Tudingan Rasisme di Kerajaan Inggris Jadi Sorotan, Gedung Putih Pun Ikut Bicara
Sekretaris Pers Gedung Putih Jen Psaki mengatakan, Meghan telah berani karena mengungkap persoalan mental yang dihadapinya. Keberanian Meghan dinyatakan sesuai dengan keyakinan Presiden AS Joe Biden.
LONDON, SELASA — Inggris perlu menindaklanjuti secara serius tudingan rasisme di keluarga kerajaan. Apalagi, tudingan itu dilontarkan oleh anggota keluarga kerajaan.
Pemimpin oposisi Partai Buruh Inggris, Keir Starmer, mengatakan bahwa kerap kali rasisme diremehkan. Kali ini, ada kesempatan untuk bertindak lebih serius atas tudingan rasisme. ”Kita lihat bagaimana lembaga bereaksi pada (isu rasisme) ini,” ujarnya, Senin (8/3/2021), di London.
Starmer menegaskan, pihak kerajaan harus memperhatikan tuduhan rasisme itu secara serius. ”Isu-isu yang diangkat Meghan tentang rasisme dan kesehatan mental benar-benar isu yang serius,” katanya. ”Itu sebagai pengingat bahwa masih terlalu banyak warga yang mengalami rasisme di Inggris abad ke-21.”
Baca juga: Dua Tahun Harry-Meghan Alami Tekanan, Kehidupan Kerajaan Tak Seindah Dongeng
Starmer mengatakan, pendapat itu selepas wawancara Pangeran Harry dan istrinya, Meghan Markle, dengan produser dan pembawa acara televisi ternama AS, Oprah Winfrey, yang disiarkan oleh CBS. Dalam wawancara itu, Harry-Meghan mengungkap kehidupan mereka setelah menikah pada 19 Mei 2018 dan menjadi anggota keluarga Kerajaan Inggris.
Meghan menggambarkan kehidupan di lingkungan Kerajaan Inggris itu sangat tidak menyenangkan, bahkan setelah tiga tahun menikah. Ada beberapa anggota keluarga kerajaan yang rasis, tetapi Meghan tak mau menyebutkan nama. Ia menceritakan, Kate Middleton, istri Pangeran William, membuatnya menangis sebelum upacara pernikahannya karena Kate mengkritik pedas gaun yang dipakai Putri Charlotte, yang akan membawa bunga saat pernikahannya dengan Harry.
Meghan juga menuding keluarga Kerajaan Inggris rasis karena pernah mengutarakan kekhawatiran akan seberapa gelap warna kulit anak mereka, Archie (1). Ia mendapat cerita obrolan keluarga Kerajaan Inggris itu dari Pangeran Harry saat ia masih hamil 3 bulan. Karena khawatir dengan warna kulitnya, Archie tidak akan mendapatkan gelar pangeran.
Meghan mengaku sempat mengalami krisis kesehatan mental sampai ingin bunuh diri, tetapi tidak ada satu anggota keluarga kerajaan pun yang peduli. Harry dan Meghan mengumumkan mundur dari tugas dan tanggung jawab Kerajaan Inggris pada Januari 2020. Pasangan itu resmi mundur dan menanggalkan tugas-tugas kerajaan, Maret 2020. Mereka pindah ke Santa Barbara, California, Amerika Serikat.
Andil tabloid Inggris
Harry juga menyebutkan, rasisme di kalangan tabloid Inggris menjadi alasan terbesar ia dan Meghan meninggalkan status sebagai anggota keluarga kerajaan. Tabloid Inggris disebutnya terlalu fanatik. Fanatisme itu menghadirkan suasana beracun dengan mengandalkan kendali serta ketakutan.
Ia mengaku khawatir nasib ibunya, Putri Diana, terulang pada keluarga mudanya. Putri Diana tewas dalam kecelakaan mobil yang berusaha menghindari kejaran paparazi atau juru foto lepas untuk media gosip. ”Saya melihat sejarah berulang, dengan bentuk lebih berbahaya. Karena ada masalah ras, media sosial,” ujarnya.
Meghan menyebutkam, media sosial di Inggris dirasakan sangat brutal dan tanpa aturan. Ia juga menyesalkan kegagalan pejabat hubungan kemasyarakatan kerajaan yang dinilainya gagal melindungi keluarga Harry-Meghan.
