Kiat Sembuh dari Covid-19 dengan Isolasi Mandiri
Sejumlah penyintas Covid-19 berbagi kisah kesembuhan mereka. Selain multivitamin dan makanan bergizi, kondisi psikis yang baik membantu proses penyembuhan.
Selamat dari Covid-19 serupa keajaiban buat para pasien. Perjuangan untuk sembuh bukan perkara mudah. Ada risiko fatal yang bisa dihadapi sewaktu-waktu jika badan tidak kuat melawan virus. Kendati demikian, para penyintas menelan kekhawatiran tersebut dan memilih berjuang hingga sembuh.
Simon Nainggolan (50), seorang wirausahawan di Jakarta, adalah salah satu orang yang baru saja sembuh dari Covid-19. Ia mengisolasi diri sejak 23 Maret 2020 atau empat hari sejak tubuhnya demam.
Pada 24 Maret 2020, hasil tes usap tenggorokan (swab) menyatakan ia positif korona. Istrinya, Lokadita (46), juga positif korona, sedangkan putrinya yang masih duduk di bangku sekolah dasar dinyatakan negatif.
Simon terinfeksi virus SARS-CoV-2 setelah melakukan kontak dengan ibu mertuanya. Sang mertua terifeksi setelah menghadiri acara di Bekasi. Setelah dirawat di Rumah Sakit Umum (RSU) Bunda, Jakarta, selama beberapa saat, mertua Simon meninggal dunia.
Saat menunggu hasil tes usap tenggorokan keluar, Simon terlebih dahulu mengisolasi diri di lantai dua rumahnya. Ia tinggal di kamar selama 14 hari, sedangkan istri dan anaknya di lantai bawah.
”Saya tidak bertemu siapa-siapa selama itu. Makanan selalu disiapkan di depan pintu kamar. Istri yang mendukung saya dengan menyiapkan segala kebutuhan. Walaupun positif korona, istri masih bisa beraktivitas di dalam rumah karena dia tidak ada gejala sakit, sedangkan saya demam hingga 39 derajat celsius,” kata Simon.
Baca juga: Pesan Berharga Mereka yang Terlepas dari Korona
Berada di dalam ruangan sendirian dalam waktu yang panjang membuat Simon tertekan. Tidurnya tidak nyenyak karena gelisah. Belum lagi, ia sedang berduka atas kematian ibu mertua.
Mertuanya dimakamkan dalam hening. Hanya ada sang istri dan beberapa petugas yang ikut dalam proses penguburan. Duka yang mereka hadapi jadi pemicu bagi Simon untuk sembuh.
”Setelah pulang dari pemakaman, istri meminta saya untuk melawan penyakit ini. Kata dia, ”Kalau ada apa-apa lagi sama kamu, saya tidak akan sanggup lagi.” Saya pun menekan kesedihan dalam-dalam dan fokus untuk sembuh,” kata Simon.
Disiplin
Niat untuk sembuh dimulai Simon dengan disiplin meminum obat serta vitamin-vitamin pemberian dokter. Makanan bergizi yang mengandung serat, vitamin, protein, dan sebagainya dilahap setiap hari. Ia juga berjemur setiap pagi dan minum air putih dalam jumlah yang cukup banyak.
Menurut pengalaman Simon dan sejumlah pasien Covid-19, pasien akan kehilangan kemampuan mengecap rasa selama sakit. Semua makanan terasa hambar sehingga nafsu makan menurun. Tenggorokan pun terasa kering. Walaupun begitu, Simon mewajibkan diri melawan sakitnya dan makan agar tubuhnya kuat.
Selama masa isolasi, Simon berhenti menonton siaran berita di televisi. Ia juga berhati-hati membuka aplikasi percakapan di ponsel. Hanya pesan berisi motivasi saja yang dibaca dan dibalas Simon. Rasa bosan selama isolasi dialihkan dengan menonton film, menghubungi teman-teman via daring, dan menelepon anaknya yang tinggal di lantai bawah.
”Bagi siapa pun yang punya gejala sakit, tidak perlu menunggu hasil tes swab. Segera isolasi diri. Jangan denial (menyangkal diri). Fokus untuk tidak memperburuk keadaan dengan bertemu orang lain. Cari cara agar kebutuhan logistik tetap terpenuhi. Bagus jika hasil tesnya negatif. Tapi, jika positif, setidaknya kita sudah melakukan langkah pencegahan yang baik,” kata Simon.
