JAKARTA, KOMPAS – Melemahnya nilai tukar rupiah terhadap dollar Amerika berimbas pula pada industri farmasi yang selama ini sebagian besar komponen bahan bakunya impor. Sebagian terbesar atau sekitar 90 persen bahan baku industri farmasi masih didatangkan dari luar negeri.
Direktur PT Dexa Medica Gunawan Lukman, Jumat (7/9/2018) di Jakarta, mengatakan, impor bahan baku ini memang menjadi beban selama ini. Meski begitu, Dexa belum akan mengambil tindakan strategis terkait pelemahan rupiah ini. "Kami melihat perkembangan kurs ke depan. Saat ini kami coba meningkatkan efisiensi dan tidak serta merta menaikkan harga," katanya.
Menurut Presiden Direktur PT Kalbe Farma Tbk Vidjongtius, rupiah yang lemah berakibat pada naiknya harga pokok produk. Dia pernah mengatakan bahwa Kalbe mematok nilai tukar rupiah sebesar Rp 13.500 per dollar AS untuk perhitungan transaksi (Kompas, 23/5/2018).
"Rupiah melemah 8-9 persen memberikan dampak harga pokok produk naik 2-3 persen. Ini diasumsikan harga bahan baku dalam mata uang asal stabil," katanya, Jumat.
Sementara, ujar Vidjongtius, menaikkan harga jual saat ini bukan keputusan yang mudah bagi industri karena kondisi pasar yang belum menentu. Kalbe pun harus memilih produk yang harganya naik. Tidak semua produk.naik harganya. Hanya beberapa obat bebas dan beberapa produk nutrisi di kuartal III ini yang naik rata-rata 3 persen.
Adapun obat resep untuk mencukupi program Jaminan Kesehatan Nasional Kartu Indonesia Sehat (JKN-KIS) tidak bisa naik karena sudah diatur pemerintah. Sedangkan obat lain, seperti misalnya obat bebas, masih memungkinkan naik.
Membahas harga obat
Secara terpisah, Direktur Eksekutif Gabungan Perusahaan Farmasi (GP Farmasi) Darodjatun Sanusi, mengatakan, dirinya belum bisa berkomentar terkait dampak yang dirasakan oleh industri farmasi dalam negeri akibat melemahnya nilai tukar rupiah terhadap dollar AS. Sejauh ini ia juga belum mendapat informasi ada tidaknya industri farmasi yang menaikkan harga obat karena lemahnya nilai tukar rupiah tersebut.
Namun yang jelas, ujar Darodjatun, GP Farmasi akan menggelar rapat dengan Kementerian Kesehatan yang di antaranya membahas harga obat. "Yang kami perhatikan adalah harga obat untuk program. Harga obat reguler di luar keperluan JKN diserahkan kepada masing-masing industri," katanya.
Vidjongtius menambahkan, di tengah melemahnya nilai tukar rupiah pasokan bahan baku obat masih lancar.
Adapun untuk menekan ketergantungan impor bahan baku di tengah gejolak nilai tukar rupiah, Gunawan mengatakan, Dexa terus berkomitmen untuk menggunakan bahan baku lokal. Biodiversitas Indonesia adalah salah satu yang terbesar di dunia. Mengolah bahan alam asli Indonesia dengan teknologi mutakhir memiliki nilai tambah yang tinggi.
Selain itu, kata Gunawan, pihaknya berusaha membantu pemerintah dengan terus berkontribusi mendorong peningkatan ekspor produk farmasi dalam negeri. Saat ini produk Dexa telah merambah pasar ASEAN, Afrika, dan Uni Eropa.