Kesenjangan Vaksinasi Masih Lebar, RI Kembali Serukan Pentingnya Kerja Sama Global
Kendati beragam vaksin Covid-19 sudah diproduksi, kesenjangan akses vaksin masih terjadi. Di Eropa dan Amerika Utara, sudah lebih dari 80 persen populasi mendapat vaksin, sedangkan Afrika baru 4,7 persen.
Oleh
Nina Susilo
·4 menit baca
JAKARTA, KOMPAS — Kesenjangan vaksinasi secara global masih lebar. Karena itu, diperlukan kerja sama global untuk mengatasi pandemi Covid-19 secara serentak dengan memastikan semua negara mendapatkan akses yang sama dan memadai terhadap vaksin.
Harapan agar dunia mampu melawan Covid-19 secara bersama selalu diserukan Indonesia dalam forum-forum dunia. Menteri Luar Negeri Retno Marsudi saat menyambut kedatangan vaksin Moderna secara virtual, Minggu (1/8/2021) juga kembali mengingatkan perlunya kerja sama global ini. Dia juga mengutip Direktur Jenderal Badan Kesehatan Dunia (WHO) Tedros Adhanom Ghebreyesus yang sangat memerhatikan masih lebarnya kesenjangan vaksinasi di tingkat global.
Pekan ini, vaksinasi di kawasan Eropa telah mencapai 84,9 persen dari total populasi. Begitu pula di kawasan Amerika Utara, sudah 82,5 persen populasi yang mendapat suntikan vaksin.
Indonesia sudah menyuntikkan lebih dari 67 juta dosis vaksin Covid-19 atau sekitar 24,49 persen dari total populasi Indonesia.
Kondisi berbeda terjadi di belahan dunia lain, seperti Afrika dimana vaksinasi baru mencapai 4,6 persen populasi. Sementara di ASEAN sudah lebih baik dibanding Afrika, tetapi masih jauh di bawah Eropa dan Amerika, yakni 21,7 persen populasi yang mendapatkan vaksinasi.
Indonesia, kata Retno, sudah menyuntikkan lebih dari 67 juta dosis vaksin Covid-19 atau sekitar 24,49 persen dari total populasi Indonesia. Dalam catatan Satgas Penanganan Covid-19, sampai Jumat (31/7/2021), sebanyak 47.226.514 warga sudah mendapatkan dosis pertama. Adapun warga yang sudah mendapatkan dua dosis atau lengkap baru 20.534.823 orang.
Dengan demikian, dibandingkan target 208.265.720 juta orang, baru 9,85 persen yang sudah mendapatkan dua dosis. Penerima vaksin dosis pertama baru 22,67 persen dari target.
Bila dibandingkan populasi Indonesia 270 juta jiwa, sebenarnya baru 17,49 persen yang sudah mendapatkan vaksinasi dosis pertama. Adapun warga yang sudah mendapatkan dua dosis hanya 7,6 persen.
Percepatan
Mempercepat program vaksinasi, pemerintah berupaya memastikan ketersediaan vaksin untuk semua warga sasaran. Menlu Retno dan Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan Muhadjir Effendy menyambut kedatangan 3,5 juta vaksin Moderna di Bandara Internasional Soekarno-Hatta Tangerang, Minggu (1/8/2021) secara virtual. Ini adalah kedatangan vaksin tahap ke-32 di Indonesia.
Vaksin Moderna ini adalah bagian dari program berbagi vaksin dari Pemerintah Amerika Serikat yang dikirimkan melalui fasilitas Covax. Sebelum ini, vaksin Moderna di program sama telah tiba pada 11 Juli dan 15 Juli lalu. Dengan kedatangan ketiga kali ini, telah 8.000.160 dosis vaksin Moderna ada di Indonesia.
