Nama-nama seperti Dede Yusuf, Rachel Maryam, Kang Jalal, dan Dadang Rusdiana bukanlah sosok asing bagi masyarakat Kabupaten Bandung dan Bandung Barat. Keempat nama ini merupakan anggota DPR periode 2014-2019 yang menang di daerah yang tergabung dalam Daerah Pemilihan Jawa Barat II atau Dapil Jabar II.
Kini, keempat anggota dewan tersebut akan bertarung kembali untuk mempertahankan posisi mereka untuk lima tahun ke depan di dapil ini juga. Menurut catatan Litbang Kompas, ada 11 anggota DPR yang menjadi caleg petahana di Dapil Jabar II ini.
Artinya, semua anggota DPR dari dapil ini yang menang 5 tahun lalu, akan bertarung dengan caleg-caleg lain untuk merebut 10 kursi yang tersedia pada Pemilu 17 April 2019.
Selain caleg petahana, caleg wajah lama juga maju kembali untuk mengadu peruntungan menjadi anggota dewan. Berbeda dengan petahana, caleg wajah lama ini merupakan caleg yang pernah bertarung dalam pemilu namun gagal melenggang ke Senayan.
Jumlah caleg petahana dan caleg wajah lama pada Pemilu 2019 mencapai 18,8 persen dari 138 caleg yang terdaftar di dapil ini. Jumlah tersebut menempatkan Dapil Jabar II sebagai salah satu dapil dengan caleg muka lama terbanyak di Provinsi Jawa Barat.
Kondisi ini membuat Dapil Jabar II menjadi dapil dengan persaingan yang ketat dalam perebutan kursi antarcaleg. Melihat jumlah caleg dan ketersediaan kursi, rasio perolehan kursi adalah 1:14. Dengan jumlah pemilih sebanyak 3,55 juta orang, rasio jumlah caleg dengan pemilih adalah 1:25,7 atau lebih tinggi dari rasio rata-rata 80 dapil yaitu 1:23,89.
Secara ekonomis Dapil Jabar II ini termasuk dalam pengembangan kawasan metropolitan Bandung Raya yang berbatasan langsung dengan Kota Bandung. Dapil ini terbilang strategis dalam pembangunan ekonomi karena berada di sub-urban dan memiliki konektivitas tinggi dengan pusat wilayah pengembangan yaitu Kota Bandung.
Berada di kawasan sub-urban menjadikan Dapil Jabar II ini kuat di sektor industri pengolahan yang menjadi basis utama sektor ekonomi. Kontribusi dari sektor ini terhadap PDRB dapil tahun 2013-2016 sebesar 48,22 persen. Selain itu, perdagangan dan pertanian juga berkontribusi besar dalam PDRB dapil ini.
Sayangnya, laju pembangunan yang terus bergerak di kawasan ini berbanding terbalik dengan tingkat kesejahteraan masyarakat. Pembangunan yang berjalan justru menyisakan ketimpangan sosial yang tinggi.
Laju pembangunan yang terus bergerak di kawasan ini berbanding terbalik dengan tingkat kesejahteraan masyarakat.
Tingkat ketimpangan masyarakat di Dapil Jabar II menempati peringkat kedua se-Provinsi Jabar. Kemiskinan di dapil ini tercatat sebesat 9,43% atau menempati posisi lima tertinggi di Jabar. Skor IPM juga tidak lebih tinggi dari dapil lain di Jawa Barat. (DEBORA LAKSMI INDRASWARI/LITBANG KOMPAS)