Pemerintah Kota Batam kesulitan memetakan sebaran Covid-19 karena tidak memiliki alat tes yang memadai. Akibatnya, pembatasan sosial berskala besar atau PSBB urung diusulkan.
Oleh
PANDU WIYOGA
·2 menit baca
BATAM, KOMPAS — Pemerintah Kota Batam kesulitan memetakan sebaran Covid-19 karena tidak memiliki alat tes yang memadai. Akibatnya, pembatasan sosial berskala besar atau PSBB urung diusulkan. Untuk sementara, warga hanya diimbau tertib mengenakan masker dan mengurangi aktivitas luar ruang.
Juru Bicara Gugus Penanganan Tugas Covid-19 Kota Batam Azril Apriansyah, Rabu (8/4/2020), mengatakan, pemeriksaan dengan metode tes cepat baru menjangkau 197 orang. Jumlah itu sangat sedikit, mengingat pada penyisiran sebelumnya ditemukan 2.065 orang mengidap gejala mirip Covid-19.
Sebelumnya, harapan agar deteksi dini bisa dikebut sempat muncul ketika Singapura memberikan bantuan dua polymerase chain reaction (PCR) beserta 20.000 alat tesnya, Jumat (10/4/2020). Namun, alat tersebut sampai sekarang belum bisa digunakan karena beberapa komponen pendukung belum lengkap.
”Batam belum mengajukan penetapan status (PSBB). Alat tes belum lengkap sehingga belum bisa diputuskan jumlah orang yang terinfeksi,” kata Wali Kota Batam Muhammad Rudi, Selasa (7/4/2020).
Untuk memberlakukan PSBB suatu provinsi, kabupaten/kota harus memenuhi sejumlah kriteria. Salah satunya adalah jumlah kematian akibat Covid-19 mengalami peningkatan secara signifikan. Kondisi itu juga harus memiliki kaitan epidemiologis dengan kejadian serupa di daerah lain.
Tiga pasien positif dan 11 PDP dilaporkan meninggal.
Data terakhir menunjukkan, sejauh ini ada 5 pasien positif dan 76 pasien dalam pengawasan (PDP) di Batam. Tiga pasien positif dan 11 PDP dilaporkan meninggal. Adapun orang dalam pengawasan (ODP) jumlahnya mencapai 1.431 jiwa.
Melihat hal itu, Pemkot Batam kini mewajibkan warga untuk mengenakan masker dan meminta aparat rutin berpatroli membubarkan warga yang masih bergerombol. ”Kami berharap perusahaan-perusahaan garmen bisa memenuhi kebutuhan masker bagi 1,3 juta warga Batam,” ujar Rudi.
Kepala Dinas Tenaga Kerja Kota Batam Rudi Sakyakirti mengatakan, perusahaan garmen ada banyak jumlahnya, tetapi hasil produksi habis diekspor. Oleh karena itu, Pemkot Batam kini tengah berunding dengan sejumlah perusahaan agar bersedia membuat masker selama pandemi Covid-19 berlangsung.
Selain masker, Rudi juga berjanji untuk memenuhi kebutuhan pokok bagi para pekerja harian dan warga kurang mampu. Bantuan yang akan diberikan untuk satu bulan adalah bahan pokok berupa beras 20 kilogram (kg), gula 3 kg, minyak goreng 2 kg, dan mi instan 1 dus.