Baca juga: Mereka yang Pulih dari Korona
Pasien juga perlu fokus pada dirinya dan berhenti berpikir negatif, seperti menyalahkan pemerintah ataupun petugas kesehatan. Ikuti pula semua anjuran dan perintah dokter. Menurut Simon, pikiran negatif hanya akan menghambat kesembuhan. ”Hati yang gembira adalah obat,” katanya.
Bagi siapa pun yang punya gejala sakit, tidak perlu menunggu hasil tes swab. Segera isolasi diri. Jangan denial. Fokus untuk tidak memperburuk keadaan dengan bertemu orang lain.
Adapun Lokadita Brahmana (46), istri Simon, juga berhasil sembuh dari Covid-19. Kendati tidak mengalami gejala sakit, Lokadita tetap disiplin mengonsumsi vitamin. Makanan bergizi pun tidak pernah absen dari menu hariannya.
”Karena tidak punya gejala, saya aktif beraktivitas di rumah. Ada saja pekerjaan rumah tangga yang bisa diselesaikan. Olah raga ringan juga dilakukan supaya saya berkeringat. Selain itu, penting untuk menjaga diri tetap tenang. Saya menghibur diri dengan melakukan panggilan konferensi bersama teman-teman,” kata Lokadita.
Baca juga: Kisah Warga China yang Sembuh dari Virus Korona
Ketika harus ke rumah sakit, Lokadita selalu mengenakan masker. Ia juga membungkus ponselnya dengan plastik agar tetap bersih. Plastik tersebut langsung dibuang begitu ia pulang ke rumah. Pakaian yang dikenakan langsung direndam dengan air panas dan sabun lalu dicuci. Ia juga langsung mandi dan keramas.
Selama tinggal dengan anaknya di lantai bawah, Lokadita mengenakan masker selama hampir 24 jam. Anaknya hanya boleh melepas masker jika berada jauh darinya. Bermasker juga wajib dilakukan oleh asisten rumah tangga dan petugas satpam di rumahnya.
”Sebenarnya saya sempat kehilangan daya penciuman dan pengecapan. Ini dilawan dengan banyak makan sayur, buah, dan kaldu. Dokter menyarankan buat minum vitamin C, D, E, dan juga makanan yang mengandung mineral,” kata Lokadita.
Kini, ia dan suaminya sudah dinyatakan sembuh. Kendati demikian, mereka masih mengisolasi diri di dalam rumah hingga waktu yang belum ditentukan. Mereka juga berencana melakukan tes usap tenggorokan sekali lagi sekitar seminggu setelah dinyatakan negatif korona.
Baca juga: Karantina Mandiri, Saatnya Kontemplasi
Perkuat imunitas
Dekan Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia Ari Fahrial Syam mengatakan, virus korona baru dapat dilawan dengan daya tahan tubuh yang baik. Ada peluang besar bagi pasien untuk sembuh apabila ia tidak memiliki penyakit penyerta, seperti darah tinggi dan diabetes.
Makanan bergizi yang mengandung serat, vitamin, protein, dan sebagainya dilahap setiap hari. Ia juga berjemur setiap pagi dan minum air putih dalam jumlah yang cukup banyak.
”Prinsipnya adalah istirahat yang cukup dan makan dengan gizi seimbang, yakni yang mengandung antara lain kalori, protein, lemak, sayur, dan buah. Tidak perlu stres. Multivitamin juga penting dikonsumsi,” kata Ari.
Baca juga: Peneliti UI dan IPB: Senyawa pada Jambu Biji Minimalkan Risiko Infeksi Virus Korona Baru
Kendati tidak ada pantangan makanan, Ari meminta pasien menghindari makanan yang dapat memicu batuk atau memperparah penyakit. Misalnya, makanan yang digoreng dan minuman dingin.
Ia merekomendasikan konsumsi daun kelor dan kulit jeruk bagi mereka yang mau meningkatkan imunitas. Kulit jeruk dapat dikonsumsi dengan dicampurkan dengan air putih (infused water). Adapun salah satu buah yang direkomendasikan adalah jambu biji merah.