Setelah 48 jam, warga dapat kembali menggunakan jalan Trans-Sarmi hingga Jayapura setelah jembatan sepanjang 18 meter yang terputus di Distrik Bonggo, Kabupaten Sarmi, berhasil diperbaiki Balai Besar Pelaksanaan Jalan Nasional XVIII Papua bersama sejumlah pihak.
Oleh
FABIO COSTA
·2 menit baca
SARMI, KOMPAS — Pihak Balai Pelaksanaan Jalan Nasional XVIII Papua bersama masyarakat setempat serta aparat TNI dan Polri berhasil memperbaiki jembatan di daerah SP 2, Kampung Narum, Distrik Bonggo, Kabupaten Sarmi, Papua, Sabtu (22/6/2019). Perjalanan dengan menggunakan sarana transportasi darat dari Sarmi ke Jayapura akhirnya berjalan lancar.
Dari hasil pantauan Kompas di Kampung Narum pada Sabtu sekitar pukul 15.00 WIT, tampak sekitar 30 petugas dari Balai Jalan Nasional XVIII Papua bersama masyarakat, aparat TNI dan Polri berhasil menuntaskan pembangunan jembatan yang terbuat dari kayu ini pada pukul 17.30 WIT.
Sebelumnya jembatan ini terputus karena dihantam luapan dari Sungai Sungwai. Kondisi ini dipicu hujan dengan intensitas lebat sekitar tiga jam pada Kamis (20/6/2019).
Kepala Balai Besar Pelaksanaan Jalan Nasional XVIII Papua Osman Marbun bersama Bupati Sarmi Eduard Fonataba secara langsung memantau upaya perbaikan jembatan tersebut.
Akhirnya sekitar pukul 18.00 WIT, ratusan mobil yang mengantre hingga sekitar 2 kilometer sudah dapat menggunakan jembatan berbahan dari kayu tersebut.
Osman di Jayapura pada Minggu (23/6/2019) mengatakan, dirinya Kepala Satuan Kerja Pelaksanaan Jalan Nasional Wilayah I Papua Saut Munthe segera menuntaskan kegiatan perbaikan hanya dalam jangka dua hari saja setelah kejadian jembatan itu terputus.
Diketahui jembatan ini berada di ruas jalan nasional dari Sarmi ke Jayapura sepanjang 326 kilometer. Jalan ini berperan sangat penting untuk kegiatan transportasi dan distribusi berbagai barang kebutuhan kedua daerah.
”Dengan bantuan dari berbagai pihak, akhirnya perbaikan jembatan berjalan lancar. Akses transportasi darat dari Sarmi ke Jayapura maupun sebaliknya kembali berjalan normal,” kata Osman.
Dengan bantuan dari berbagai pihak, akhirnya perbaikan jembatan berjalan lancar. Akses transportasi darat dari Sarmi ke Jayapura maupun sebaliknya kembali berjalan normal.
Ia menuturkan, Balai Besar Pelaksanaan Jalan Nasional XVIII Papua membangun empat jembatan permanen dan tiga gorong-gorong di ruas jalan trans-Sarmi-Jayapura.
Ia menambahkan, Balai Besar Pelaksanaan Jalan Nasional XVIII Papua berencana membangun jembatan yang permanen di Kampung Narum, Distrik Bonggo. Tujuannya agar tak terjadi insiden jembatan yang terputus akibat diterjang sungai yang meluap.
”Terdapat sekitar 200 jembatan dan gorong yang belum permanen sepanjang jalur trans-Sarmi-Jayapura. Karena itu, Balai Besar Pelaksanaan Jalan Nasional XVIII Papua selalu berkomitmen menganggarkan biaya setiap tahun untuk penanganan ruas jalan ini,” tutur Osman.
Kepala Distrik Bonggo Fredy Sawefkoy mengapresiasi upaya Balai Besar Pelaksanaan Jalan Nasional XVIII Papua, TNI, Polri, dan masyarakat setempat yang bergerak cepat menuntaskan perbaikan jembatan yang rusak.
”Jembatan ini rawan terputus saat diterjang air sungai meluap. Hal ini disebabkan curah hujan yang lebat selama berjam-jam. Kami berharap pihak balai dapat membangun jembatan permanen sehingga kejadian ini tak terulang lagi,” kata Fredy.