Baca juga: Pangeran Harry-Meghan ”Bertarung di Udara” dengan Keluarga Kerajaan Inggris
Perdana Menteri Inggris Boris Johnson menolak berkomentar soal wawancara itu. ”Kalau berkaitan dengan keluarga kerajaan, hal yang tepat bagi perdana menteri adalah diam saja,” ujarnya seraya menekankan secara pribadi sangat menghormati Ratu Elizabeth II, nenek Harry.
Sesuai keyakinan Biden
Sementara Sekretaris Pers Gedung Putih Jen Psaki mengatakan, Meghan telah berani karena mengungkap persoalan mental yang dihadapinya. Keberanian Meghan dinyatakan sesuai dengan keyakinan Presiden AS Joe Biden. Walakin, seperti Johnson, Psaki juga menolak berkomentar lebih jauh.
”Mereka warga yang menyampaikan cerita dan perjuangannya,” ujarnya seraya menekankan hubungan dekat AS-Inggris.
Psaki merujuk pada fakta Harry-Meghan yang kini warga biasa setelah melepas semua status sebagai anggota keluarga kerajaan. Mereka pindah dari Inggris dan tinggal di California, AS.
Bintang tenis AS yang berteman dengan Harry-Meghan, Serena Williams, menyebut cerita Meghan menggambarkan penderitaan dan kekejaman yang dialami. ”Dampak mental pada tekanan sistematis sangat merusak, mengisolasi, dan semua itu mematikan,” tulisnya di media sosial.
Baca juga: Pangeran Harry dan Meghan Markle Menantikan Anak Kedua
”Meghan Markle, teman saya yang tidak egois, hidup dengan empati dan kasih. Dia mengajarkan saya setiap hari tentang makna kesahajaan,” lanjut Wiiliams.
Reaksi media
Wawancara Harry-Meghan juga mengundang reaksi dari media Inggris. Jurnalis senior Inggris, Piers Morgan, menyebut wawancara itu sebagai pengkhianatan terhadap Ratu Elizabeth dan keluarga kerajaan. ”Saya memahami perasaan sebagai korban kekejian dari Meghan Markle. Namun, memalukan Harry membiarkan dia menjatuhkan keluarganya dan monarki seperti ini,” ujarnya kepada BBC.
Direktur Asosiasi Editor Inggris, Ian Murray, menyangkal rasisme di media Inggris. ”Jika ada pertanyaan aneh dan memalukan, biarkan. Walakin, pers jelas tidak rasis,” ujarnya kepada BBC seraya menyangkal media Inggris fanatik dan tidak akan goyah untuk terus meminta pertanggungjawaban pada kelompok kaya dan berkuasa.
Sementara jurnalis yang lama menulis isu keluarga kerajaan Inggris, Katie Nichols, menyebut bahwa kehidupan Harry di AS berlawanan dengan pernyataannya dalam wawancara. Harry menyatakan keluar dari Inggris untuk menjauhi sorotan.
”Sejak mundur dari tugas kerajaan, pasangan itu mengeluarkan siniar, menandatangani kesepakatan dengan Netflix, dan wawancara dengan James Corden dan Oprah Winfrey. Orang bertanya (soal itu) karena pasangan ini mengaku ingin hidup tenang,” ujarnya.
Baca juga: Pangeran Harry dan Meghan Jajaki Dunia ”Podcast”
Selama di AS, Harry-Meghan justru mengungkap lebih banyak hal soal kehidupan pribadi mereka. Padahal, mereka berkali-kali menyatakan resah kehidupan pribadi dikorek oleh media Inggris.
Terkait dengan sorotan, Nichols mengatakan bahwa Meghan tidak siap dengan sorotan sebagai anggota keluarga kerajaan. Sorotan yang diterimanya sebagai istri Harry melebihi yang diterimanya kala menjadi aktris. ”Dia memang selebritas walakin bukan kelas A seperti Angelina Jolie atau Nicole Kidman. Dia mengakui itu, tidak pernah mengalami sorotan seperti ini. Dia memang disorot melebihi anggota keluarga kerajaan lainnya,” ujarnya.
Nichols juga menyebutkan, memang ada banyak cerita negatif soal pengeluaran Harry-Meghan. Media Inggris, antara lain, menyorot biaya renovasi rumah pribadi Harry yang menghabiskan 4 juta dollar AS. Sebelum akhirnya dibayar kembali oleh Harry, dana renovasi ditanggung dari APBN sebagai bentuk tunjangan untuk keluarga kerajaan.
Biaya untuk membeli busana Harry-Meghan juga disorot karena menghabiskan ratusan ribu dollar AS. Dalam wawancara dengan Oprah, Meghan mengenakan baju bernilai hampir 5.000 dollar AS. (AP/REUTERS)