Ilmuwan Nuklir Iran Dibunuh dalam Operasi dengan Tingkat Kesulitan Tinggi
Dewan Keamanan Nasional Tertinggi Iran mengungkap pembunuhan ilmuwan nuklir Iran Mohsen Fakhrizadeh dilakukan dalam operasi dengan tingkat kesulitan tinggi, dengan peralatan elektronik yang dikendalikan dari jarak jauh.
Oleh
Mahdi Muhammad
·5 menit baca
TEHERAN, SELASA — Jenazah ilmuwan nuklir terkemuka Iran, Mohsen Fakhrizadeh, yang tewas dibunuh dalam penyergapan di luar Teheran pada pekan lalu, telah dimakamkan di kompleks Masjid Emamzade di Teheran utara, Senin (30/11/2020). Tidak lama setelah pemakaman itu, Dewan Keamanan Nasional Tertinggi Iran mengungkapkan versi baru terjadinya pembunuhan Fakhrizadeh dan keterlibatan organisasi warga Iran di pengasingan. Diungkapkan juga keterlibatan intelijen dan komunitas Israel di Iran.
Ali Samkhani, Sekretaris Dewan Keamanan Nasional Tinggi Iran, kepada stasiun televisi pemerintah, mengatakan bahwa operasi pembunuhan Fakhrizadeh adalah operasi pembunuhan yang memiliki tingkat kesulitan tinggi dan menggunakan peralatan elektronik dari jarak jauh. ”Tidak ada individu yang terlibat atau terlihat langsung di lapangan,” katanya.
Pada saat yang sama, Samkhani menuding keterlibatan kelompok Mujahidin Rakyat Iran (MEK) di dalam pembunuhan Fakhrizadeh bekerja sama dengan badan intelijen Israel, Mossad.
Pernyataan Shamkhani secara drastis mengubah kisah pembunuhan Fakhrizadeh, yang terjadi pada Jumat (27/11/2020). Pihak berwenang awalnya mengatakan, sebuah truk meledak dan kemudian orang-orang bersenjata menembaki mobil yang ditumpangi Fakhrizadeh. Fakhrizadeh dan seorang pengawalnya tewas dalam insiden itu. Saat itu, televisi pemerintah mewawancarai seorang pria yang menggambarkan melihat orang-orang bersenjata melepaskan tembakan.
Televisi pemerintah berbahasa Inggris, Press TV, Senin pagi, mengeluarkan laporan adanya sebuah senjata yang ditemukan di sekitar lokasi penyergapan memiliki ”logo dan spesifikasi industri militer Israel”. Saluran TV pemerintah berbahasa Arab, Al-Alam, mengklaim senjata yang digunakan ”dikendalikan oleh satelit”, klaim yang juga dibuat Minggu oleh kantor berita semiresmi Fars.
Versi lain
Pernyataan Samkhani berbeda dengan penjelasan Javad Mogouyi, pembuat film dokumenter untuk Korps Pengawal Revolusi Islam Iran, seperti yang dituliskan media The New York Times. Melalui akun media sosialnya yang dikutip Times, Mogouyi menjelaskan, Fakhrizadeh dan para pengawalnya tengah berkendara menuju rumah mertuanya di kota Absard, Iran.
Untuk mengecoh orang-orang yang diduga membuntutinya, mobil yang dikendarai Fakhrizadeh coba menempuh rute berputar-putar sebelum mengarah ke rumah mertuanya. Sebuah mobil Nissan yang kosong tidak jauh dari lintasan yang akan dilalui mobil Fakhrizadeh meledak, merobohkan beberapa tiang listrik, dan memadamkan aliran listrik di sekitar lokasi kejadian.
Sekelompok orang bersenjata kemudian keluar dari sebuah mobil jenis sport utility vehicle, Hyundai Santa Fe, dan beberapa orang lainnya menghadang menggunakan sepeda motor. Total diperkirakan ada 12 orang bersenjata, yang diduga merupakan tim pembunuh, memberondong kendaraan yang ditumpangi Fakhrizadeh dan pengawalnya.
Tiga peluru tajam setidaknya menembus pintu dan kaca mobil serta mengenai Fakhrizadeh, yang menjadi target utama. Fakhrizadeh yang terluka sempat membuka pintu mobil dalam kondisi terluka akibat tembakan. Pada saat yang bersamaan, kamera pengawas di pinggir jalan dinonaktifkan. Semua anggota kelompok bersenjata yang terlibat dalam operasi itu melarikan diri tanpa cedera.
Klinik medis terdekat tidak mampu menangani luka Fakhrizadeh karena kehilangan daya listrik. Fakhrizadeh dinyatakan meninggal pada saat helikopter penyelamat dapat membawanya ke rumah sakit Teheran. ”(Peristiwa pembunuhan) Itu seperti film aksi Hollywood,” tulis Mogouyi dalam akunnya.
Menanggapi tudingan Shamkhani, Shahin Gobadi, juru bicara MEK atau Mujahidin e-Khalq, membantahnya. Dia menilai pernyataan Shamkhani hanyalah bentuk pelampiasan kemarahan, dendam, dan sebuah kebohongan yang dipicu oleh kebocoran informasi mengenai program nuklir pemerintah.
