Seminar Ekonomi Menandai 25 Tahun Hubungan RI-Afsel
›
Seminar Ekonomi Menandai 25...
Iklan
Seminar Ekonomi Menandai 25 Tahun Hubungan RI-Afsel
Oleh
Pascal S Bin Saju
·3 menit baca
PRETORIA, JUMAT — Kedutaan Besar RI di Pretoria bekerja sama dengan Perpustakaan Bodibeng dan Kgwebong Consulting menyelenggarakan seminar tentang ”Township Economy: Lessons from Indonesia Experience” di Perpustakaan Bodibeng, Township Soshanguve, Provinsi Gauteng, Afrika Selatan, Kamis (21/2/2019).
Dalam keterangan tertulisnya yang diterima Kompas di Jakarta, Jumat (22/2/2019), dilaporkan, kegiatan tersebut merupakan salah satu rangkaian kegiatan guna memperingati 25 tahun kerja sama bilateral RI-Afsel sekaligus perayaan 20 tahun berdirinya Perpustakaan Bodibeng.
Seminar menghadirkan narasumber dari KBRI Pretoria dan pelaku usaha UMKM Afsel yang pernah mendapatkan pelatihan capacity building di Indonesia. Para peserta menyambut positif kegiatan yang telah menambah wawasan dan memberikan kesempatan untuk membangun jejaring usaha.
Hadir dalam acara dimaksud para pelaku usaha UMKM lokal yang bergerak di bidang garmen, kebutuhan rumah tangga, dan penyelenggara acara. Dengan paparan bersifat teknis, para undangan mendapatkan tip-tip praktis dari para narasumber.
Kunci sukses UMKM bertahan di Indonesia bukan saja kemandirian para pengusaha kecilnya, tetapi juga budaya saling tolong-menolong di masyarakat.
Pejabat Fungsi Ekonomi KBRI Pretoria Abdul Gafur dalam kesempatan itu menyampaikan paparan mengenai good practices Pemerintah Indonesia dalam menciptakan iklim usaha yang mendukung pengembangan UMKM dalam negeri.
”Pemerintah menjadi fasilitator dalam pengembangan industri kecil dan menengah. Di antara kebijakan yang dikeluarkan pemerintah, antara lain penyederhanaan izin usaha, penurunan suku bunga pinjaman, relaksasi pajak, pemberian akses pasar, dan standardisasi produk,” katanya.
Pembicara kedua, Sello Motsei, menceritakan pengalamannya secara langsung melihat pengembangan usaha UMKM di Tasikmalaya, Jawa Barat. Pada 2014, Pemerintah Kota Tasikmalaya dan Kadin mengundang Motsei sebagai wakil pengusaha Afsel untuk membuat film dokumenter mengenai peran UMKM di Indonesia.
”Kunci sukses UMKM bertahan di Indonesia bukan saja kemandirian para pengusaha kecilnya, tetapi juga budaya saling tolong-menolong di masyarakat,” kata Motsei yang meyakini nilai-nilai tersebut berperan besar dalam pengembangan UMKM di Indonesia.
Sesi tanya jawab berlangsung interaktif. Beberapa pengusaha lokal yang hadir bertanya lebih lanjut bagaimana dapat meningkatkan kerja sama demi pengembangan usahanya. Pengusaha garmen di Soshanguve, misalnya, bertanya mengenai pengadaan kain batik yang berkualitas bagus dengan harga bersaing dari Indonesia.
Seminar ini merupakan wujud dukungan Indonesia untuk pengembangan UMKM Afrika Selatan sekaligus promosi Indonesia dengan sasaran pengusaha lokal dan masyarakat umum. Melalui kegiatan ini, para peserta mendapatkan informasi yang berguna mengenai kebijakan dan insentif Pemerintah RI bagi dunia UMKM.
Dengan semangat kerja sama selatan-selatan, acara ini juga salah satu usaha KBRI Pretoria untuk semakin memperkenalkan Indonesia kepada semua lapisan masyarakat Afrika Selatan.
Indonesian Trade and Promotion Centre (ITPC) Johannesburg memanfaatkan kesempatan ini untuk memamerkan produk-produk dalam negeri yang dirasakan sesuai dengan selera pasar setempat. Produk seperti mi instan, kopi instan, dan minuman energi tampak dinikmati oleh para pengunjung.
ITPC Johannesburg juga mendapatkan kesempatan untuk membangun jejaring dengan para potential reselller produk-produk Indonesia. Diharapkan setelah ini terdapat tindak lanjut kerja sama melalui tangan-tangan para pelaku usaha UMKM Afsel.