UEA menetapkan syarat adanya hasil tes PCR atau tes usap negatif dengan menunjukkan bukti tertulis dari dokter atau rumah sakit atau fasilitas kesehatan lainnya, empat hari sebelum penerbangan ke negara itu.
Oleh
Mahdi Muhammad
·4 menit baca
Pemerintah Dubai, Uni Emirat Arab, Selasa (7/7/2020), mulai membuka lagi wilayahnya bagi para pelancong. Sejumlah kawasan tujuan wisata menyiapkan kegiatan untuk menyambut turis. Ini menarik, sekaligus mengundang tanda tanya: bagaimana mungkin layanan pariwisata dibuka, padahal kasus Covid-19 masih cukup tinggi?
Data terbaru menunjukkan, Uni Emirat Arab (UEA) mencatat lonjakan hingga 52.068 kasus Covid-19, sebanyak 324 orang di antaranya meninggal. Meski demikian, kampanye ”Dubai Dibuka Kembali” secara masif digencarkan melalui berbagai saluran dan platform, mulai dari seragam klub sepak bola Perancis, Olympic Lyon, hingga kampanye daring oleh otoritas pariwisata UEA. Seragam baru Lyon sudah dipakai para pemainnya ketika menjalani laga persahabatan melawan Nice, Sabtu (4/7/2020).
Bagian imigrasi juga telah menyiapkan stiker selamat datang yang akan ditempelkan di paspor pengunjung. Petugas imigrasi akan menempelkan satu stiker lagi: ”Sambutan hangat di rumah kedua Anda”. Para karyawan di bandara Dubai juga telah siap menyambut para turis.
Akan tetapi, jangan kaget jika melihat para karyawan itu berkeliling bandara tersebut dengan mengenakan pakaian hazmat. Jangan kaget pula jika melihat mesin penjual otomatis tidak hanya berisi makanan ringan atau minuman bersoda, tetapi juga menyediakan alat-alat perlindungan diri.
Ya. Semua memang belum normal. Dubai dan masyarakat global masih bertarung dengan pandemi Covid-19 yang belum ketahuan ujungnya. Di beberapa negara, mereka tengah menghadapi gelombang kedua penularan wabah. Sebagian negara lainnya masih berusaha menyelesaikan gelombang pertama pandemi.
Para pejabat dan pengelola wisata di Dubai, termasuk pengelola dua gedung pencakar langit ikonik, Burj Khalifa dan Burj Al Arab, mengaku sudah lama mempersiapkan pembukaan kembali kota itu. ”Kami siap menerima kedatangan turis. Saat yang sama, kami melakukan upaya pencegahan yang diperlukan,” kata Talal Al Shanqiti, pejabat pada Direktorat Jenderal Urusan Perumahan dan Orang Asing UEA, melalui Twitter, Minggu (5/7/2020).
UEA menetapkan syarat adanya hasil tes PCR atau tes usap (swab) negatif dengan menunjukkan bukti tertulis dari dokter atau rumah sakit atau fasilitas kesehatan lainnya, empat hari sebelum penerbangan ke negara itu. Apabila tak bisa menunjukkan surat itu, pelancong akan dites saat kedatangan serta wajib mengisolasi diri mandiri sampai otoritas kesehatan setempat memberi lampu hijau dan menyatakan negatif Covid-19.
Sektor pariwisata telah menjadi tulang punggung kehidupan kota di negara teluk itu. Dengan sumber daya minyak lebih sedikit dibandingkan dengan negara tetangganya, UEA tak bisa mengandalkan minyak semata. Banyak sektor menjadi andalan bagi pemasukan, mulai dari posisinya sebagai pusat keuangan, perdagangan dan komersial, teknologi hingga pariwisata. Semua itu tak lepas dari jasa penguasa Dubai, Sheikh Mohammed bin Rashid Al Maktoum.
Pada tahun 2019, Dubai menyambut 16,7 juta tamu internasional, naik dari 15,9 juta tahun sebelumnya. India, Arab Saudi, Inggris, Oman, China, Rusia, dan Amerika Serikat adalah negara asal mayoritas turis di Dubai. Dengan 741 hotel di kota, tingkat okupansi hotel mencapai 75 persen pada tahun 2019. Pengunjung rata-rata menginap selama 3,5 hari.
Tahun ini, tiba-tiba pandemi menghampiri.
”Rencana berubah. Kami tidak berharap memiliki jumlah seperti tahun 2019. Butuh waktu dua hingga tiga tahun untuk pulih,” kata Ali Al Shaiba, Direktur Eksekutif Pariwisata dan Pemasaran Departemen Kebudayaan dan Pariwisata Abu Dhabi.
Berbeda dengan Dubai, pengelola pariwisata di Abu Dhabi memilih mengincar wisatawan domestik untuk menjaga kehidupan ekonomi tetap berjalan. Issam Kazim, CEO Dubai Corporation, mengatakan bahwa menggaet wisatawan domestik adalah langkah pertama yang penting dilakukan secara bertahap untuk memulihkan industri pariwisata.
Manajemen hotel, penginapan, restoran dan tempat wisata, menurut Kazim, harus menerapkan prosedur kesehatan yang ketat untuk memberikan keyakinan dan kenyamanan bagi para tamu bahwa mereka tinggal di tempat yang tepat.
Meningkatkan pariwisata domestik juga merupakan bagian dari strategi tujuan utama UEA lainnya, ibu kota kaya minyak, Abu Dhabi, yang menyambut rekor 11,35 juta pengunjung internasional pada 2019.
Di Abu Dhabi, sejumlah tempat wisata utama, seperti sirkuit F1 dan museum Louvre Abu Dhabi, akhir Juni lalu, membuka pintunya untuk para pengunjung domestik setelah hampir tiga bulan ditutup.
”Sampai hari ini, saya dapat mengatakan pariwisata domestik menjadi dasar rencana kami. Kami percaya pariwisata domestik adalah kunci sekarang dan kami tidak akan membuka bagi pelancong internasional dalam waktu dekat,” kata Ali Al Shaiba. (AP/AFP)