·3 menit baca
NEW DELHI, KAMIS — Pemerintah India mengatakan akan melakukan tes Covid-19 kepada semua penduduk New Delhi sebanyak lebih kurang 29 juta jiwa. Tes massal yang dilakukan petugas ke rumah-rumah ini direncanakan digelar sampai 6 Juli mendatang.
Pada Kamis (25/6/2020), India melaporkan 16.922 kasus baru sehingga jumlah total kasus Covid-19 mencapai 473.105 kasus. Kementerian Kesehatan India juga melaporkan kasus baru meninggal sebanyak 418 orang sehingga jumlah total korban meninggal karena Covid-19 jadi 14.894 orang.
New Delhi merupakan kota yang terkena dampak pandemi paling parah di India dengan jumlah kasus positif mencapai 70.390 kasus. Dalam 24 jam terakhir, ibu kota negara ini melaporkan 3.788 kasus baru, lebih banyak dari kasus baru di kota pusat keuangan India, Mumbai, yang sebanyak 1.118 kasus.
Kementerian Kesehatan India menyampaikan bahwa sejauh ini pihaknya telah melakukan lebih dari 200.000 tes Covid-19 sehari untuk seluruh India. Total jumlah tes yang sudah dilakukan sebanyak 7,3 juta.
Hampir separuh kasus di Delhi yang mencakup ibu kota New Delhi merupakan bagian dari kluster-kluster yang bermunculan di banyak tempat. Untuk itu, ”pelacakan kontak dari pasien positif akan dilakukan untuk menganalisis perlu tidaknya isolasi di daerah terkait”.
Petugas akan diterjunkan ke rumah-rumah penduduk untuk melakukan tes antibodi yang—meski kurang akurat dibandingkan tes transkripsi terbalik-reaksi berantai polimerase (RT-PCR)—lebih murah dan efisien untuk mengetahui sebaran penyakit. Tes antibodi dengan sampel darah dapat mendeteksi ada tidaknya antibodi yang terbentuk akibat infeksi patogen.
Otoritas kesehatan menyebutkan bahwa warga yang hasil tes antibodinya negatif, tetapi ”tergolong mencurigakan” akan dirujuk untuk menjalani tes RT-PCR guna menghindari hasil negatif palsu.
Pemerintah New Delhi memperkirakan kasus Covid-19 di ibu kota negara itu bisa mencapai lebih dari setengah juta kasus pada akhir Juli nanti. Oleh karena itu, pemerintah juga sedang mempertimbangkan untuk menjadikan hotel-hotel mewah dan stadion sebagai rumah sakit lapangan untuk sementara waktu.
Sementara itu, personel angkatan bersenjata merawat pasien Covid-19 yang dirawat pada gerbong kereta yang diubah menjadi bangsal perawatan di sembilan lokasi di New Delhi.
Polisi akan diterjunkan untuk menegakkan aturan jaga jarak fisik dan mencegah terjadinya mobilitas warga dari 266 zona karantina ke populasi umum lainnya. Kamera pengawas dan pesawat nirawak juga akan dipakai untuk memantau pergerakan warga. Polisi harus memastikan penjagaan perbatasan yang ketat dan ”melarang orang keluar masuk dari zona karantina itu”. Mereka yang melanggar akan didenda.
Pemerintah juga berencana mengatur ulang zona karantina tersebut. Pada 18 Juni 2020, pemerintah Delhi telah melakukan tes bagi penduduk di zona tersebut yang sakit. Kini, semua orang di zona tersebut akan dites.
Apabila ditemukan warga yang positif atau muncul kluster di permukiman padat penduduk yang tidak memungkinkan dilakukannya jaga jarak fisik, mereka akan dipindahkan ke fasilitas milik pemerintah.
Rencana tersebut membutuhkan banyak personel, tidak hanya pegawai pemerintah, tetapi juga organisasi nonpemerintah atau organisasi masyarakat.