Sejumlah Elemen Masyarakat Indonesia Siapkan Acara Solidaritas untuk Lebanon
Acara solidaritas untuk Lebanon tersebut digelar sebagai upaya meringankan penderitaan masyarakat Lebanon pascaledakan dahsyat yang meluluhlantakkan sebagian kota Beirut, Lebanon, pekan lalu.
Oleh
MH SAMSUL HADI
·3 menit baca
JAKARTA, KOMPAS — Sejumlah elemen masyarakat Indonesia bersama Kedutaan Besar Republik Indonesia Beirut dan para mantan dubes RI untuk Lebanon menyiapkan acara solidaritas bagi Lebanon terkait ledakan dahsyat di Beirut pekan lalu, Sabtu (15/8/2020) mendatang. Acara solidaritas secara virtual itu akan melibatkan beberapa tokoh masyarakat Indonesia, pimpinan lembaga kebudayaan dan kemasyarakatan dari berbagai tempat di Indonesia, musisi, serta budayawan.
Duta Besar Indonesia untuk Lebanon Hajriyanto Thohari melalui keterangan pers yang diterima, Rabu (12/8/2020) malam, mengatakan, acara itu digelar guna memberikan pesan kepada rakyat Lebanon yang merasakan trauma akibat ledakan tersebut. ”Tidak terperikan berapa korban manusia serta kerugian yang diderita Lebanon,” kata Hajriyanto, yang telah menjalankan tugas di KBRI Beirut sejak 2019.
Akibat ledakan di area Pelabuhan Beirut pada 4 Agustus 2020, hingga Rabu (12/8/2020), sedikitnya 172 orang tewas, sekitar 6.000 orang luka-luka, dan lebih kurang 300.000 orang kehilangan tempat tinggal. Selain itu, sebagian kota Beirut luluh lantak dan mengalami kerusakan parah. Pemerintah Lebanon menyebutkan, peristiwa itu dipicu meledaknya amonium nitrat yang tersimpan di salah satu gudang di area pelabuhan tersebut.
Selain diikuti Dubes Hajriyanto, acara solidaritas bertajuk ”Pray for Lebanon” itu juga akan diikuti para mantan dubes RI untuk Lebanon, seperti Bagas Hapsoro, Dimas Samodra Rum, dan H Chozin Chumaidy. Diharapkan acara solidaritas tersebut dapat meringankan penderitaan masyarakat Lebanon.
”Rakyat Lebanon tidak boleh sedih berkepanjangan, apalagi saling curiga dan berujung kepada konflik baru,” kata Katrini Kubontubuh, Dewan Pimpinan/Direktur Eksekutif Badan Pelestarian Pusaka Indonesia (BPPI).
Ide bersama oleh KBRI Beirut, para mantan dubes, BPPI untuk menggelar acara solidaritas bagi Lebanon itu juga didukung organisasi kemasyarakatan dan sejumlah tokoh yang dekat dengan Lebanon, termasuk Eka Budianta, penyair, penulis, dan editor karya-karya pujangga Lebanon. Selain itu, tokoh pelestari pusaka dari Yogyakarta, Laretna Adishakti, dan pengamat Timur Tengah, Trias Kuncahyono juga mendukung acara tersebut.
Ditambahkan pula, beberapa anggota Kontingen Garuda Indonesia yang bertugas di Lebanon juga akan diikutsertakan untuk ikut acara ”Pray for Lebanon” tersebut. Dalam keterangan KBRI Beirut pascaledakan, seluruh WNI di Lebanon dalam keadaan aman dan selamat.
Data KBRI menyebutkan, saat ini terdapat 1.447 WNI di Lebanon, 1.234 orang di antaranya anggota kontingen Garuda dan 213 orang lainnya merupakan WNI sipil, termasuk keluarga KBRI dan mahasiswa.
Acara ”Pray for Lebanon”, antara lain, akan diisi dengan pembacaan puisi karya pujangga Lebanon Kahlil Gibran, permainan harpa dari Miranti Serad. Ananda Sukarlan juga akan mempersembahkan lagu ”Song for Lebanon”. Acara akan ditutup dengan persembahan musik ”Song for Lebanon” dan virtual choir dari 150 orang lebih yang akan menyanyikan lagu ”Ibu Pertiwi”.
Laretna Adishakti menambahkan bahwa acara solidaritas untuk Lebanon tidak hanya diisi penyanyi dari Indonesia. Ia menyebutkan, warga negara Lebanon juga sangat berminat mengikuti acara tersebut.
Terkait acara solidaritas tersebut, Ketua Perhimpunan Persahabatan Lebanon-Indonesia Victor Zmeter menyatakan apresiasinya terhadap spontanitas yang ditunjukkan masyarakat Indonesia. ”Kami sangat menghargai perhatian kawan-kawan kami di Indonesia,” kata Zmeter, yang juga mantan Dubes Lebanon untuk Indonesia itu.
Rania Abi Nader, penyanyi dari Baabda, Lebanon, menambahkan bahwa Indonesia adalah bangsa yang mencintai perdamaian. ”Indonesia telah mendengarkan kami,” kata Rania. (*)