PT Kustodian Sentral Efek Indonesia meluncurkan fasilitas Acuan Kepemilikan Sekuritas (AKSes) generasi terbaru agar investor kian mudah memantau kinerja portofolio.
Oleh
Dimas Waraditya Nugraha
·3 menit baca
JAKARTA, KOMPAS - PT Kustodian Sentral Efek Indonesia meningkatkan kapasitas layanan investasi agar investor semakin mudah memantau kinerja portofolio. Dengan infrastruktur yang semakin baik, diharapkan pendalaman pasar modal dapat semakin optimal.
Kustodian Sentral Efek Indonesia (KSEI) merupakan lembaga yang berfungsi melakukan penyimpanan dan penyelesaian transaksi efek di pasar modal. Pada pembukaan perdagangan Senin (10/5/2019), di Jakarta, KSEI meluncurkan fasilitas Acuan Kepemilikan Sekuritas (AKSes) generasi terbaru.
Fasilitas AKSes ini disediakan KSEI agar investor di pasar modal dapat secara langsung memantau portofolio kepemilikan efek atau dana yang tersimpan di dalam rekening dana nasabah sebagai upaya meningkatkan transparansi informasi dan perlindungan investor.
Direktur Utama KSEI Friderica Widyasari Dewi menuturkan, inisiatif untuk perlindungan investor telah dimulai dari 2009. Saat itu, KSEI pertama kali meluncurkan aplikasi perlindungan pemodal bernama "Investor Area" yang fiturnya masih sederhana.
“Selanjutnya pada 2011, Investor Area dikembangkan menjadi AKSes. Pengembangan dilakukan untuk memenuhi kebutuhan investor dalam memantau portofolio investasi di pasar modal secara langsung,” ujarnya.
Berdasarkan data KSEI hingga akhir 2018, jumlah investor yang mengakses fasilitas ASKSes di bawah 12 persen dari total investor pasar modal sebanyak 1,61 juta identifikasi investor tunggal (single investor identification/SID). Sejumlah kendala yang dihadapi di antaranya proses registrasi masih membutuhkan dokumen fisik.
Berbeda dengan generasi sebelumnya, layanan AKSes generasi terbaru memiliki cara akses yang lebih mudah dan cepat dibandingkan dengan generasi sebelumnya. Hal ini membuat proses penyampaian laporan data kepemilikan efek milik investor menjadi lebih efisien.
“Fitur saat ini lebih advance dengan teknologi terkini, untuk memberi ruang bagi pengembangan berikutnya. Login bisa dilakukan dengan NIK (nomor induk kependudukan), investor asing bisa login dengan nomor paspor,” tutur Friderica.
Melalui AKSes, investor dapat membandingkan laporan (account statement) yang disampaikan perusahaan efek (PE) dan bank kustodian (BK) secara berkala dengan data yang tersimpan di KSEI. Upaya ini untuk memastikan portofolio investasi milik investor sudah sesuai dengan instruksi jual/beli kepada PE dan BK.
“Pengembangan AKSes generasi terbaru merupakan inisiatif KSEI dan salah satu proyek multi-years yang termasuk dalam rencana strategis KSEI jangka panjang,” jelasnya.
Melalui aplikasi tersebut, dalam tiga bulan ke depan, KSEI dan bank kustodian dapat menggantikan laporan (account statement) yang selama ini dilakukan secara manual melalui surat.
Deputi Direktur Pengawasan Lembaga Efek Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Ridwan menilai peningkatan kapasitas dari layanan AKSes KSEI menjadi salah satu langkah memperbaiki kondisi pasar modal dan perekonomian nasional.
“Meski kondisi global belum stabil, upaya meningkatkan fasilitas dan infrastruktur pasar modal tetap harus dilakukan untuk menjaga stabilitas domestik,” ujarnya.
Kemudahan akses pasar modal dinilai akan membantu pendalaman pasar modal. Dalam beberapa tahun terakhir, lanjut Ridwan, tingkat literasi masyarakat terkait pasar modal baru mencapai 5 persen dari total lebih dari 250 juta penduduk Indonesia. Adapun yang telah mengakses pasar modal tidak lebih dari 1 persen dari total jumlah penduduk.