Hasil Tes Cepat Negatif, Satu Pasien Meninggal di Ruang Isolasi RSUD Abdul Moeloek Lampung
Seorang pasien perempuan berusia 69 tahun yang dirawat di ruang isolasi RSUD Abdul Moeloek, Bandar Lampung, meninggal, Rabu (8/4/2020). Pasien telah menjalani tes cepat setelah suaminya terkonfirmasi positif Covid-19
Oleh
VINA OKTAVIA
·2 menit baca
BANDAR LAMPUNG, KOMPAS — Seorang pasien perempuan berusia 69 tahun yang dirawat di ruang isolasi RSUD Abdul Moeloek, Bandar Lampung, Lampung, meninggal, Rabu (8/4/2020). Sebelumnya, pasien itu telah menjalani tes cepat (rapid test) karena suaminya terkonfirmasi positif Covid-19. Untuk memastikan penyebab kematiannya, petugas melakukan uji usap tenggorokan (swab) karena hasil tes cepat sebelumnya menunjukkan negatif Covid-19.
Kepala Dinas Kesehatan Lampung Reihana memaparkan, pasien tersebut berobat di RSUD Abdul Moeloek sejak Selasa (7/4/2020) malam dengan keluhan sesak napas. Setelah pemeriksaan, petugas langsung merawat pasien di ruang isolasi.
”Pasien mengalami sesak berat dan tekanan darahnya 150/80 mm/Hg. Saturasi oksigen hanya 87 persen. Pasien juga mempunyai penyakit penyerta, yaitu gula darah tinggi 380 mg/dl,” kata Reihana saat memberikan keterangan pers.
Sebelum dirawat ke RSUD Abdul Moeloek, pasien sudah dua kali berobat dengan keluhan sesak napas ke rumah sakit swasta di Bandar Lampung. Namun, kondisinya tak kunjung pulih.
Pasien mengalami sesak berat dan tekanan darahnya 150/80 mm/Hg. Saturasi oksigen hanya 87 persen. Pasien juga mempunyai penyakit penyerta, yaitu gula darah tinggi 380 mg/dl.
Menurut dia, kondisi pasien semakin memburuk pada Rabu pagi. Pasien mengalami sesak napas parah dan kesadarannya mulai menurun. Pasien akhirnya meninggal pukul 10.58.
Petugas lalu memakamkan pasien sesuai prosedur standar pemakaman untuk jenazah Covid-19. Hal ini dilakukan sebagai antisipasi meskipun hasil uji usap tenggorokan pasien belum diumumkan.
Isolasi mandiri
Sebelumnya, petugas telah melakukan tes cepatterhadap pasien itu setelah suaminya diketahui positif Covid-19. Saat itu tes cepat menunjukkan hasil negatif. Petugas lalu memintanya melakukan isolasi mandiri di rumah. Hingga kini, suaminya masih menjalani perawatan di ruang isolasi RSUD Abdul Moeloek dengan identitas pasien 13.
”Sampel swab tenggorokan sudah dikirim ke laboratorium. Butuh waktu sekitar empat hari untuk mengetahui hasilnya,” papar Reihana.
Berdasarkan data Dinas Kesehatan Lampung, hingga Rabu, pasien positif Covid-19 di Lampung 16 orang. Jumlah orang dalam pemantauan yang masih menjalani karantina mandiri 1.082 orang. Adapun jumlah pasien dalam pengawasan 41 orang.
Kendati kasus Covid-19 terus bertambah, Reihana menyebut, Lampung masih berada pada zona hijau. Dengan begitu, pemerintah daerah belum berencana menerapkan pembatasan sosial skala besar.
Selama ini upaya yang dilakukan pemerintah adalah dengan memperketat pengawasan di pintu masuk menuju Lampung, seperti di pelabuhan dan bandara. Selain itu, petugas juga mendata dan memantau kondisi pemudik selama 14 hari setelah tiba di Lampung.
Arinal meminta semua kepala daerah di kabupaten dan kota memperketat pemeriksaan di pintu masuk wilayahnya masing-masing. Pemudik yang tiba dari wilayah episentrum Covid-19, seperti Jakarta dan Bogor, juga harus diawasi. Hal ini untuk mengantisipasi menyebarnya virus korona baru hingga ke pelosok desa di Lampung.