SLEMAN, KOMPAS - Ungkapan duka cita atas meninggalnya ekonom senior Universitas Gadjah Mada (UGM), Tony Prasetiantono, terus mengalir. Sejumlah pejabat negara dan tokoh melayat ke rumah duka di Kabupaten Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta, Jumat (18/1/2019), untuk memberi penghormatan terakhir pada dosen Fakultas Ekonomika dan Bisnis (FEB) UGM itu.
Beberapa pejabat dan tokoh yang hadir di rumah duka, antara lain Menteri Sekretaris Negara Pratikno, Deputi Gubernur Bank Indonesia Sugeng, Wakil Wali Kota Yogyakarta Heroe Poerwadi, dan Rektor UGM Panut Mulyono. Selain itu, sejumlah guru besar, dosen, dan alumnus UGM juga hadir di rumah duka di Perumahan Pesona Merapi di Desa Sardonoharjo, Kecamatan Ngaglik, Sleman.
Seperti diberitakan sebelumnya, Tony Prasetiantono meninggal dunia di Jakarta, Rabu (16/1/2019) malam. Jenazah dosen yang produktif menulis di media massa itu kemudian dibawa ke rumah duka di Sleman, Kamis siang. Tony meninggalkan seorang istri dan seorang putri.
Sumbangan ilmu
Pratikno mengatakan, Tony merupakan seorang ekonom yang selalu berupaya ikut memperbaiki kondisi bangsa melalui ilmu yang dimilikinya. Pratikno menyebut, Tony bukan sekadar ilmuwan, tetapi juga terlibat sebagai konsultan dan komisaris di sejumlah perusahaan.
"Beliau berusaha keras berpartisipasi dalam perbaikan bangsa melalui ilmu beliau, yakni ilmu ekonomi dan perbankan," kata Praktikno saat ditemui di rumah duka.
Oleh karena itu, Pratikno menuturkan, kepergian Tony membuat banyak pihak merasa kehilangan. Apalagi, selama ini, Tony dikenal sebagai ekonom yang produktif dalam menulis dan menghasilkan karya. "Kita kehilangan sosok ekonom yang hebat dan paling produktif di Indonesia saat ini," ungkapnya.
Pratikno menyatakan, Presiden Joko Widodo juga menitipkan ucapan duka cita kepada keluarga Tony. Hal ini karena Presiden juga kenal secara dekat dengan almarhum. "Saya dititipi salam juga dari Pak Presiden, ikut berduka cita atas kepergian almarhum. Karena Pak Presiden juga sangat dekat dengan almarhum," ujarnya.
Sementara itu, Sugeng mengatakan, seluruh jajaran Bank Indonesia merasa sangat kehilangan sosok Tony yang menjabat sebagai anggota Badan Supervisi Bank Indonesia. Dia menambahkan, Tony banyak memberi masukan kepada Bank Indonesia mengenai berbagai masalah.
"Mas Tony sebagai anggota Badan Supervisi Bank Indonesia selalu memberi masukan-masukan yang sangat berguna. Pemikiran-pemikiran beliau sungguh dalam dan selalu kami perhatikan demi memperbaiki kualitas kebijakan Bank Indonesia," tutur Sugeng.
Panut Mulyono berpendapat, Tony adalah seorang ekonom yang kritis dan sosok yang sangat ramah. Selain sebagai ekonom, Tony juga memiliki jasa besar dalam menginisiasi konser musik jazz di UGM yang telah digelar sejak 1987.
"UGM merasa kehilangan seorang dosennya yang kritis dan produktif menulis opini di media massa. UGM juga merasa kehilangan dosen yang sangat ramah dan telah bekerja dalam perhelatan jazz tiap tahun," ujar Panut.
"Mas Tony sebagai anggota Badan Supervisi Bank Indonesia selalu memberi masukan-masukan yang sangat berguna. Pemikiran-pemikiran beliau sungguh dalam dan selalu kami perhatikan demi memperbaiki kualitas kebijakan Bank Indonesia," tutur Sugeng.
Selain itu, menurut Panut, Tony yang memiliki jaringan luas juga beberapa kali membantu mencarikan sponsor untuk membiayai mahasiswa UGM untuk ikut kompetisi di luar negeri. Saat masih menjadi Dekan Fakultas Teknik UGM, Panut mengaku beberapa kali menghubungi Tony untuk meminta bantuan mencarikan sponsor semacam itu.
"Waktu itu kan beliau menjabat sebagai komisaris di sebuah bank. Jadi jaringan beliau kan banyak," tutur Panut.
Dekan FEB UGM Eko Suwardi mengatakan, Tony merupakan dosen senior yang sangat produktif dalam menulis. Melalui berbagai tulisan dan ceramahnya, Tony telah memberi banyak pencerahan kepada masyarakat Indonesia mengenai berbagai masalah perekonomian.
"Pak Tony adalah dosen produktif dalam menulis dan memberi pencerahan terhadap bangsa ini tentang masalah perekonomian. Atas nama sivitas akademika FEB UGM, kami ucapkan bela sungkawa yang mendalam atas kepergian almarhum," tutur Eko saat memberi sambutan sebelum pemberangkatan jenazah dari rumah duka.
Pada Jumat siang sekitar pukul 11.50, jenazah Tony dibawa dari rumah duka ke masjid di dekat rumahnya untuk disalatkan. Seusai Salat Jumat, jenazah Tony dibawa ke pemakaman keluarga besar UGM di Sawitsari, Sleman, untuk dimakamkan. Selamat jalan, Pak Tony.