Wabah Meluas, Karantina Wilayah Mendesak Dilaksanakan
Karantina wilayah harus segera dilaksanakan, mengingat pembatasan sosial tidak efektif mencegah penyebaran wabah Covid-19. Hingga kini, pasien terkonfirmasi positif terus meningkat hingga mencapai 1.414 orang.
Oleh
DIONISIUS REYNALDO TRIWIBOWO
·3 menit baca
JAKARTA, KOMPAS — Karantina wilayah harus segera dilaksanakan, mengingat pembatasan sosial tidak efektif mencegah penyebaran wabah Covid-19. Hingga kini, pasien terkonfirmasi positif terus meningkat hingga mencapai 1.414 orang dengan kasus kematian mencapai 122 orang.
Juru bicara pemerintah untuk penanganan Covid-19, Achmad Yurianto, menjelaskan, hingga Senin (30/3/2020) pukul 12.00 WIB, jumlah kasus positif mencapai 1.414 orang atau bertambah 129 orang dari hari sebelumnya. Jumlah pasien yang meninggal 122 orang atau bertambah delapan orang dari sebelumnya 114 orang.
Sementara itu, pasien sembuh atau orang yang dua kali melakukan tes dengan hasil negatif berjumlah 75 orang atau bertambah 11 orang dari sebelumnya 64 orang. Saat ini, dari 34 provinsi di Indonesia, 30 provinsi ditemukan kasus positif, sedangkan orang dalam pemantauan menyebar di sejumlah daerah.
”Meningkatnya kasus positif menandakan pembatasan sosial belum benar-benar dijalankan masyarakat. Masih ada kontak dekat dengan sumber penyakit yang berada di masyarakat,” ucap Yurianto. Padahal, harus ada pemisahan jarak antara yang sehat dan yang sakit. Maka dari itu, pembatasan sosial harus benar-benar dijalankan.
Mencegah penularan
Epidemiolog dari Universitas Indonesia, Tri Yunis Miko, mengungkapkan, pemberlakuan karantina wilayah mendesak dilakukan untuk mencegah yang sakit keluar dari rumah. Dengan karantina wilayah, pemerintah bisa mengawasi keluar-masuknya warga, khususnya orang dalam pemantauan (ODP), dari rumahnya, dengan menyiapkan kebijakan hingga logistik yang dibutuhkan.
Yunis mengingatkan, dengan banyaknya kasus terkonfirmasi positif, daya dukung rumah sakit dan tenaga medis sangat terbatas. Karantina wilayah menjadi salah satu upaya mencegah yang sehat tidak terinfeksi dan yang sakit tidak menularkan. Apalagi banyak orang yang tidak menyadari menjadi pembawa virus karena tidak memiliki gejala.
”Karantina wilayah membuat orang membatasi keluar-masuk rumah atau di lingkungannya dan itu diatur dalam undang-undang, ada darurat kesehatan yang sedang dihadapi,” kata Yunis.
Selama ini, pemerintah masih fokus pada penanganan kuratif untuk menyembuhkan warga yang tertular. Hal itu dinilai belum efektif mencegah penyebarluasan virus mematikan tersebut. ”Penyebaran virus itu bisa langsung dan tidak langsung. Kalau pembatasan sosial tidak berjalan, harus ada tindakan untuk bisa memisahkan jarak,” ujarnya.
Sosiolog dari Universitas Indonesia, Imam Prasodjo, mengungkapkan, karantina wilayah bisa dilakukan tanpa menutup semua jalur, apalagi jalur produksi. Pemerintah masih bisa mengatur pelaksanaan karantina wilayah sebelum diberlakukan ke daerah-daerah.
Karantina wilayah membuat orang membatasi keluar-masuk rumah atau di lingkungannya dan itu diatur dalam undang-undang, ada darurat kesehatan yang sedang dihadapi.
”Tata pelaksanaannya harus dijabarkan sedetail mungkin dan harus mampu melindungi semua orang dari lapisan mana pun, khususnya mereka yang tidak mampu dan kalangan pekerja informal,” ucap Imam.
Imam juga mengingatkan solidaritas sosial masyarakat perlu dibangun di tengah wabah untuk membantu pemerintah saat melaksanakan karantina wilayah. Pemerintah tidak bisa berjalan sendiri dalam menghadapi wabah ini.
”Mulai sekarang mari kita lihat lagi orang-orang di kanan dan kiri kita, tetangga kita, apakah membutuhkan bantuan. Berikanlah bantuan dengan tetap patuh terhadap protokol kesehatan,” katanya.
Imam menuturkan, tidak hanya tugas pemerintah untuk memberikan alat pelindung diri secukupnya kepada para dokter, perawat, bahkan para petugas kebersihan, satpam, dan sopir yang bekerja di rumah sakit. Namun, perlu juga intervensi masyarakat untuk memberikan bantuan.
”Seandainya kita tidak melindungi memberikan peralatan terbaik buat dokter-dokter kita, dokter-dokter itu pun akan berjatuhan,” tutur Imam.
Dia mengajak masyarakat untuk membantu Pemerintah Indonesia memastikan para petugas medis di fasilitas layanan kesehatan tetap sehat dan bisa melindungi diri dari penularan Covid-9. ”Dokter-dokter kita pastikan cukup tidurnya, cukup istirahat, cukup asupan makanannya, sehingga mereka bisa berjuang di garis terdepan,” katanya.