Dari Cornelis hingga Hasan Karman Bertarung di Dapil Kalimantan Barat
›
Dari Cornelis hingga Hasan...
Iklan
Dari Cornelis hingga Hasan Karman Bertarung di Dapil Kalimantan Barat
Oleh
DEBORA LAKSMI INDRASWARI
·2 menit baca
Beragamnya karakteristik sosial politik Daerah Pemilihan (Dapil) Kalimantan Barat I akan menjadi tantangan tersendiri bagi caleg pendatang baru. Mereka harus menghadapi lima petahana dan dua mantan pemimpin daerah yang akan maju dalam Pileg 2019. Dominasi dua partai kuat PDI-P dan Golkar juga menjadi tantangan bagi 108 caleg baru.
Lima anggota legislatif DPR (2014-2019) yang dulu bernaung di dapil induk Kalimantan Barat kembali bersaing memperebutkan delapan kursi DPR di Kalimantan Barat I. Mereka adalah Daniel Johan, Katherine A OE, Michael Jeno, Syarif Abdullah Alkadrie, dan Erma Suryani Ranik.
Selain menghadapi petahana, caleg baru juga harus menghadapi dua mantan pemimpin daerah, yaitu Cornelis dan Hasan Karman. Cornelis adalah mantan Gubernur Kalimantan Barat periode 2008-2013 dan 2013-2018. Sementara Hasan Karman adalah mantan Wali Kota Singkawang 2007-2012.
Lima petahana legislatif dan dua eks pemimpin daerah tersebut mewakili partai PDI-P, PKB, Gerindra, Demokrat, dan Nasional Demokrat. Berkaca pada hasil Pileg 2014, 10 kursi di Dapil Kalimantan Barat diperoleh PDI-P dengan 3 kursi. Adapun sisanya, masing-masing diperoleh Golkar, Nasional Demokrat, PKB, Gerindra, Demokrat, PAN, dan PPP.
Jika lima petahana dan dua mantan pemimpin daerah berhasil masuk, berarti tersisa kursi untuk caleg baru Partai Golkar. Golkar pada Pemilu 2014 meraih suara tertinggi kedua (272.000 suara) setelah PDI-P.
Namun, bisa jadi tidak semua petahana bisa berhasil merebut kembali kursi Senayan. Jika demikian, peluang besar akan direbut oleh caleg baru dari PDI-P, Golkar, Demokrat, Gerindra, dan Nasional Demokrat yang masuk lima besar perolehan suara tertinggi Pileg 2014.
Berbagai peluang politik akan tercipta di dapil dengan nilai kegiatan ekonomi tertinggi kedua dapil se-Kalimantan ini. Namun, siapa pun yang terpilih, baik petahana maupun caleg baru, masih mempunyai pekerjaan rumah untuk meningkatkan kualitas sumber daya manusianya. Nilai IPM 2017 sebesar 67,3, masuk kategori rendah dapil se-Kalimantan. (LITBANG KOMPAS)