Perempuan-perempuan dalam Radar Biden
Representasi perempuan dalam kabinet Presiden terpilih Amerika Serikat Joe Biden akan menampilkan ”wajah Amerika yang sesungguhnya”. Banyak nama tokoh perempuan yang masuk dalam bursa calon menteri dalam kabinet Biden.
Pada Juni lalu, Presiden terpilih Amerika Serikat Joe Biden menulis opini di USA Today yang isinya, antara lain, ”memastikan kepemimpinan dan institusi kita benar-benar seperti Amerika”. Pemilihan Kamala Harris sebagai pasangannya dalam pemilu presiden AS 2020 menjadi salah satu pembuktiannya.
Segera setelah dilantik pada Januari 2021 nanti, Biden tak cuma bertanggung jawab menyelesaikan persoalan AS, tetapi juga membuktikan janjinya untuk menampilkan wajah Amerika sesungguhnya yang multikultur, menghargai perbedaan, dan memberikan kesempatan yang sama kepada perempuan untuk berperan di urusan publik. Ya, perempuan.
Menurut Monica Hesse, kolumnis isu-isu jender di Washington Post, satu alasan kuat mengapa Biden berutang kepada perempuan AS adalah fakta bahwa mayoritas pemilih populer memilih Biden dalam pemilu presiden lalu. Analisis awal Washington Post menunjukkan bahwa perempuan yang memilih Biden 15 persen lebih banyak daripada perempuan yang memilih Trump.
Selain itu, berbicara mengenai keterwakilan, hasil pemilu juga menunjukkan bahwa 102 dari total 219 anggota DPR AS dari Demokrat adalah perempuan dan 32 dari 203 anggota DPR AS dari Republik juga perempuan.
Alasan lain, ujar Hesse, adalah negara-negara lain sudah jauh lebih maju dalam hal keterwakilan perempuan di kabinet mereka. Perdana Menteri Kanada Justin Trudeau dan Presiden Perancis Emmanuel Macron, misalnya, berkomitmen pada kesetaraan jender.
Di kabinet Finlandia, Swedia, Afrika Selatan, Kosta Rika, Rwanda, dan Kolombia, jumlah perempuan menteri sama atau bahkan lebih banyak daripada laki-laki.
Satu argumen penentangan kesetaraan perempuan dalam politik yang sering kali muncul adalah ”orang yang tepat untuk posisi yang tepat ”. Ketika Wakil Presiden Mike Pence mengumumkan tim gugus tugas Covid-19 Gedung Putih yang beranggotakan 17 orang, semuanya adalah laki-laki. Pemerintah AS kala itu menyatakan, bukan saatnya untuk benar secara politis, tetapi saatnya mencari ”orang terbaik untuk tugas-tugas itu”.
Baca juga : Kamala Harris dan Pembuktian Mantra AS sebagai Negeri Harapan
Dengan asumsi bahwa Pemerintah AS memiliki akses pada orang-orang paling cerdas di negara itu untuk mengatasi pandemi, mengherankan jika ternyata semuanya adalah laki-laki. Artinya, tidak ada satu pun dari sekitar 166 juta perempuan di AS yang kompeten dalam bidang kesehatan.
Sekarang, jika kita lihat bursa nama-nama yang bakal mengisi kabinet Biden menurut New York Times, 11 November 2020, komposisinya hampir 50-50, tepatnya 26 laki-laki dan 24 perempuan. Bahkan, perempuan calon menteri di Departemen Keuangan dan Departemen Pertahanan mendominasi.
Calon di Departemen Keuangan terdiri dari satu laki-laki dan empat perempuan. Keempat perempuan itu adalah Lael Brainard, Sarah Bloom Raskin, Elizabeth Warren, dan Janet L Yellen.
Brainard adalah anggota Dewan Gubernur The Fed dan mantan Wakil Menteri Keuangan. Brainard dikenal sebagai orang yang moderat dan dikritik karena tidak mau bersikap atas manipulasi mata uang saat berada di Departemen Keuangan. Ia mendesak The Fed untuk fokus pada perubahan iklim dan dampaknya pada ekonomi.
Sementara Raskin adalah profesor tamu di Duke University, yang juga mantan Wakil Menteri Keuangan, mantan anggota Dewan Gubernur The Fed, dan Komisioner Regulasi Keuangan Maryland.
Sementara Warren merupakan favorit kelompok progresif, bakal calon presiden Demokrat, juga mantan penasihat Presiden Obama. Ia menghabiskan kariernya dengan memperjuangkan reformasi keuangan yang prokonsumen dan aturan perbankan yang lebih ketat. Warren menjadi ujung tombak pembentukan Biro Perlindungan Keuangan Konsumen, sebuah badan pengawas federal. Namun, sikapnya yang progresif mungkin kurang menguntungkannya di Senat yang dikuasai Republikan.
Baca juga : Sanders Melamar Warren dan Pendukungnya
Adapun Yellen dikenal atas kiprahnya sebagai Gubernur The Fed tahun 2014-2018. Yellen juga pernah menjadi Presiden The Fed San Fancisco dan Ketua Dewan Penasihat Ekonomi Gedung Putih di bawah Presiden Clinton. Ia adalah ekonom tenaga kerja yang meyakini bahwa aturan dan intervensi pemerintah dibutuhkan untuk memastikan pasar berjalan efisien.
Di Departemen Pertahanan yang strategis, dua dari tiga nama yang muncul merupakan perempuan, yaitu Tammy Duckworth dan Michele A Flournoy.
