CIREBON, KOMPAS — Memasuki puncak musim hujan, Dinas Kesehatan Kabupaten Cirebon, Jawa Barat, fokus memetakan daerah endemis demam berdarah dengue. Hasil pemetaan akan menjadi bahan bagi petugas mencegah merebaknya penyakit itu.
Di Kecamatan Depok, misalnya, pemetaan daerah endemis DBD hingga tingkat blok (kampung) di desa dilakukan Puskesmas Waruroyom. Daerah endemis adalah daerah yang tiga tahun terakhir ditemukan kasus DBD. Setiap blok terdapat 50 sampai 70 rumah.
”Berdasarkan evaluasi selama tiga tahun terakhir, desa endemis DBD terus menurun meskipun masih ada,” ujar Kepala Puskesmas Waruroyom Fardan Salahuddin di Cirebon, Selasa (22/1/2019).
Dia mencontohkan, pada 2017 terdapat 5 dari 12 desa di Depok yang masuk dalam kategori endemis. Desa itu adalah Kasugengan Lor, Waruroyom, Warujaya, Warukawung, dan Getasan. Tahun lalu, desa endemis tersisa tinggal Warujaya dan Warukawung.
”Sekarang, dari hasil pemetaan, ada sembilan blok di desa itu yang terus-menerus ditemukan kasus DBD. Kami fokus sosialisasi pemberantasan sarang nyamuk (PSN) di sana,” ujar Fardan.
Selain menggelar sosialisasi PSN, pihaknya juga menggencarkan peran juru pemantau jentik (jumantik). Di setiap desa, terdapat satu jumantik. Selain mengecek sarang nyamuk yang menjadi sumber penularan penyakit, jumantik juga menyosialisasikan cara mencegah munculnya DBD, seperti menguras bak mandi secara rutin.
Pemetaan itu, lanjutnya, mempermudah kerja petugas puskesmas dan jumantik. Apalagi, belasan jumantik itu harus mengecek 13.866 rumah di Kecamatan Depok.
”Dengan pemetaan hingga tingkat blok ini, tahun ini kami coba membentuk satu rumah satu jumantik. Jadi, masyarakat sendiri yang memantau jentik nyamuk di rumahnya,” ungkapnya.
Kepala Puskesmas Pamengkang Nila Sofyan mengatakan, pihaknya juga tengah fokus mencegah penyebaran DBD berdasarkan hasil pemetaan endemis. Dari lima desa yang termasuk wilayah puskesmas tersebut, tersisa Desa Pamengkang yang masuk kategori endemis.
”Jumlah jumantik di Pamengkang terbatas, satu orang satu desa. Kami masih bergantung pada anggaran Bantuan Operasional Kesehatan Kementerian Kesehatan,” ujar Nila.
Kepala Bidang Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Dinkes Kabupaten Cirebon Nanang Ruhyana mengatakan, hingga kini, pemetaan wilayah endemis di Cirebon terus dilakukan. Terdapat tiga dari 40 kecamatan yang tergolong endemis, yakni Depok, Gebang, dan Plumbon.
Hingga Januari tahun ini, terdapat 10 kasus DBD di Cirebon. Ini menurun dibandingkan periode yang sama tahun lalu, sebanyak 22 kasus. DBD biasanya merebak pada Januari seiring musim hujan. Pihaknya belum menerima laporan adanya korban jiwa akibat DBD di Cirebon. Pada 2018, tercatat 215 kasus DBD dengan warga meninggal mencapai 8 orang.
Pengasapan gratis
Di Kota Bandung, Kepala Bidang Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Dinas Kesehatan Kota Bandung Rosye Arosdiani Apip mengatakan, masyarakat bisa mengajukan layanan pengasapan nyamuk gratis. Layanan itu akan dilakukan petugas dari puskesmas.
”Syaratnya, harus ada laporan surat keterangan dari rumah sakit terkait keberadaan pasien DBD,” kata Rosye.
Tidak hanya itu, setelah menerima laporan warga, petugas kesehatan puskesmas akan menyelidiki epidemiologi di wilayah sasaran. Tujuannya, mendapatkan lokasi sasaran yang tepat sehingga pengasapan benar-benar efektif. Hal ini harus dilakukan karena biaya pengasapan cukup mahal. Selain itu, dampaknya kurang ideal karena mengandung insektisida.
”Pengasapan dilakukan dalam radius 100-200 meter dari rumah penderita DBD,” ujar Rosye.