Dikendalikan dari jarak jauh
Pengendalian senjata dari jarak jauh bukanlah hal baru. Pesawat nirawak bersenjata jarak jauh, misalnya, mengandalkan koneksi satelit untuk dikendalikan oleh pilot dari lokasi yang berbeda, baik di dalam satu provinsi yang sama atau bahkan melewati batas negara. Namun, biasanya, operator mereka terhubung dengan jaringan kabel atau penguat transmisi di lapangan untuk mengurangi kemungkinan adanya lag atau penundaan dalam proses eksekusi tindakan.
Israel diketahui telah menggunakan sistem terprogram seperti ini di sepanjang perbatasan Jalur Gaza yang dikendalikan kelompok Hamas.
Jeremy Binnie, editor isu Timur Tengah majalah mingguan Jane’s Defense Weekly, mengatakan bahwa meski secara teknis hal itu dimungkinkan, tidak segera jelas apakah sistem seperti itu telah digunakan sebelumnya. ”Itu bukanlah sebuah hal yang tidak mungkin,” kata Binnie.
Pemikiran Binnie sejalan dengan informasi adanya truk yang meledak di sekitar lokasi setelah serangan terjadi, diduga untuk menghancurkan senjata dan alat-alat komunikasi yang dikendalikan satelit. Namun, pejabat keamanan Iran tidak segera mengonfirmasi mengenai hal itu.
Peneliti keamanan dan intelijen pada Brookings Insitute, Bruce Riedel, menyoroti soal kemampuan tidak bisa ditangkap yang dimiliki oleh para pelaku serta kemampuan Iran dalam menelurkan kebijakan pasca-pembunuhan.
”Jarang ada negara yang menunjukkan kemampuan serupa untuk menyerang tanpa bisa ditangkap di dalam wilayah musuh terberatnya. Dan, tidak ada tanda-tanda akan dilawan secara efektif oleh Iran,” kata Riedel yang juga merupakan mantan pejabat Badan Pusat Intelijen Pusat (CIA) yang berpengalaman di Israel.
Janji Iran
Sejumlah pejabat tertinggi Iran hadir dalam upacara penghormatan Fakhrizadeh di kantor Kementerian Pertahanan Iran. Sebagai bagian dari prosesi sebelum pemakaman, pada Sabtu dan Minggu, jenazah Fakhrizadeh dibawa ke tempat-tempat suci Syiah di timur laut kota Masyhad dan Qom di Iran tengah, serta tempat suci pendiri republik Islam, Ayatollah Ruhollah Khomeini di Teheran.
Fakhrizadeh dimakamkan di kompleks Masjid Imamzadeh Saleh, sebuah tempat suci penganut Syiah penting di Teheran utara. Di tempat itu juga, dua ilmuwan nuklir lainnya yang tewas dalam pembunuhan–diyakini juga didalangi Israel–dimakamkan pada 2010 dan 2011.
Para pejabat tertinggi Iran, di antaranya Kepala Garda Revolusi Jenderal Hossein Salami, Komandan Brigade Quds Jenderal Esmail Ghaani, Kepala Program Nuklir Sipil Ali Akbar Sahei, dan Menteri Intelijen Mamoud Alavi, terlihat hadir dalam pemakaman Fakhrizadeh.
Menteri Pertahanan Iran Amir Hatami dalam pidatonya menyatakan bahwa kematian Fakhrizadeh akan membuat Iran menjadi lebih bersatu dan memiliki tekad yang kuat. ”Kami akan melanjutkan dengan lebih cepat dan lebih banyak kekuatan,” kata Hatami.
Respons negara lain
Uni Emirat Arab (UEA), yang baru saja mencapai kesepakatan normalisasi dengan Israel, mengeluarkan pernyataan mengecam keras pembunuhan Fakhrizadeh sebagai sebuah pembunuhan yang keji. Pemerintah UEA memperingatkan pembunuhan itu dapat memicu konflik lebih lanjut di wilayah tersebut.
Bahrain, negara Teluk lainnya yang juga baru-baru ini menormalisasi hubungan dengan Israel, juga mengecam keras pembunuhan Fakhrizadeh.
”Mengingat situasi saat ini di kawasan itu, Kerajaan Bahrain meminta semua pihak untuk menahan diri secara maksimal untuk menghindari tingkat ketidakstabilan baru,” kata Kementerian Luar Negeri Bahrain.
Sementara itu, Direktur Jenderal Kementerian Luar Negeri Israel Alon Ushpiz telah mengirim telegram ke semua delegasi diplomatik Israel di seluruh dunia, meminta para diplomat untuk mempertahankan ”tingkat kesiapan dan kesadaran tertinggi dari setiap aktivitas” di sekitar misi dan pusat komunitas Yahudi.
Media berbahasa Ibrani di Israel melaporkan bahwa setelah pembunuhan Fakhrizadeh, Kementerian Luar Negeri memerintahkan peningkatan keamanan di beberapa misi diplomatik Israel di luar negeri. Kementerian menolak berkomentar tentang masalah keamanan diplomatik. (AP/AFP)