Vaksin Moderna ini, menurut Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin dalam keterangannya pada awal Juli, akan digunakan sebagai penguat (booster) vaksin ketiga bagi para tenaga kesehatan. Penguat vaksin ini diharapkan akan menjaga para tenaga kesehatan dari gelombang kedua pandemi.
Retno menyampaikan terima kasih dan penghargaan kepada Pemerintah Amerika Serikat atas dukungan tambahan vaksin Moderna ini.
Kerja sama melalui mekanisme dose sharing ini adalah salah satu cara yang penting dilakukan agar dunia dapat segera keluar dari pandemi.
Pada 2 Agustus 2021, lanjut Retno, Indonesia akan menerima 620.000 dosis vaksin AstraZeneca hasil kerja sama bilateral berbagi vaksin dari Pemerintah Inggris. ”Menurut rencana ada pengiriman berikutnya yang belum dapat disebutkan jumlahnya,” tambahnya.
Dukungan vaksin ini diperoleh dari komunikasi intensif Menlu Retno dan Menlu Inggris Dominic Raab. Diskusi terakhir dilakukan di sela pertemuan G-20 di Kota Matera, Italia, 29 Juni. Atas kerja sama ini, Pemerintah Indonesia juga mengungkapkan terima kasih dan penghargaannya.
”Kerja sama melalui mekanisme dose sharing ini adalah salah satu cara yang penting dilakukan agar dunia dapat segera keluar dari pandemi ini,” kata Retno.
Dalam catatan Kementerian Luar Negeri, Indonesia telah menerima 178.357.880 dosis vaksin. Jumlah ini terdiri atas 144.700.280 vaksin curah (bulk) dan 33.657.600 dosis vaksin jadi.
Amankan stok
Dari 178 juta dosis vaksin tersebut, 19.704.960 dosis vaksin jadi diperoleh secara gratis melalui fasilitas Covax. ”Pemerintah akan terus bekerja keras untuk mengamankan pengadaan vaksin bagi kepentingan rakyat Indonesia,” kata Retno.
Muhadjir menambahkan, stok vaksin yang aman diperlukan untuk memastikan percepatan vaksinasi. Bulan Agustus ini, Presiden Joko Widodo meminta vaksinasi dilakukan 2 juta penyuntikan per hari.
Harapannya, semakin banyak penduduk yang memiliki kekebalan semakin baik dalam melawan Covid-19. Karena itu, kata Muhadjir, kerja sama dengan berbagai pihak sangat diperlukan dalam mempercepat program vaksinasi ini, baik dengan sektor swasta, organisasi profesi, maupun organisasi kemasyarakatan.
Sejauh ini, target sejuta penyuntikan per hari sepanjang Juni dan Juli tak berjalan mulus. Sepekan terakhir, 25-31 Juli, jumlah penyuntikan bervariasi per hari, mulai 792.556 pada 25 Juli, 481.720 di hari berikutnya, diikuti 1.086.694, 893.182, 1.121.090, 993.250, dan 808.923.
Karena itu, selain mendorong kerja sama dengan berbagai pihak, Muhadjir juga meyakinkan bahwa semua vaksin yang masuk dan beredar di Indonesia telah dipastikan aman, berkhasiat, dan halal. ”Warga tidak perlu ragu untuk ikut vaksinasi,” ujarnya.
Selain itu, Muhadjir mengingatkan, vaksinasi tidak bisa berdiri sendiri. Namun, semua harus terus mematuhi 3M, yaitu memakai masker, menjaga jarak, dan sering mencuci tangan. Di sisi lain, pemerintah harus terus memperkuat 3T, yakni tes (testing), telusur (tracing), dan tindak lanjut (treatment).
Semua langkah ini dinilai penting untuk memulihkan kesehatan membangkitkan produktivitas dan mengakhiri pandemi. Selain itu, semua ketentuan dalam pembatasan kegiatan masyarakat (PPKM) juga diminta tetap dipatuhi untuk melindungi semua dan memutus rantai penularan Covid-19.