Situasi keamanan di Kepulauan Riau pasca rampungnya rekapitulasi Pemilu 2019 terpantau kondusif. Aktivitas warga berlangsung seperti biasa dan roda ekonomi tetap berputar normal. Belum ada kelompok pendukung salah satu pasangan calon yang melakukan demonstrasi menolak hasil rekapitulasi.
Oleh
PANDU WIYOGA
·3 menit baca
BATAM, KOMPAS — Situasi keamanan di Kepulauan Riau seusai rampungnya rekapitulasi hasil Pemilu 2019 terpantau kondusif. Aktivitas warga berlangsung normal dan roda ekonomi tetap berjalan seperti biasa. Belum ada kelompok pendukung salah satu pasangan calon yang berunjuk rasa menolak hasil pemilu.
Kepala Bidang Humas Polda Kepulauan Riau Komisaris Besar Sapto Erlangga, Rabu (22/5/2019), di Batam, mengatakan, kondisi Siaga I tetap diberlakukan mulai 21 Mei hingga 25 Mei sesuai dengan instruksi Mabes Polri. Sebanyak 2.000 polisi disiagakan untuk melakukan patroli gabungan bersama TNI.
Secara khusus, pasukan gabungan Polri dan TNI berkonsentrasi mengamankan dua wilayah, yaitu Tanjung Pinang sebagai pusat pemerintahan dan Batam sebagai pusat ekonomi. ”Dua titik itu adalah indikator utama tingkat keamanan di Kepulauan Riau,” kata Erlangga.
Pengamanan di Kantor Komisi Pemilihan Umum (KPU) dan Badan Pengawas Pemilihan Umum (Bawaslu) juga ditingkatkan sebagai antisipasi gelombang protes massa. Namun, hingga kini belum ada tanda-tanda rencana pelaksanaan unjuk rasa di Batam dan Tanjung Pinang.
”Situasi aman ini tercipta berkat dukungan masyarakat Kepulauan Riau yang berhasil menunjukkan sifat dewasa menerima hasil rekapitulasi suara. Namun, jika nantinya masih ada kelompok yang belum puas terhadap hasil itu, mereka disarankan menempuh jalur sesuai mekanisme hukum,” ujar Erlangga.
Ketua Bawaslu Batam Syailendra Reza Irwansyah Rezeki mengatakan, warga Batam dan wilayah lain di Kepulauan Riau dalam sejarahnya memang selalu dapat bersikap dewasa menerima hasil pemilu. Warga Batam tidak mudah terpengaruh gelombang protes di daerah lain.
Warga Batam tidak mudah terpengaruh gelombang protes di daerah lain.
Reza mengatakan, selama proses pencoblosan hingga penghitungan suara juga tidak dijumpai tindakan protes anarkistis dari warga untuk mencoba mendelegitimasi Pemilu 2019.
”Kalau akan ada demonstrasi tanda-tandanya pasti sudah kelihatan dari jauh hari. Sekarang tidak tampak gejolak apa pun,” katanya.
Keamanan di Kepulauan Riau tetap terjaga karena sejak jauh hari sejumlah tokoh masyarakat telah mengimbau masyarakat agar saling menahan diri untuk menjaga persatuan. Gubernur Kepulauan Riau Nurdin Basirun saat menginisiasi deklarasi damai pada Sabtu (4/5/2019) juga mengimbau agar warga menyikapi hasil rekapitulasi secara ugahari dan tidak saling menyerang untuk menjatuhkan satu sama lain.
Direktur Eksekutif Indonesian Police Watch Neta S Pane mengimbau Polri segera mengatasi ketegangan di Jakarta dengan menangkap dalang di balik aksi tersebut. Ia khawatir jika kerusuhan dibiarkan lebih lama pengaruhnya akan menyebar ke daerah.
Meskipun begitu, Neta mengapresiasi Polri yang telah bertindak cepat memberlakukan level Siaga I hingga satuan polisi terkecil di daerah. Hal itu sedikit banyak dirasa telah ikut memengaruhi kesadaran masyarakat secara luas untuk turut menjaga keamanan di daerah masing-masing.