Protokol Kesehatan di Asrama Haji Surabaya Sesuai Standar Rumah Sakit
Alat pelindung diri semua petugas di Asrama Haji Surabaya sesuai standar rumah sakit. Ruang memakai baju dan ruang ganti alat pelindung diri pun berbeda lokasinya, yakni pakai baju di klinik depan, ganti baju di hall E.
Oleh
AGNES SWETTA PANDIA/IQBAL BASYARI
·4 menit baca
SURABAYA, KOMPAS — Alat pelindung diri seluruh petugas di Asrama Haji Surabaya sesuai standar rumah sakit. Ruang memakai baju dan ruang ganti alat pelindung diri pun berbeda lokasinya, yakni pakai baju di klinik depan, sedangkan ganti baju di hall E.
Menurut Kepala Dinas Kesehatan Kota Surabaya Febria Rachmanita kepada Kompas di Surabaya, Selasa (26/5/2020), semua petugas yang mendapat jadwal tugas melayani warga Surabaya di Asrama Haji Sukolilo menggunakan APD sama dengan yang dipakai tenaga medis di rumah sakit.
”APD tenaga medis dan pendukungnya yang bertugas di Asrama Haji masuk level 3, artinya sesuai yang dikenakan tenaga medis di rumah sakit,” ujar Febria.
APD level 3 digunakan untuk tenaga kesehatan yang bekerja kontak langsung dengan pasien yang dicurigai atau sudah konfirmasi Covid-19 dan melakukan tindakan bedah yang menimbulkan aerosol. APD yang dipakai harus lebih lengkap ialah penutup kepala, pengaman muka, pengaman mata atau google, masker N95, cover all, sarung tangan bedah, dan sepatu bot antiair.
APD tenaga medis dan pendukungnya yang bertugas di Asrama Haji masuk level 3, artinya sesuai yang dikenakan tenaga medis di rumah sakit. (Febria Rachmanita)
Pemerintah Kota Surabaya pun memastikan warga Surabaya yang menjalani karantina di Asrama Haji selalu dibuat senang dan nyaman. Berbagai fasilitas dilengkapi di tempat itu agar mereka selalu gembira sehingga asrama dibuat layaknya hotel.
Wali Kota Surabaya Tri Rismaharini memastikan bahwa mereka yang menempati Hotel Asrama Haji itu lebih senang dibanding saat berada di rumah sakit. Sebab, suasananya sangat berbeda dengan di rumah sakit.
”Pada pagi hari saya meminta seluruh penghuni Asrama Haji haji senam gembira sehingga mempercepat peningkatan daya tahan tubuh. Pagi senam, setelah itu berjemur dan kemudian diperiksa oleh dokter,” kata Wali Kota Risma.
Wali kota perempuan pertama di Kota Surabaya itu mengaku sudah memberikan banyak mainan anak-anak dan buku-buku bacaan supaya mereka tidak merasa bahwa diri mereka sedang sakit. Hal itu sudah dilakukannya sejak awal memasukkan warga ke Hotel Asrama Haji itu.
Sementara itu, Wakil Sekretaris Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 Irvan Widyanto menjelaskan, Pemkot Surabaya sudah menyiapkan 354 kamar di Hotel Asrama Haji itu. Hingga saat ini, sebanyak 179 kamar sudah terisi.
Berbagai perlengkapan mereka semuanya sebisa mungkin dipenuhi, seperti sabun mandi, sabun cuci, sampo, sisir, masker, hand sanitizer, dan barang-barang kebutuhan lainnya, termasuk bak, ember, dan sapu, sehingga diharapkan mereka bisa bersih-bersih sendiri dan mencuci sendiri di dalam kamar. Kemudian, jika mereka membutuhkan membuat susu, juga telah disiapkan air panas.
”Anak-anak juga sudah dibelikan mainan supaya mereka ada hiburan. Buku-buku bacaan juga telah tersedia di tempat tersebut. Bahkan, pihak Dinkes Kota Surabaya juga telah membuat jadwal untuk mereka, mulai dari senam gembira, berjemur hingga pemeriksaan dokter,” katanya.
Di samping itu, Irvan juga memastikan bahwa di tempat tersebut dilengkapi semacam pos yang dilengkapi resepsionis. Bahkan, di tempat tersebut juga ada hotline yang bisa dihubungi para tamu Hotel Asrama Haji.
”Jadi, kalau mereka butuh apa-apa bisa melalui hotline itu sehingga sebisa mungkin kita penuhi, apa pun itu, dan selama ini sudah berjalan seperti itu,” ungkapnya.
Dari saking ingin membuat mereka nyaman, para petugas atau resepsionis di situ juga diminta untuk selalu mengecek makanan mereka, jangan sampai terlambat dan jangan sampai tidak sesuai dengan keinginan mereka, karena bagaimanapun juga mereka butuh meningkatkan imun supaya lekas sembuh.
Simulasi
Pemkot Surabaya sudah menggelar simulasi penerimaan pasien Covid-19 di Hotel Asrama Haji Sebelum tempat tersebut dipakai sebagai tempat karantina. Petugas satpol PP dan linmas dilatih menerima pasien Covid-19, mulai dari pintu gerbang khusus, berhenti di pos jaga, diperiksa petugas medis, hingga diantar ke kamar.
Setelah simulasi selesai, Sejak Sabtu (16/5/2020) Asrama Haji yang sudah disulap layaknya hotel mulai ditempati. Beberapa gedung yang dijadikan tempat isolasi itu tampak bersih, kamar pun tertata rapi dan bersih, termasuk pula kamar mandi seluruhnya dilengkapi ember dan bak.
Irvan mengatakan, di setiap kamar itu sudah dilengkapi fasilitas lengkap, seperti sabun mandi, sabun cuci, sampo, sisir, masker, hand sanitizer dan barang-barang kebutuhan lain, termasuk bak, ember dan sapu, sehingga diharapkan mereka bisa melakukan kegiatan kebersihan sendiri sekaligus dan mencuci pakaian sendiri dalam kamar.
Di samping itu, Hotel Asrama Haji itu juga dilengkapi ruangan medis beserta peralatan medis lengkap. Perawat dan dokter telah dipersiapkan di tempat isolasi tersebut.
Pelaksana Tugas (Plt) Kepala Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian (DKPP) Kota Surabaya ini juga memastikan bahwa Hotel Asrama Haji itu kapasitasnya mampu menampung 375 pasien. Satu kamar untuk satu keluarga. Maksimal satu keluarga lima orang dalam satu kamar. Hotel Asrama Haji diharapkan mampu menampung warga yang hasil tes cepat menunjukkan reaktif dan orang tanpa gejala (OTG).