LONDON, JUMAT — Josep ”Pep” Guardiola memang tidak pernah melatih tim nasional sepanjang kariernya. Akan tetapi, gaya melatihnya di klub selalu berpengaruh positif kepada perkembangan timnas. Setelah berkontribusi di Jerman dan Spanyol, Pelatih Manchester City itu menjadi aktor di balik kesuksesan Inggris saat ini.
”Tiga Singa”, julukan timnas Inggris, kembali menunjukkan taringnya saat pertandingan pertama Grup A kualifikasi Piala Eropa 2020. Mereka meremukkan Ceko, 5-0, di Stadion Wembley, London, pada Sabtu (23/3/2019) dini hari WIB.
Penentu kemenangan pada laga itu adalah penyerang asal Manchester City, Raheem Sterling. Dia mencetak hattrick dan menghasilkan satu penalti yang dieksekusi Harry Kane.
”Raheem bermain luar biasa, selalu berenergi sepanjang malam tadi. Dia sangat percaya diri saat ini. Tidak hanya di dalam lapangan, tetapi juga di luar lapangan. Dia juga begitu dewasa,” kata pelatih Inggris, Gareth Southgate.
Southgate melihat perubahan signifikan seorang Sterling. Sebelumnya, Sterling melewati masa sulit bersama timnas. Mantan penggawa Liverpool itu pernah menjadi pemain paling dikritik saat Inggris kalah di babak 16 besar Piala Eropa 2016.
Mesin gol
Perubahan Sterling merupakan buah dari kejeniusan seorang Pep. Di Manchester City, Pep menambah peran pemain berusia 24 tahun itu. Dari hanya penyerang sayap sebagai pembongkar pertahanan tim lawan dan fasilitator, kini dia menjadi mesin gol.
Musim ini, Sterling sudah mencetak 15 gol dan 9 asis dari 24 laga Liga Primer Inggris. Sementara itu, pada awal Maret, dia baru saja mencetak hattrick ke gawang Watford.
Kemampuan penyelesaian akhir itu belum dimilikinya saat berseragam Liverpool (2010-2015) ataupun sebelum Pep datang ke City pada 2016. Sterling hanya mampu mengoleksi dua digit gol per musim pada dua tahun terakhir.
”Saya lebih paham tentang bagaimana mengontrol bola dan mengatur tempo. (Pep) mengajarkan bagaimana menciptakan momentum dalam pertandingan,” ucap Sterling kepada ESPN pada awal musim 2018/2019.
Pemain setinggi 170 sentimeter itu terlihat begitu cerdik pada laga melawan Ceko. Dua gol pertamanya merupakan hasil dari penempatan posisi sempurna dan memanfaatkan celah kosong di pertahanan lawan. Hal tersebut sudah menjadi kebiasaannya di level klub saat City menghadapi lawan yang bermain bertahan.
Di sisi lain, Pep juga memberikan mentalitas juara yang sebelumnya tidak dimiliki Sterling. Di bawah Pep, Sterling menjuarai Liga Primer musim lalu. Tahun ini, City berpeluang meraih empat gelar sekaligus, yaitu Liga Champions, Liga Primer, Piala FA, dan Piala Liga.
Pengaruh besar
Pengaruh Pep lebih luas dari sekadar Sterling. Di dalam tim asuhan Southgate terdapat juga dua tulang punggung City, yaitu Kyle Walker dan John Stones. Keberadaan tiga pemain City mengantarkan Inggris untuk pertama kali lolos ke semifinal Piala Dunia Rusia 2018 setelah terakhir kali pada 1990.
Mantan gelandang tengah Inggris, Paul Scholes, mengakui pengaruh besar Pep dalam perkembangan timnas. Secara tidak langsung keberadaan pemain City turut membawa gaya permainan Pep ke skuad Tiga Singa.
”Dia (Pep) memberi pengaruh terhadap permainan Inggris. Bagaimana di Piala Dunia, Southgate memainkan tiga bek. Dengan formasi itu, mereka bermain sepak bola mengalir dari pertahanan,” kata Scholes.
Dalam formasi tiga bek di Piala Dunia, dua pemain di antaranya adalah Stones dan Walker. Mereka menjadi kunci membangun serangan dari lini pertahanan. Cara itu persis dengan gaya bermain City.
Inggris tentunya masih berharap besar pada skuad Pep. Saat ini, Pep sedang mengembangkan permainan gelandang muda asal Inggris, Phil Foden (18). Perkembangannya mulai terlihat saat Foden mencetak gol ke gawang Schalke di babak 16 besar Liga Champions.
Sebelum di Inggris, pengaruh Pep sudah terbukti di Spanyol dan Jerman. Pep merupakan Pelatih FC Barcelona saat Spanyol menjuarai Piala Eropa 2008 dan 2012 serta Piala Dunia 2010. Kala itu, mayoritas pemain Spanyol, di antaranya David Villa, Xavi Hernandez, dan Iniesta, berasal dari Barcelona.
Hal serupa kembali terjadi saat Pep melatih Bayern Muenchen pada 2013/2014. Semusim setelah Muenchen menunjukkan dominasi di liga, timnas Jerman menjuarai Piala Dunia Brasil 2014. Hampir semua pemain Jerman saat itu merupakan anak asuh Pep. (AP/REUTERS)