Duckworth adalah seorang purnawirawan letnan kolonel Angkatan Darat AS yang kehilangan kedua kakinya ketika helikopter yang dinaikinya ditembaki di Irak tahun 2004. Sebelum menjadi senator dari Illinois, ia sempat menjadi Wakil Menteri Urusan Veteran di pemerintahan Obama. Jika terpilih jadi menteri, ia akan menjadi orang Thai-Amerika pertama sekaligus perempuan pertama yang jadi Menteri Pertahanan.
Akan tetapi, yang jadi kandidat paling kuat kemungkinan Flournoy, mantan Wakil Asisten Menteri Pertahanan. Ia telah menjadi penasihat Biden dalam isu pertahanan dan dipertimbangkan sebagai seseorang dengan kualifikasi tinggi. Namun, posisinya dalam industri—ia duduk dalam dewan pertahanan kontraktor Booz Allen Hamilton—bisa mengganggu peluangnya.
Posisi strategis lain dalam kabinet adalah Menteri Luar Negeri. Satu dari tiga nama yang disebut-sebut bakal mengisi posisi itu adalah Susan Rice. Mantan penasihat keamanan nasional ini termasuk dalam sekelompok kecil perempuan yang dipertimbangkan Biden untuk mendampinginya ke Gedung Putih. Rice adalah mantan Asisten Menteri Luar Negeri dan Duta Besar AS untuk Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB). Ia dipandang pakar dalam urusan Afrika.
Baca juga : Harris, Rice, dan Warren Disebut sebagai Bakal Calon Pendamping Biden
Perempuan juga mendominasi bursa calon menteri pendidikan AS. Dua nama yang beredar adalah perempuan, yakni Lily Eskelsen Garcia, mantan guru dan mantan Presiden Asosiasi Pendidikan Nasional. Ia pernah mencalonkan diri untuk Kongres di Utah tahun 1998 dan berkampanye untuk Hillary Clinton dalam pemilu presiden tahun 2016. Calon kedua adalah Randi Weingarten, mantan guru di sekolah menengah di Brooklyn yang juga Presiden Federasi Guru Amerika. Sebelumnya, ia adalah Presiden Federasi Serikat Guru.
Di samping itu, semua nama yang beredar untuk jadi Direktur Intelijen Nasional juga perempuan, yaitu Susan M Gordon dan Lisa Monaco. Gordon adalah Wakil Direktur Intelijen Nasional pada masa pemerintahan Trump. Ia mengundurkan diri dari jabatan itu tahun 2019 setelah Presiden Trump tidak mempromosikannya sebagai Direktur Intelijen Nasional. Gordon menapaki karier intelijennya hampir empat dekade lalu sebagai analis di Badan Intelijen Pusat (CIA) hingga menempati posisi eksekutif senior di lembaga itu. Gordon juga disebut-sebut sebagai kandidat direktur CIA.
Sementara Monaco adalah penasihat senior keamanan dalam negeri pada masa Presiden Obama. Ia memiliki karier yang lama dan bervariasi di pemerintahan. Di Departemen Kehakiman, ia pernah menjadi asisten jaksa agung untuk keamanan nasional dan Kepala Staf FBI pada masa Direktur FBI Robert Muller. Monaco memiliki hubungan yang lama dengan Biden, pernah menjadi staf Komite Kehakiman Senat tahun 1990-an dan membantu merancang Undang-Undang Kekerasan terhadap Perempuan.
Satu dari tiga nama calon direktur CIA adalah perempuan, yaitu Avril Haines. Sejak meninggalkan jabatannya di pemerintahan Obama, Haines menduduki sejumlah posisi di Columbia University. Ia merupakan mantan Wakil Direktur CIA dan mantan Wakil Penasihat Keamanan Nasional. Ia juga disebut-sebut dalam bursa calon direktur intelijen nasional.
Di bursa calon menteri kesehatan, dua dari empat nama yang santer beredar adalah perempuan, yaitu Mandy Cohen dan Michelle Lujan Grisham. Cohen adalah Menteri Kesehatan dan Layanan Warga North Carolina. Cohen dikenal karena ambisinya untuk mereformasi jaminan kesehatan. Di masa Presiden Obama, dokter Cohen adalah Kepala Operasi Pusat Layanan Medicare dan Medicaid.
Sementara Grisham merupakan Gubernur New Mexico sekaligus mantan anggota Kongres dan mantan Sekretaris Kabinet Departemen Kesehatan dan Penuaan New Mexico. Baru-baru ini, Grisham ditunjuk sebagai satu dari lima orang yang mengepalai tim transisi Biden. Grisham juga disebut-sebut berpeluang menjadi Menteri Dalam Negeri.
Baca juga : Biden Bentuk Tim Transisi dan Mulai Siapkan Kabinet
Di luar nama-nama itu ada Val Demings yang masuk dalam bursa calon menteri keamanan dalam negeri. Sally Yates muncul di bursa calon menteri kehakiman. Sementara Deb Haaland, anggota suku Laguna Pueblo, disebut sebagai salah satu calon menteri dalam negeri.
Ada juga nama Heidi Heitkamp dan Amy Klobuchar sebagai calon menteri pertanian; Julie Su, calon menteri tenaga kerja, dan Elizabeth Sherwood-Randall, calon menteri energi. Di Departemen Perumahan muncul tiga perempuan, yaitu Karen Bass, Keisha Lance Bottoms, dan Diane Yentel.
Siapa saja yang dipilih Biden sebagai menteri bergantung pada siapa yang menguasai Senat, yang saat ini masih dikuasai Republikan. Kendali Republik atas Senat ditentukan oleh siapa yang memenangi dua kursi dalam pemilihan di Georgia, 5 Januari nanti.
Seperti apakah ”wajah Amerika sesungguhnya” yang akhirnya ditampilkan Biden dalam kabinetnya akan terjawab setelah 5 Januari nanti.