Sprinter muda Lalu Muhammad Zohri (18) berhasil mempertajam rekor nasional nomor lari 100 meter putra dengan catatan waktu 10,03 detik. Dengan catatan waktu yang telah diukirnya, Zohri berhasil mempertajam rekor nasional 10,13 detik dan menembus limit kualifikasi nomor 100 m putra Olimpiade Tokyo 2020 yang ditetapkan, yakni 10,05 detik.
Oleh
Denty Piawai Nastitie/Adrian Fajriansyah
·3 menit baca
JAKARTA, KOMPAS — Sprinter muda Lalu Muhammad Zohri (18) berhasil mempertajam rekor nasional nomor lari 100 meter putra dengan catatan waktu 10,03 detik. Catatan ini sekaligus memastikan pelari asal Lombok, Nusa Tenggara Barat, ini menembus limit kualifikasi Olimpiade Tokyo 2020.
Bersaing dengan pelari-pelari elite dunia, seperti juara dunia saat ini asal Amerika Serikat Justin Gatlin, Zohri menempati peringkat ketiga pada final Kejuaraan Seiko Golden Grand Prix 2019 di Osaka, Jepang, Minggu (19/5/2019).
Tampil sebagai pelari termuda dari sembilan peserta, Zohri yang berlari di lintasan terluar hanya terpaut 0,03 detik dari Gatlin yang menjadi juara dengan catatan waktu 10,00 detik. Berada di urutan kedua adalah juara Asia Yoshihide Kiryu dengan catatan waktu 10,01 detik.
Dengan catatan waktu yang telah diukirnya, Zohri tidak hanya mempertajam rekor nasional 10,13 detik yang diperolehnya dalam Kejuaraan Atletik Asia 2019 di Doha, Qatar, pada 22 April 2019. Dia juga berhasil menembus limit kualifikasi nomor 100 m putra Olimpiade Tokyo 2020 yang ditetapkan, yakni 10,05 detik.
Dari Osaka, Jepang, Zohri mengucapkan terima kasih kepada masyarakat Indonesia. ”Saya bersyukur dan berterima kasih atas dukungan masyarakat Indonesia, khususnya warga NTB. Atas doa dan dukungan masyarakat, PB PASI, Ketua Umum PB PASI Bob Hasan, pelatih, dan teman-teman, saya bisa memberikan hasil dan prestasi terbaik untuk Indonesia,” kata Zohri.
Pelatih kepala sprint pelatnas atletik Eni Nuraini memastikan, setiap kejuaraan internasional yang diakui Federasi Atletik Internasional (IAAF) dapat digunakan sebagai kualifikasi Olimpiade. ”Dengan demikian, Alhamdulillah, Zohri lolos ke Olimpiade Tokyo 2020”, demikian Eni lewat pesan singkat.
Pelari dunia
Hal yang lebih membanggakan, di kejuaraan yang berlangsung di Yanmar Stadium, Nagai Osaka ini, Zohri bersaing dengan sprinter-spinter elite dunia. Gatlin, yang memiliki catatan waktu terbaik 9,74 detik, mengalahkan pelari tercepat dunia asal Jamaika, Usain Bolt, pada Kejuaraan Dunia Atletik 2017 di London. Selain itu, ada dua sprinter AS lain, yakni Kendal Williams dan Cameron Burrell.
Di Osaka ini, Zohri juga bersaing dengan anggota tim estafet 4 x 100 meter Jepang yang meraih medali perak Olimpiade Rio de Janeiro 2016 dan medali emas Asian Games. Mereka adalah Kiryu, Ryota Yamagata, Shuhei Tada, dan Asuka Cambridge.
Pelari-pelari ini mempunyai catatan waktu yang lebih baik dari Zohri. Kendal Williams, misalnya, mempunyai catatan waktu 9,99 detik. Williams menempati peringkat ke-8.
”Rasanya luar biasa bisa bersaing dengan pelari-pelari elite dunia,” kata Zohri, sebelum kejuaraan.
Sebelum bersaing di Osaka, Zohri sudah dua kali memperbaiki rekor nasional lari 100 meter putra yang sebelumnya diciptakan Suryo Agung Wibowo dengan 10,17 detik pada SEA Games 2007. Pada babak semifinal di Kejuaraan Atletik Asia di Doha, Zohri mencatat waktu 10,15. Hasil ini dipertajamnya di final menjadi 10,13 detik sekaligus merebut medali perak. Tak sampai satu bulan kemudian, rekornas kembali dipertajam di Osaka dengan fenomenal, lebih cepat 0,1 detik, menjadi 10,03 detik.
Kompetisi yang diadakan oleh Asosiasi Atletik Jepang bekerja sama dengan Pemerintah Osaka ini juga akan melombakan nomor estafet 4 x 100 m. Namun, dalam lomba yang hanya berselang beberapa jam dari nomor 100 m, tim Indonesia yang terdiri dari AM Bisma, Zohri, Eko Rimbawan, Bayu Kertanegara hanya menempati posisi kelima dengan catatan waktu 39,76 detik. Posisi pertama diraih Jepang yang mencatat waktu 38,00 detik.