GOLD COAST, KOMPAS — Keikutsertaan pelari Kenya, Kenneth Mungara, dan pelari Jepang, Yuki Kawauchi, membuat persaingan lomba lari Gold Coast Marathon 2019 di Australia, Minggu (7/7/2019), akan ketat. Kedua pelari ini pernah berselisih hanya satu detik saat finis pada Gold Coast Marathon 2016.
Yuki Kawauchi merupakan juara Boston Marathon 2018. Sementara Kenneth Mungara merupakan juara Gold Coast Marathon 2015, 2016, dan 2018.
Kemenangan Kawauchi pada Boston Marathon 2018 mendapat sorotan luas dari dunia internasional. Kawauchi bukan merupakan pelari profesional. Ia adalah pegawai bidang administrasi di sekolah menengah. Namun, belum lama ini Kawauchi menyatakan, dirinya saat ini terjun sebagai pelari profesional.
”Gold Coast Marathon kali ini merupakan maraton pertama saya sebagai pelari profesional. Jadi saya datang ke sini dengan persiapan dan latihan yang lebih fokus,” kata Kawauchi saat jumpa pers di Gold Coast, Jumat (5/7/2019).
Mungara mengaku tidak sabar segera beradu cepat dengan Kawauchi. Persaingan keduanya diharapkan akan membuat perlombaan yang ke-41 kali ini berlangsung ketat dan menarik. ”Saya tidak sabar ingin melihat Kawauchi lagi. Tentu tidak akan mudah mempertahankan rekor saya. Tetapi, persaingan kami di Gold Coast membuat saya ingin kembali dan meminta dia menantang saya,” kata Mungara.
Ia menambahkan, Gold Coast Marathon merupakan salah satu tempat favoritnya berlari. ”Tidak hanya karena ada suasana yang hebat dan kondisi berlari yang ideal, tetapi saya sudah mendapatkan hasil yang bagus di sini,” katanya.
Jika Mungara menjuarai maraton tahun ini, ia akan menyamai rekor Margaret Reddan dan Pat Carroll yang menjuarai empat gelar Gold Coast Marathon.
Pelari Indonesia
Sementara itu, dua pelari jarak jauh Indonesia, Triyaningsih dan Agus Prayogo, juga akan berlaga di GCM 2019 ini. Keduanya akan berlomba pada nomor setengah maraton (21,095 kilometer).
Pelari maraton Agus Prayogo berharap bisa memperbaiki catatan waktu terbaiknya. Agus menargetkan bisa berlari di bawah waktu terbaiknya 1 jam 07 menit untuk jarak half marathon. ”Targetnya tidak muluk-muluk. Sebisa mungkin bisa memperbaiki catatan waktu saja. Apalagi, lawannya serem-serem,” kata Agus berkelakar. Sebagai pelari elite nasional, Agus akan memulai perlombaan di barisan depan sehingga kesempatan mencetak waktu terbaik akan lebih terbuka.
Faktor cuaca sepertinya akan menjadi faktor utama penghambat para pelari dalam mendapatkan waktu terbaik. Pada Jumat pagi, hujan relatif deras turun di kawasan ini. Angin juga bertiup cukup kencang.
”Mudah-mudahan cuaca pada hari Minggu (saat perlombaan) bersahabat. Semoga tidak hujan dan anginnya tidak kencang,” kata Agus.
GCM 2019 akan diikuti lebih dari 28.000 pelari dari sekitar 50 negara. Peserta dari Indonesia ada 255 pelari. Ini adalah ajang prestisius karena telah mendapatkan label emas dari Federasi Atletik Internasional (IAAF).