Terpeleset Saat Mengejar Sandal, Seorang Anak Tenggelam di Kuningan
›
Terpeleset Saat Mengejar...
Iklan
Terpeleset Saat Mengejar Sandal, Seorang Anak Tenggelam di Kuningan
Oleh
Abdullah Fikri Ashri
·2 menit baca
KUNINGAN, KOMPAS — Farhan (11) ditemukan tidak bernyawa setelah hanyut di Sungai Cisande, Desa Pajawan Lor, Kecamatan Ciawigebang, Kabupaten Kuningan, Jawa Barat, Jumat (22/2/2019) sore. Korban diduga terpeleset saat mengejar sandal sebelum tenggelam di sungai.
Menurut Kepala Pelaksana Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Kuningan Agus Mauludin, korban pada Jumat pukul 14.00 sedang bermain dengan delapan temannya di Sungai Cisande, lalu sandal korban hanyut terbawa aliran sungai. Korban yang berusaha mengambilnya tiba-tiba terpeleset dan tenggelam di sungai tepatnya di Blok Leuwi Keris.
”Saat kejadian, arus Sungai Cisande dalam keadaan normal. Akan tetapi, korban tidak bisa berenang. Padahal, kedalaman sungai 4 meter,” ujar Agus. Masyarakat dan aparat desa pun melakukan pencarian. Tubuh siswa kelas V sekolah dasar itu baru ditemukan pukul 15.45.
Korban dibawa ke Puskesmas Ciawigebang untuk pemeriksaan medis sebelum dinyatakan meninggal. Pada Jumat petang, korban dimakamkan di kampung halamannya di Desa Cihirup, Ciawigebang.
Saat kejadian, arus Sungai Cisande dalam keadaan normal. Akan tetapi, korban tidak bisa berenang. Padahal, kedalaman sungai 4 meter.
Agus meminta masyarakat agar berhati-hati saat mendekati sungai. Apalagi, saat ini, hujan deras kerap mengguyur Kuningan. Bahkan, sembilan kasus banjir melanda sejumlah tempat sejak awal tahun hingga pertengahan Februari. Daerah itu, antara lain, Kecamatan Maleber dan Kecamatan Kadugede. Tidak ada korban jiwa dalam kejadian itu.
Menurut Agus, dari 32 kecamatan, sebanyak 14 kecamatan rawan bencana banjir, tanah longsor, dan pergerakan tanah. Kecamatan itu adalah Kadugede, Nusaherang, Darma, Selajambe, Subang, Cilebak, Ciwaru, Karangkancana, Maleber, Hantara, Cibeureum, Ciniru, Cimahi, dan Cibingbin.
Dari awal Januari hingga pertengahan Februari, BPBD Kuningan mencatat 44 kasus bencana. Tanah longsor mendominasi bencana tersebut dengan 22 kasus. Pihaknya juga berkoordinasi dengan Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika Jatiwangi untuk memantau cuaca.
Prakirawan BMKG Jatiwangi, Ahmad Faa Iziyn, juga mengimbau masyarakat untuk berhati-hati. Berdasarkan pengamatan cuaca, terdapat potensi cuaca ekstrem, seperti hujan deras, puting beliung, dan gelombang tinggi di pantai utara Cirebon dan Indramayu. ”Februari merupakan puncak musim hujan dengan curah hujan tinggi di atas 300 milimeter per bulan,” ujarnya.
Baca juga Tanah Longsor dan Angin Kencang Landa Kuningan