Uji klinis fase ketiga calon vaksin Covid-19 yang diproduksi Sinovac, China, mulai dilakukan. Ini jadi tahapan penting dalam upaya mengatasi penyakit yang disebabkan virus SARS-CoV-2.
Oleh
Tim Kompas
·4 menit baca
BANDUNG, KOMPAS — Calon vaksin Covid-19 produksi Sinovac, perusahaan farmasi dari China, mulai diuji klinis fase ketiga di Kota Bandung, Jawa Barat, Selasa (11/8/2020). Meski ini menjadi harapan baru untuk memutus penularan virus SARS-CoV-2, upaya pengendalian penularan Covid-19 mesti terus dilakukan pada saat ini dan tak hanya menunggu tersedianya vaksin.
Presiden Joko Widodo turut menyaksikan penyuntikan calon vaksin itu. Presiden berharap produksi vaksin Covid-19 dilakukan mulai Januari 2021. Harapan ini didasarkan atas pengembangan vaksin yang memasuki uji klinis tahap ketiga.
”Kita harapkan pada bulan Januari, kita bisa memproduksi. Kalau produksinya siap, vaksinasi diberikan kepada seluruh masyarakat di Tanah Air,” kata Presiden, sebagaimana dikutip dari siaran pers Sekretariat Presiden.
Presiden meninjau uji klinis tahap ketiga calon vaksin Covid-19 di Fakultas Kedokteran, Universitas Padjadjaran (Unpad), Bandung, kemarin. Presiden didampingi, antara lain, Ketua Pelaksana Komite Penanganan Covid-19 dan Pemulihan Ekonomi Nasional Erick Thohir, Menteri Kesehatan Terawan Agus Putranto, Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil, dan Direktur Utama Bio Farma Honesti Basyir.
Sebanyak 1.620 sukarelawan dilibatkan dalam uji klinis tahap ketiga. Uji klinis melibatkan PT Bio Farma, Fakultas Kedokteran Unpad, Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM), serta Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan. Penyuntikan vaksin perdana di Rumah Sakit Pendidikan Unpad diikuti 19 sukarelawan.
Kita harapkan pada bulan Januari, kita bisa memproduksi. Kalau produksinya siap, vaksinasi diberikan kepada seluruh masyarakat Indonesia.
Para sukarelawan telah lolos pengujian imunogenitas (respons imun) dan efikasi (respons melawan virus). Mayoritas sukarelawan adalah warga Bandung karena kondisi kesehatan mereka harus dipantau selama enam bulan.
Menurut Ketua Tim Riset Uji Klinis Vaksin Covid-19 Fakultas Kedokteran Unpad Kusnandi Rusmil, lebih dari 1.200 orang mendaftar menjadi sukarelawan. Pendaftaran masih dibuka hingga 31 Agustus mendatang.
Setelah diperiksa kesehatannya, sukarelawan menjalani pengambilan sampel darah dan penyuntikan calon vaksin Covid-19 atau plasebo sebanyak dua kali dalam selang waktu 14 hari. Uji klinis fase ketiga calon vaksin itu juga dilakukan di beberapa negara, di antaranya Brasil dan India.
Menurut Kepala Badan POM Penny K Lukito, kolaborasi antarpihak diperlukan dalam menemukan vaksin Covid-19. Jika uji klinis rampung, pihaknya bisa mengeluarkan izin penggunaan calon darurat vaksin tersebut, tetapi hal itu membutuhkan jaminan keamanan, mutu, dan efikasinya.
Direktur Utama Bio Farma Honesti Basyir memaparkan, pemerintah menargetkan 160 juta penduduk mengakses vaksin Covid-19. Pihaknya menyiapkan 320 juta dosis vaksin karena tiap orang akan mendapat dua dosis. ”Desember nanti kami siap memproduksi 250 juta dosis per tahun,” ujarnya.
Sejauh ini, lebih dari 100 calon vaksin Covid-19 dikembangkan di seluruh dunia. Dari jumlah itu, empat calon memasuki uji klinis tahap ketiga, termasuk CoronaVac yang dikembangkan Sinovac.
Presiden Rusia Vladimir Putin mengatakan, Rusia menjadi negara pertama yang menyetujui izin edar vaksin Covid-19 setelah uji klinis kurang dari dua bulan. Itu membuka jalan vaksinasi bagi semua warga Rusia meski uji klinis tahap akhir untuk menguji keamanan dan efikasinya masih berlangsung.
Namun, itu memunculkan kekhawatiran bahwa Moskwa mengedepankan wibawa nasional di atas bukti ilmiah dan keamanan. Badan perizinan obat dan makanan di seluruh dunia menegaskan, keinginan agar cepat memiliki vaksin Covid-19 tidak boleh mengorbankan aspek keamanan.
Langkah sebelum produksi
”Uji klinis tahap ketiga menjadi langkah terakhir melihat efek samping dan efikasi vaksin sebelum bisa diproduksi dan diberikan kepada masyarakat. Kita berharap vaksin Sinovac yang diuji ini sukses,” kata Kepala Lembaga Biologi Molekuler Eijkman Amien Soebandrio.
Pemberian vaksin bertujuan membentuk kekebalan kelompok. Untuk Covid-19, minimal 70 persen populasi harus divaksin untuk memutus rantai penularan.
Vaksin buatan Sinovac, China, yang diuji klinis di Indonesia, dikembangkan dengan material dasar virus SARS-CoV-2.
Adapun vaksin yang dikembangkan Eijkman memakai teknologi rekombinan protein. Targetnya, hasil riset sampai ke industri pada Februari-Maret 2021. ”Kami mulai pengembangan antigen atau 40 persen dari tahapan. Kalau berhasil, baru diujikan ke hewan coba,” ujarnya.
Epidemiolog dari Griffith University, Australia, Dicky Budiman, mengatakan, untuk mengatasi pandemi ini, kita tidak bisa hanya menanti vaksin tersedia. Pemerintah juga mesti tetap fokus pada upaya mengendalikan Covid-19 dengan meningkatkan kemampuan pelacakan, tes, dan isolasi. Adapun masyarakat harus mengubah perilaku dengan menjaga jarak dan membatasi mobilitas.
Presiden Joko Widodo menekankan pentingnya strategi intervensi berbasis lokal. Pembatasan sosial tak lagi dilakukan skala provinsi dan kabupaten/kota, tetapi tingkat desa dan kampung untuk memudahkan menyelesaikan masalah.
Menurut Satuan Tugas Penanganan Covid-19, kemarin, jumlah kasus Covid-19 di Indonesia bertambah 1.693 orang sehingga total kasus 128.776 pasien. Dari jumlah total kasus itu, 83.710 pasien sembuh dan 5.824 pasien meninggal.
Sementara itu, uji klinis fase pertama terapi sel punca mesenkimal akan dilakukan pada pasien Covid-19 di Indonesia. Pengujian yang merupakan kerja sama Kementerian Kesehatan dengan Daewong Infion, Korea Selatan, ini akan dilakukan kepada pasien di RS Wahidin Sudirohusodo, Makassar.