JAKARTA, KOMPAS--Setelah menjadi juara di Thailand Masters, dua pekan lalu, Fitriani tampil percaya diri dan lebih berani dengan pola yang dimiliki. Ini menjadi modal bagi tunggal putri Indonesia menjalani laga selanjutnya di turnamen bulu tangkis Daihatsu Indonesia Masters 2019.
Fitriani menjadi satu dari enam tunggal putri Indonesia yang tampil pada babak pertama. Bermain di Istora Gelora Bung Karno, Senayan, Jakarta, Rabu (23/1/2019), Fitriani menaklukkan Line Hojmark Kjaersfeldt (Denmark), 21-16, 21-14. Di pertandingan lain, Ruselli Hartawan mengatasi Pai Yu Po (Taiwan) dengan skor 21-12, 21-11. Kemenangan mereka diikuti Gregoria Mariska Tunjung yang mengalahkan Aya Ohori (Jepang) dengan susah payah, 18-21, 21-18, 21-18.
Tiga tunggal putri tuan rumah langsung tersisih. Lyanny Alessandra Mainaky takluk di tangan pemain Jepang, Sayaka Takashi, 22-20, 21-14. Dinar Dyah Ayustine menyerah kepada mantan pemain nomor satu dunia, Saina Nehwal (India), 21-7, 16-21, 11-21. Adapun Yulia Yosephine Susanto dikalahkan unggulan ketiga, Chen Yufei, 21-15, 15-21, 8-21.
Pelatih tunggal putri Minarti Timur mengatakan, Fitriani bermain lebih baik sejak menjadi juara di Thailand. ”Dia jadi lebih percaya diri, lebih sabar, dan lebih tenang meskipun dalam keadaan tertekan,” kata Minarti seusai pertandingan.
Minarti bersyukur Fitriani dan Ruselli berhasil mengatasi tantangan di babak pertama Indonesia Masters.
Saat berhadapan dengan Kjaersfeldt, Fitriani cukup percaya diri menerapkan pola bertahan kemudian balik menyerang yang menjadi ciri khasnya. Kaki Fitriani terlihat lebih lincah mengejar kok yang bergerak di depan net. Keuletannya itu berbuah manis dengan kemenangan.
Sebelum menjadi juara di Thailand, Kepala Bidang Pembinaan Prestasi PP PBSI Susy Susanti kerap meminta Fitriani lebih percaya diri dengan pola permainannya. ”Tipe permainan Fitriani itu reli. Namun, pola itu bisa goyang, apalagi ketika Fitriani mendapat masukan dari masyarakat yang tidak paham dengan tipe permainan itu,” kata Susy, tahun lalu.
Dominasi Fitriani atas Kjaersfeldt terjadi sejak awal laga. Setelah memenangi gim pertama, Fitriani bermain lebih baik pada gim kedua. Fitriani sebenarnya bisa memenangkan laga lebih cepat saat unggul 20-10. Namun, empat kali berturut-turut pemain peringkat ke-31 dunia itu melakukan kesalahan sendiri sebelum menutup laga, 21-14. ”Fitriani ragu-ragu dan ingin cepat menang. Seharusnya dia menerapkan pola serupa meski poin tinggal satu,” ujar Minarti.
Fitriani mengatakan, Kjaersfeldt bukan lawan yang mudah. ”Dengan postur tubuh tinggi, dia mudah mengontrol bola. Namun, saya berusaha bermain lepas, yakin, dan menikmati permainan,” kata Fitriani.
Pada babak kedua, Fitriani akan bertemu dengan Saina yang belum pernah dikalahkannya dari empat pertemuan. Menurut Fitriani, Saina unggul karena pukulannya keras dan tak mudah mati sendiri. ”Tenaganya besar. Kalau bermain, selalu ngotot. Saya harus siap capek melawan Saina,” katanya.
Tunggal putri tuan rumah yang terakhir menjuarai Indonesia Masters adalah Adrianti Firdasari pada 2014. Setelah itu, pencapaian terbaik tunggal putri Indonesia adalah menapak di babak semifinal.
Di ganda putri, Greysia Polii/Apriyani Rahayu, lolos ke babak kedua lewat laga yang ketat lawan Gabriela Stoeva/Stefani Stoeva (Bulgaria), 22-20, 21-15. Pada gim pertama, Greysia/Apriyani sempat kesulitan. Setelah unggul 12-10, mereka kehilangan delapan poin berturut-turut sehingga Gabriela/Stefani berbalik unggul menjadi 18-12.
Greysia mengatakan, Stoeva bersaudara cukup sulit dihadapi. ”Kami terbawa permainan mereka, jadi terburu-buru. Kami baru dapat poin pada akhir gim pertama karena mereka akhirnya membuat kesalahan,” tutur Greysia.