Setelah Idul Fitri, Penyekatan Perbatasan di Sumut Tetap Dilakukan
Sumatera Utara masih menyekat jalan perbatasan dengan provinsi lain untuk membatasi arus kendaraan masuk dan keluar. Penambahan kasus positif Covid-19 masih terus meningkat di Sumut dengan akumulasi 315 kasus.
Oleh
NIKSON SINAGA
·3 menit baca
MEDAN, KOMPAS — Sumatera Utara masih menyekat jalan perbatasan dengan provinsi lain untuk membatasi arus kendaraan masuk dan keluar. Penambahan kasus positif Covid-19 masih terus meningkat di Sumut dengan akumulasi 315 kasus. Setelah Idul Fitri, penjagaan perbatasan dan larangan bepergian dari dan menuju zona merah di Sumut akan terus dilakukan.
”Kami akan terus melakukan pemeriksaan di 25 tempat untuk mengurangi pergerakan masyarakat. Hal ini sangat penting untuk memutus rantai penularan Covid-19 yang masih terus meluas di Sumut,” kata Kepala Bidang Humas Kepolisian Daerah Sumatera Utara Komisaris Besar Tatan Dirsan Atmaja, Senin (25/5/2020).
Tatan mengatakan, pemeriksaan masih akan terus dilakukan terhadap semua kendaraan yang masuk dan keluar Sumut, terutama di daerah perbatasan dengan Aceh, Riau, dan Sumatera Barat. Selain kendaraan pribadi, angkutan antarkota antarprovinsi juga masih dilarang beroperasi dari dan menuju Sumut. Hanya angkutan dalam provinsi yang bisa beroperasi secara terbatas.
Kami akan terus melakukan pemeriksaan di 25 tempat untuk mengurangi pergerakan masyarakat. Hal ini sangat penting untuk memutus rantai penularan Covid-19 yang masih terus meluas di Sumut. (Tatan Dirsan Atmaja)
Juru Bicara Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 Sumut Aris Yudhariansyah mengatakan, penambahan kasus positif Covid-19 masih terus terjadi di Sumut. Dalam beberapa hari belakangan, penambahan kasus baru bahkan terus meningkat.
”Dalam sehari ini ada penambahan empat kasus baru lagi. Ini menunjukkan penularan masih terus terjadi di lapangan,” kata Aris.
Episentrum
Aris mengatakan, empat kasus baru itu semuanya terjadi di episentrum penularan di Sumut, yakni di Kota Medan. Jumlah kasus positif di Kota Medan pun kini mencapai 214 kasus. Selain Medan, daerah lain dengan kasus yang cukup banyak adalah Deli Serdang 41 kasus, Pematangsiantar 16 kasus, dan Simalungun 16 kasus. Penularan lokal pun sudah terjadi di empat daerah tersebut.
Aris mengatakan, penularan kasus positif Covid-19 pun kini semakin meluas ke daerah. Sebanyak 17 dari 33 kabupaten/kota di Sumut kini sudah ada kasus positif. Namun, sebagian besar kasus positif di kabupaten/kota tersebut merupakan kasus yang berawal dari perjalanan dari daerah lain.
”Itu sebabnya, kami selalu meminta masyarakat untuk tidak bepergian, terutama ke zona merah,” kata Aris.
Kepala Dinas Kesehatan Pemerintah Kota Medan Edwin Effendi mengatakan, sebagai upaya memutus rantai penularan di daerahnya, mereka memperketat isolasi orang dalam pemantauan, pelaku perjalanan, dan orang tanpa gejala. Mereka pun telah menyiapkan 250 kamar di Gedung Pusat Pengembangan dan Pemberdayaan Pendidik dan Tenaga Pendidik Medan.
”Sudah ada tiga orang yang diisolasi di gedung tersebut karena hasil tes cepat reaktif, tetapi mereka tidak mengalami gejala sakit,” kata Edwin.
Edwin mengatakan, isolasi di gedung yang disiapkan pemerintah diutamakan bagi mereka yang tidak bisa melakukan isolasi mandiri karena kondisi rumahnya tidak memungkinkan. Isolasi bagi kelompok tersebut dinilai penting untuk memutus rantai penularan dengan lebih cepat.