Nyonya Fachruziah atau Empah (51), seorang ibu asal Duren Sawit, Jakarta Timur, menghilang dari rumah sejak tiga minggu yang lalu. Keluarga berharap bantuan masyarakat, selain kepolisian, untuk membantu menemukannya.
Oleh
Kurnia Yunita Rahayu
·3 menit baca
JAKARTA, KOMPAS — Nyonya Fachruziah atau Empah (51), seorang ibu asal Duren Sawit, Jakarta Timur, menghilang dari rumah sejak tiga minggu yang lalu. Hingga Minggu (23/6/2019), perempuan yang menderita skizofrenia tersebut belum ditemukan. Keluarga berharap bantuan masyarakat, selain kepolisian, untuk membantu menemukannya.
Qibthia Fahrulnisa (26), anak Empah, mengatakan, keluarganya berdomisili di Kampung Bulak Nomor 22, RT 001 RW 0015, Kelurahan Klender, Kecamatan Duren Sawit, Jakarta Timur. Ibunya menghilang dari rumah sejak Selasa (4/6/2019) pagi.
Saat itu, Empah mengenakan kaus putih biru, celana pendek hitam, dan sandal jepit merah muda. Ciri-ciri fisiknya adalah berambut cepak, berkulit gelap, dan sebagian besar gigi depannya sudah ompong. Bagian kiri belakang kepala Empah pitak, seperti bekas jahitan besar. Sementara pada dahi kiri terdapat benjolan dan telunjuk kirinya tidak bisa lurus.
Keluarga mendapati aktivitas terakhirnya setelah mandi dan minum obat di rumah. Setelah itu, ibu dua anak tersebut pergi mengunjungi posko organisasi kemasyarakatan (ormas) yang berjarak tak jauh dari rumah. Posko yang berada di sekitar Kantor Cabang BCA Klender itu biasa dikunjungi Empah pada pagi hari hingga dijemput oleh anaknya pada siang hari.
”Ibu mengidap skizofrenia sejak saya masih kecil, jadi beliau kerap berjalan (tanpa arah) ke luar rumah atau duduk-duduk di posko itu,” ujar Qibthia.
Empah mengidap skizofrenia sejak 20 tahun yang lalu sehingga ia cenderung bersikap tidak acuh pada orang-orang di sekitarnya dan kerap berhalusinasi. Ia bisa berkomunikasi dengan siapa saja, tetapi jawaban yang ia berikan tidak selalu valid. Informasi yang pasti valid yang bisa ia kemukakan adalah soal nama kedua anaknya, Qibthia Fahrulnisa dan Vicky Balqis.
”Misalnya ada yang tanya berapa usianya, ia selalu menjawab 40 tahun, padahal usianya sudah 51 tahun,” kata Qibthia.
Hilangnya Empah pun bukan pertama kali. Setidaknya, ia sudah dua kali menghilang dari rumah kemudian ditemukan oleh petugas Dinas Sosial dan dirawat di Panti Bina Insan Bangun Daya I, Cipayung, Jakarta Timur, dan Panti Bina Insan Bangun Daya II, Kedoya, Jakarta Barat.
Kali ini, keluarga pun telah mencoba mengeceknya ke sana, tetapi Empah tidak ada.
”Kami sudah mencari ibu ke sekitar rumah, ke kedua panti tersebut, serta melapor ke Dinas Sosial DKI Jakarta, Kota Bekasi, Kabupaten Bekasi, Kota Depok dan Kota Tangerang, tetapi belum ada perkembangan,” ujar Qibthia.
Selain itu, keluarga Empah pun telah melapor ke Polres Jakarta Timur dan dicatat dalam laporan Nomor: 5134/B/VI/2019/RES JT pada 4 Juni lalu. Akan tetapi hingga kini, belum ada informasi dari kepolisian.
Keluarga memohon bantuan masyarakat yang mungkin melihatnya atau memiliki informasi mengenai ibunya. Informasi bisa disampaikan kepada dia melalui sambungan telepon seluler pada nomor 085881606485.