Sektor keuangan menjadi salah satu kelompok saham di pasar modal dengan kinerja terbaik di sepanjang tahun berjalan. Pertumbuhan saham di sektor keuangan tersebut besar kemungkinannya bakal berlanjut.
Oleh
Dimas Waraditya Nugraha
·3 menit baca
JAKARTA, KOMPAS — Sektor keuangan menjadi salah satu kelompok saham di pasar modal dengan kinerja terbaik di sepanjang tahun berjalan. Pergerakan harga saham sektor keuangan yang positif ditopang oleh kapitalisasi pasar yang besar dan kinerja industri yang stabil.
Berdasarkan data Bursa Efek Indonesia (BEI) sejak awal Januari 2019 hingga Rabu (25/6/2019), pergerakan saham sektor keuangan tumbuh 9,84 persen. Pertumbuhan ini hanya kalah dari sektor infrastruktur dan transportasi, yang pada periode sama tumbuh 11,91 persen.
Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) sepanjang tahun 2019 berjalan tumbuh 2,03 persen, dengan ditutup di level 6.320,45 hari ini.
Analis Jasa Utama Capital Sekuritas Chris Apriliony menilai, kontribusi sektor keuangan terhadap pergerakan IHSG juga paling besar. Sebab, kapitalisasi pasar saham keuangan menjadi pemimpin dibanding sektor lain.
”Investor asing yang masuk ke Indonesia lebih banyak menyasar saham di sektor perbankan karena kapitalisasi pasarnya besar,” ujar Chris.
PT Bank Central Asia Tbk memiliki kapitalisasi pasar mencapai Rp 717 triliun atau setara dengan sekitar 10 persen total kapitalisasi pasar IHSG yang tercatat mencapai Rp 7.193 triliun pada Jumat akhir pekan lalu.
Adapun PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk memiliki kapitalisasi pasar mencapai Rp 526 triliun atau setara dengan 7,4 persen total kapitalisasi pasar IHSG.
Peringkat investasi dari lembaga pemeringkat global Standard and Poor’s (S&P), lanjut Chris, turut memperkuat daya tarik pasar modal Indonesia di mata investor asing. Berdasarkan data BEI terhitung sejak awal Januari hingga 25 Juni 2019, investor asing mencatatkan aksi beli bersih sebesar Rp 55,91 triliun.
Sisi fundamental
Selain itu, sektor keuangan juga menunjukkan performa kinerja yang baik dari sisi fundamental. Hal ini terlihat dari tingginya penyaluran kredit, melonggarnya likuiditas keuangan, dan rendahnya rasio kredit macet (NPL).
Otoritas Jasa Keuangan (OJK) mencatat, kinerja intermediasi lembaga jasa keuangan bergerak positif pada April 2019. Kredit perbankan tumbuh 11,05 persen secara tahunan dibandingkan penyaluran kredit di periode yang sama tahun lalu.
Selain itu, hingga April, risiko kredit perbankan juga berada pada level yang rendah. Ini tecermin dari rasio kredit macet (NPL) gross perbankan sebesar 2,57 persen dan NPL net sebesar 1,15 persen.
”Indikator-indikator yang menunjukkan perbaikan kinerja sektor keuangan ini menandakan ekonomi Indonesia juga cukup baik,” ujar Chris.
Prospek cerah
Pergerakan harga saham perbankan tercatat positif sepanjang tahun ini. Harga saham BCA dengan kode BBCA, misalnya, tumbuh 13 persen sejak awal tahun hingga berita ini dibuat. Pada periode yang sama, saham BRI (BBRI) naik 17,8 persen dan saham Bank Mandiri (BMRI) naik 8,1 persen.
Chris menilai, prospek penurunan suku bunga acuan BI bisa membuat pertumbuhan saham sektor keuangan berlanjut.
Sentimen yang perlu diwaspadai dapat menghambat pertumbuhan sektor keuangan adalah data neraca perdagangan yang apabila kembali mencatatkan defisit akan membuat nilai tukar melemah.
Analis Binaartha Sekuritas Nafan Aji Gusta menambahkan, era suku bunga tinggi mulai berakhir sehingga kepercayaan pelaku pasar terhadap sektor keuangan meningkat. Di samping itu, surplus neraca perdagangan periode Mei 2019 sebesar 207,6 juta juga telah mengangkat sektor ini.
Selain itu, relaksasi likuiditas melalui kebijakan pelonggaran giro wajib minimum (GWM) oleh Bank Indonesia (BI) dapat menggenjot pertumbuhan kredit hingga mencapai dua digit.
”Proyeksi dan data tersebut menggambarkan kinerja sektor keuangan masih akan terus tumbuh,” ujarnya.