Orang dengan Riwayat Alergi Serius Tidak Direkomendasikan Disuntik Vaksin Covid-19 Pfizer
Dua kejadian ikutan pasca-imunisasi Covid-19, berupa reaksi alergi berat, terjadi di Inggris setelah kampanye vaksinasi Covid-19 digelar.
Oleh
ADHITYA RAMADHAN
·4 menit baca
LONDON, KAMIS — Otoritas kesehatan Inggris memperingatkan orang dengan riwayat alergi yang serius tidak boleh divaksin Covid-19 buatan Pfizer/BioNTech. Otoritas kesehatan di sana kini menyelidiki apakah dua kasus reaksi alergi di hari pertama vaksinasi berhubungan dengan vaksin yang diberikan.
Direktur Medis Badan Layanan Kesehatan (NHS) Inggris Stephen Powis, Kamis (10/12/2020), mengatakan, peringatan itu dikeluarkan sebagai ”dasar kehati-hatian” dan orang yang mengalami reaksi alergi itu sekarang sudah pulih.
Sementara Pfizer dan BioNTech mengatakan bahwa mereka bekerja dengan para penyelidik kesehatan di Inggris ”untuk memahami setiap kasus dan penyebabnya”.
Badan Pengawas Obat dan Produk Kesehatan Inggris (MHRA) menyebutkan, orang yang memiliki reaksi alergi berat terhadap vaksin, obat, atau makanan tidak boleh disuntik vaksin Covid-19. Vaksinasi juga harus dilakukan hanya di fasilitas yang memiliki peralatan resusitasi.
Peringatan seperti itu lumrah terjadi. Sejumlah vaksin yang sudah beredar luas di tengah masyarakat juga memiliki peringatan reaksi alergi dan dokter mengetahui hal ini.
Dua orang yang dilaporkan mengalami reaksi alergi setelah divaksin Covid-19 adalah staf NHS yang memang memiliki riwayat alergi berat dan membawa suntikan adrenalin, seperti EpiPen. Keduanya mengalami reaksi alergi serius, tapi kemudian kembali pulih setelah dirawat.
Profesor Farmakoepidemiologi di London School of Hygiene & Tropical Medicine Stephen Evans mengatakan, otoritas kesehatan telah melakukan tindakan dengan benar. Namun, publik tidak perlu khawatir untuk divaksin.
”Bagi populasi umum, ini tidak berarti mereka harus cemas ketika disuntik vaksin. Satu hal yang harus diingat adalah mermite (makanan yang dibuat dari ragi pembuat bir) sekalipun bisa menyebabkan reaksi alergi parah yang tak terduga,” tutur Evans.
Ashish Jha, Dekan School of Public Health di Brown University, menyarankan, orang dengan riwayat alergi terhadap vaksin, obat, atau makanan agar menunda mendapat vaksin Covdi-19 sambil menunggu penyelidikan dua kasus alergi yang telah terjadi. Saran yang sama berlaku juga bagi warga yang direkomendasikan membawa suntikan adrenalin.
Jha menambahkan, karena vaksinasi Covid-19 menjadi perhatian dunia, ”Setiap hal kecil yang terjadi bisa jadi besar. Kita harus membahasnya, harus jujur terhadap masyarakat, tetapi kita harus menempatkan persoalan pada konteksnya dan membantu orang untuk mengerti bahwa ada segelintir orang yang punya reaksi alergi pada hampir semua obat.”
Mulai Selasa (8/12/2020), Inggris melakukan kampanye vaksinasi Covid-19 menggunakan vaksin buatan Pfizer/BioNTech setelah MHRA menyetujui penggunaannya untuk kepentingan darurat. Tidak diketahui berapa banyak warga Inggris yang sudah disuntik vaksin sejak Selasa kemarin. Namun, Pemerintah Inggris menargetkan memberikan 800.000 dosis vaksin dalam fase pertama vaksinasi Covid-19 sekarang.
Pfizer dan BioNTech mengatakan, dalam uji klinis fase III tidak ditemukan aspek keamanan yang serius dari vaksin Covid-19. Lebih dari 42.000 orang telah menerima dua dosis vaksin Covid-19 selama uji klinis.
Data lebih rinci dari uji klinis menunjukkan potensi reaksi alergi pada partisipan yang menerima suntikan vaksin sebesar 0,63 persen dan pada penerima plasebo 0,51 persen. Pihak peninjau dari Badan Pengawas Obat dan Makanan Amerika Serikat (FDA) menyebut angka ini sedikit tidak seimbang.
Dokumen yang dipublikasikan Pfizer/BioNTech memperlihatkan bahwa orang dengan riwayat reaksi alergi berat tidak dimasukkan dalam uji klinis dan dokter disarankan untuk mewaspadai gejala reaksi alergi pada partisipan uji klinis yang sebelumnya tidak memiliki riwayat alergi.
Sementara itu, Rabu (9/12/2020), regulator kesehatan Kanada menyetujui penggunaan darurat vaksin Covid-19 dari Pfizer/ BioNTech dan vaksinasi akan dilakukan di seluruh wilayah mulai pekan depan. Kemungkinan semua warga Kanada sudah divaksin paling cepat September 2021.
Dengan begitu, Kanada menjadi negara ketiga setelah Inggris dan Bahrain yang mengeluarkan otorisasi penggunaan darurat vaksin Covid-19.
Di parlemen, Perdana Menteri Kanada Justin Trudeau mengatakan, kabar ini merupakan kabar baik bagi warga Kanada. ”Pekan depan, 30.000 dosis vaksin akan tiba, tetapi kita menghadapi musim dingin yang berat untuk dilalui,” ujarnya.
Akan tetapi, kabar mengkhawatirkan mengiringi popularitas vaksin Covid-19 dari Pfizer/BioNTech yang sudah dipakai di beberapa negara. Pfizer mengatakan, dokumen terkait vaksin ini telah diakses secara ilegal selama serangan siber terhadap regulator kesehatan Uni Eropa. Meski begitu, tidak ada sistem yang dibobol dalam insiden ini.
Badan Kedokteran Eropa (EMA) yang berbasis di Amsterdam, Belanda, telah melaporkan adanya serangan siber ini. Namun, mereka tidak memberikan detailnya.
EMA menjanjikan keputusan otorisasi penggunaan darurat vaksin Covid-19 Pfizer pada 29 Desember mendatang dan keputusan serupa untuk vaksin Covid-19 dari Moderna pada 12 Januari 2021. (AP/REUTERS/AFP)