PDI-P Tuntaskan Konferensi Daerah dan Jadikan Kultur Penelitian sebagai Tradisi
›
PDI-P Tuntaskan Konferensi...
Iklan
PDI-P Tuntaskan Konferensi Daerah dan Jadikan Kultur Penelitian sebagai Tradisi
Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan menuntaskan tahap konferensi cabang dan konferensi daerah di 10 provinsi. Masukan dan aspirasi dari kader ditampung dalam proses itu jelang kongres ke-5 di Bali.
Oleh
I GUSTI AGUNG BAGUS ANGGA PUTRA
·2 menit baca
JAKARTA, KOMPAS — Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan menuntaskan tahap konferensi cabang dan konferensi daerah di 10 provinsi. Masukan dan aspirasi dari kader ditampung dalam proses itu jelang kongres ke-5 di Bali.
Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDI-P) juga menekankan pentingnya kultur penelitian terus didorong menjadi tradisi partai menjelang kongres. Salah satunya adalah melalui dialog dengan para ahli guna menyelesaikan berbagai persoalan bangsa.
Sekretaris Jenderal PDI-P Hasto Kristiyanto, Senin (1/7/2019), menyampaikan, PDI-P terhitung sejak 29 Juni 2019 secara serentak telah memulai konferensi cabang (konfercab) dan konferensi daerah (konferda).
Sebanyak 10 provinsi telah menuntaskan konfercab dan konferda, yaitu Yogyakarta, Bangka Belitung, Bengkulu, Kepulauan Riau, Maluku, Maluku Utara, Gorontalo, Riau, dan Jambi.
Dalam konferda dan konfercab, PDI-P mengevaluasi secara menyeluruh capaian dan program partai selama ini. Tujuannya, untuk mewujudkan PDI-P menjadi obor penerang serta partai yang konsisten memimpin pergerakan rakyat.
Agenda konferda dan konfercab sekaligus juga sebagai ajang konsolidasi partai menuju Kongres V PDI-P di Bali pada 8-10 Agustus 2019.
”Konsolidasi ideologi, politik, organisasi, sumber daya, dan konsolidasi kader serta program mewarnai proses konfercab dan konferda. Disiplin kader ditingkatkan dan peningkatan kualitas sumber daya manusia partai diprioritaskan,” kata Hasto melalui keterangan tertulis.
Atas dasar itu, kata Hasto, pertimbangan penempatan kader di jabatan struktural partai, selain mengedepankan kesadaran ideologi, penting juga menempatkan penguasaan ilmu pengetahuan dan teknologi terapan.
”Kultur penelitian dan pengembangan organisasi harus menjadi tradisi kepartaian. Partai terus berdialog dengan para ahli agar PDI-P semakin mampu mendorong kebijakan yang dalam jangka pendek mampu menyelesaikan berbagai persoalan bangsa,” katanya.
Kultur penelitian dan pengembangan organisasi harus menjadi tradisi kepartaian. Partai terus berdialog dengan para ahli agar PDI-P semakin mampu mendorong kebijakan yang dalam jangka pendek mampu menyelesaikan berbagai persoalan bangsa.
Dihubungi secara terpisah, pengamat politik dari Universitas Paramadina, Hendri Satrio, berpendapat, tantangan sebenarnya dari konferda dan konfercab ada pada pengurus partai di tingkat pusat.
Hendri melihat semua partai politik juga menggelar konferda dan konfercab seperti yang dilakukan PDI-P. Namun, saran dan masukan dari tingkat ranting hingga cabang kebanyakan hanya ditampung tanpa ada tindak lanjut.
Di sisi lain, Hendri mengapresiasi niat PDI-P menjadi partai pelopor yang menjadikan penelitian dan pengembangan organisasi sebagai tradisi.
”Memang sekarang ini zamannya menggunakan data. Kalau salah informasi dan data tentu pengambilan kebijakan menjadi tidak relevan,” ujarnya.