Kejutan demi kejutan yang dihadirkan tim nasional Madagaskar di Piala Afrika 2019 terhenti saat dikalahkan oleh Tunisia pada babak perempat final.
Oleh
PRAYOGI DWI SULISTYO
·3 menit baca
KAIRO, JUMAT — Kejutan demi kejutan yang dihadirkan tim nasional Madagaskar pada Piala Afrika 2019 terhenti saat dikalahkan Tunisia pada babak perempat final. Terlepas dari kekalahan itu, mereka telah mengukir sejarah baru dengan keberhasilan melaju hingga perempat final.
Madagaskar merupakan sebuah negara kepulauan di Samudra Hindia. Negara ini sebenarnya tidak memiliki tradisi sepak bola yang kuat.
Namun, kejutan terjadi ketika mereka dapat lolos ke Piala Afrika 2019 untuk pertama kali sejak ikut kualifikasi pada 1972. Tak hanya itu, Madagaskar menjadi negara pertama yang berhasil lolos ke Piala Afrika 2019.
Kejutan tak berhenti di sana. Pada Piala Afrika 2019, mereka tidak sekadar menjadi penggembira.
Di bawah asuhan pelatih asal Perancis, Nicolas Dupuis, Madagaskar mampu mengalahkan negara yang memiliki tradisi sepak bola lebih kuat dan membuat tim mampu lolos hingga babak perempat final. Mereka mengalahkan Nigeria pada babak penyisihan dengan skor 2-0 dan Kongo pada babak 16 besar melalui adu penalti.
Kejutan baru terhenti saat babak perempat final. Tim yang menduduki peringkat ke-107 dunia tersebut tampak kesulitan meladeni permainan Tunisia yang berada di peringkat jauh lebih tinggi, yaitu peringkat ke-25.
Dalam laga yang digelar di Stadion Al-Salam, Kairo, Mesir, Jumat (12/7/2019), Madagaskar takluk dengan skor 0-3 dari Tunisia.
Sejak laga itu dimulai, Madagaskar tak henti-henti diserang oleh Tunisia. Namun, pertahanan Madagaskar masih kuat menahan gempuran tersebut. Baru pada babak kedua, pertahanan Madagaskar bisa ditembus.
Adalah Ferjani Sassi yang membuka gol Tunisia pada menit ke-52 setelah tendangannya membentur bek Madagaskar, Thomas Fontaine, sehingga berbelok arah. Youssef Msakni dan Naim Sliti, pemain Tunisia, kemudian membuat Madagaskar menutup cerita dongeng mereka yang menghiasi Piala Afrika 2019.
”Hari ini rintangan terlalu tinggi, Tunisia terlalu kuat bagi kami. Mereka tim yang sangat terorganisasi. Hasilnya logis,” kata Dupuis yang juga melatih tim Divisi IV Perancis, Fleury. Meskipun kalah, Dupuis tetap bangga dengan penampilan anak asuhnya pada Piala Afrika.
Dupuis bagaikan sosok pahlawan bagi sepak bola Madagaskar. Pria 51 tahun tersebut datang pada 2017. Ia mampu mengubah sepak bola di Madagaskar. Sebelumnya, negara tersebut menduduki peringkat ke-190 dunia.
Kontrak Dupuis yang berakhir setelah Piala Afrika tidak risau terkait dengan masa depannya. Ia menyatakan akan tetap setia dan memberikan prioritas kepada Madagaskar.
Berbeda dengan Madagaskar, langkah Tunisia yang menjadi negara berperingkat terbaik kedua di Benua Afrika cukup terjal. Mereka belum pernah meraih kemenangan dalam waktu normal sebelum mengalahkan Madagaskar.
Pada babak penyisihan, Tunisia selalu meraih hasil imbang ketika melawan, Mali, Angola, dan Mauritania. Kemenangan atas Ghana pada babak 16 besar harus dilalui dengan adu penalti setelah imbang pada waktu normal dengan skor 1-1.
Menariknya, Tunisia adalah tim pertama yang mengalahkan Madagaskar pada Piala Afrika 2019. Selain mengalahkan Nigeria, Madagaskar menang ketika bertemu Burundi dan imbang melawan Guinea.
”Kami yang pertama mengalahkan Madagaskar dan itu telah membuktikan kualitas tim ini. Kami ingin melangkah sejauh mungkin,” kata pelatih Tunisia asal Perancis, Alain Giresse.
Pada babak semifinal, Tunisia akan bertemu dengan tim kuat Senegal yang diisi pemain-pemain tim Eropa, seperti Sadio Mane di Liverpool dan Kalidou Koulibaly di Napoli. Peringkat Senegal juga lebih baik dari Tunisia, yakni berada di posisi ke-22 dunia. (REUTERS/AFP)