CIREBON, KOMPAS — Untuk pertama kalinya Pemerintah Kota Cirebon, Jawa Barat, menggelar lomba lari Cirebon 5K atau Runtastic 5K. Ajang yang diproyeksikan sebagai agenda tahunan itu diharapkan menjadi magnet baru kunjungan wisata ke ”Kota Wali” tersebut.
Panitia lomba mencatat sekitar 3.000 pelari yang berasal dari Kota Cirebon dan sekitarnya mengikuti ajang tersebut. Wali Kota Cirebon Nasrudin Azis, Wakil Wali Kota Cirebon Eti Herawati, dan pejabat setempat melepas para pelari di depan Balai Kota Cirebon, Jalan Siliwangi, Sabtu (19/1/2019) malam. Tarian Topeng Kelana Cirebon ditampilkan seiring peserta mulai berlari.
”Jumlah peserta telah melampaui target kami, yakni 1.500 pelari. Kebanyakan pelarinya dari kaum milenial. Ini luar biasa bagi kami,” ujar Azis. Apalagi, pendanaan acara itu tidak berasal dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah Kota Cirebon, tetapi partisipasi sponsor Bank Jabar Banten (BJB) serta tiket pelari.
Selain sebagai ungkapan syukur di Tahun Baru 2019 dengan pemimpin baru, ajang tersebut juga merupakan cara memperkenalkan kekayaan sejarah dan budaya Kota Cirebon. Di titik start Balai Kota Cirebon, misalnya, pelari dapat melihat langsung gedung cagar budaya yang rampung dibangun pada 1927 tersebut.
Malam itu, gedung yang bangunan intinya menyerupai anjungan kapal tersebut disinari lampu warna-warni. Masyarakat dan pelari pun menyempatkan berfoto bersama. Tidak jauh dari balai kota, pelari melintasi Stasiun Cirebon yang juga merupakan cagar budaya. Stasiun tersebut dulunya terhubung dengan Pelabuhan Cirebon untuk memudahkam distribusi gula.
Bangunan cagar budaya tersebut menjadi sejumlah obyek wisata yang ditawarkan dalam Cirebon Runtastik 5K. Namun, destinasi wisata lainnya, seperti Keraton Kasepuhan dan Keraton Kanoman yang usianya ratusan tahun, tidak menjadi rute lari malam itu. Pelari juga belum steril dari padatnya kendaraan di jalan protokol Cirebon.
”Ini baru kegiatan awal. Selanjutnya ajang ini akan menjadi agenda wisata tahunan. Kami akan undang pelari nasional, bahkan internasional,” ujar Azis.
Azis mengatakan, lomba lari dipilih sebagai magnet wisata karena saat ini ajang tersebut ramai digelar di sejumlah kota, seperti Semarang, Jakarta, dan Bali. ”Fokus kami ke depan adalah pariwisata. Ini penggerak perekonomian. Selanjutnya kami akan masukkan dalam anggaran pemkot,” ujar Azis yang masih menghitung anggaran untuk sektor pariwisata Kota Cirebon.
Ketua penyelenggara Cirebon Runtastic 5K, Emirzal Hamdani, mengatakan, ajang lari yang dipersiapkan hanya 15 hari itu merupakan kegiatan awal untuk mengenalkan lomba lari sembari berwisata di Kota Cirebon. ”Ajang ini merupakan turunan dari visi wali kota Cirebon SEHATI, yakni sehat, hijau, tenteram dan inovatif,” ujarnya.
Irvan dari komunitas Cirebon Runners (Core) mengapresiasi langkah Pemkot Cirebon untuk menggelar lomba lari. Apalagi, Cirebon kaya dengan wisata sejarah dan budaya. Namun, masih banyak yang harus diperbaiki. ”Seperti rute lari harus steril dari kendaraan dan tidak melintasi rel kereta api. Kesenian Cirebon juga bisa ditampilkan di sepanjang rute. Masyarakat juga harus menyambut pelari,” ujarnya.