JAKARTA, KOMPAS – Setelah kurang lebih tiga bulan berlatih bersama, 18 pemain tim LKG-SKF Indonesia yang akan mengikut Piala Gothia kategori Boys 15 menunjukkan permainan yang semakin kompak. Komunikasi antarpemain selama pertandingan kian intens. Mereka pun sudah saling memahami cara bermain yang disukai masing-masing pemain. Untuk itu, taktik yang diberikan pelatih pun bisa berjalan lebih baik dibandingkan beberapa pekan lalu.
Hal itu terlihat kala tim LKG-SKF Indonesia menang 7-0 atas SSB Intan Soccer Cipta Cendikia dalam laga persahabatan di sela ”Meet The World" di Bogor, Jawa Barat, Minggu (30/6/2019). Acara itu merupakan bagian dari rangkaian persiapan menuju Piala Gothia 2019 di Gothenburg, Swedia, 14-20 Juli . Itu adalah kemenangan terbesar yang diraih tim LKG-SKF Indonesia selama menjalani masa pelatihan menuju Piala Gothia 2019.
Gol-gol tim LKG-SKF Indonesia dibuat oleh bek sekaligus kapten tim Tegar Andrie Shevanton di menit ke-8, dan ke-32, penyerang Muhammad Faiz Maulana di menit ke-16, penyerang Raka Cahyana Rizky di menit ke-38, bek Qory Kautsar di menit ke-41 dan ke-58, serta gelandang Muhammad Naufal Putra di menit ke-48.
Dalam laga yang berlangsung 2x30 menit itu, para pemain tim LKG-SKF Indonesia memang unggul usia dan postur atas lawannya. Para pemain LKG-SKF Indonesia kelahiran 2004, sedangkan pemain SSB Intan Soccer Cipta Cendikia rata-rata kelahiran 2005. Namun, permainan LKG-SKF Indonesia benar-benar berbeda kali ini. Mereka bukan menang karena unggul fisik belaka, melainkan karena cara bermain yang lebih matang.
Sebagai pembanding adalah saat mereka melakukan laga persahabatan pertama, menghadapi Tim Sister City DKI Jakarta di Jakarta, Selasa (9/4/2019). Saat itu, mereka juga unggul usia dari lawannya. Namun, mereka tidak menunjukkan permainan yang matang sehingga hanya menang 3-0.
Demikian juga dalam laga persahabatan menghadapi SSB Buperta Cibubur di Jakarta, Minggu (23/6/2019). Ketika itu, mereka juga unggul usia dari lawannya. Tapi, para pemain LKG-SKF Indonesia juga belum menunjukkan permainan yang matang sehingga hanya menang 3-0.
Dalam laga kali ini, bukti kematangan para pemain terlihat dari proses terciptanya gol. Hampir semua gol lahir dari permainan satu-dua sentuhan yang terstruktur. Gol Faiz, contohnya, lahir dari permainan yang berkembang dari sisi sayap kanan. Kemudian, Raka memberikan umpan silang yang bisa dikonversi menjadi gol oleh Faiz lewat sundulan.
Contoh lain adalah gol Raka yang lahir dari permainan yang berkembang dari bawah ke tengah, dan sayap kanan. Kemudian, pemain sayap kanan Muhammad Faqih Azhar melakukan tusukan ke jantung pertahanan lawan. Bukannya egois menembak bola, Faqih justru memberikan umpan tarik ke Raka yang sudah berdiri bebas di depan gawang, sehingga dengan mudah mencetak gol sontekan.
”Saya sangat berharap anak-anak bisa terus menjaga kekompakannya seperti ini. Sebab, dalam sepak bola, kerjasama tim adalah yang utama,” ujar pelatih LKG-SKF Indonesia Jumhari Saleh.
Pada laga tersebut, Jumhari menerapkan dua formasi, yakni 4-3-3 di babak pertama dan 3-5-2 di babak kedua. Tim bermain cenderung lebih seimbang dengan formasi 4-3-3. Saat memainkan format 3-5-2, tim justru menjadi lebih agresif.
”Pada babak pertama, tim masih cenderung gugup sehingga tidak bisa bermain optimal. Padahal, harusnya formasi 4-3-3 itu bisa membuat mereka lebih agresif. Namun, di babak kedua, mereka sudah lebih tenang. Untuk itu, formasi 3-5-2 yang semestinya lebih bertahan justru bisa membuat mereka lebih agresif,” tegas Jumhari.
Sudah saling kenal
Pemain sayap kiri Andriano Saputra menuturkan, resep kekompakan mereka adalah suasana tim yang kian akrab. Sekarang, para pemain sudah lebih mengenal satu sama lain. Mereka pun tak segan lagi untuk saling menegur ataupun mengingatkan rekannya di saat latihan maupun tanding.
Secara tidak langsung, kondisi itu membuat mereka saling memahami cara bermain rekannya. ”Dulu, waktu awal-awal latihan bersama, kami belum saling kenal. Jadi, tidak ada komunikasi di lapangan. Bermain cenderung sendiri-sendiri. Kalau sekarang sudah enak. Kami semua sudah saling kenal. Jadi, mainnya bisa padu,” ujar Andriano.
Pelatih SSB Intan Soccer Cipta Cendikia Fathul Ma’aruf menyampaikan, secara keseluruhan, permainan tim LKG-SKF Indonesia sudah sangat baik. Namun, masih ada celah yang perluh dibenahi di lini belakang. Selama laga, beberapa kali pemain belakang LKG-SKF Indonesia kocar-kacir saat ditekan lawan.
”Komunikasi di lini belakang mesti lebih baik. Mereka harus lebih tenang dan disiplin di posisi masing-masing saat ditekan,” pungkas Fathul, p elatih yang akan mendampingi SSB Intan Soccer Cipta Cendikia di Liga Kompa U-14 musim 2019-2020.