Pada 13-14 Juli 2019, Sirkuit Bukit Semarang Baru menggelar kejuaraan dunia MXGP seri ke-12. Dobel sukses, baik dari sisi prestasi maupun sisi penyelenggaraan, diharapkan mampu diraih Kota Semarang.
Oleh
Topan Yuniarto
·4 menit baca
Akhir pekan ini, 13-14 Juli 2019, Sirkuit Bukit Semarang Baru menggelar kejuaraan dunia MXGP seri ke-12. Dobel sukses, baik dari sisi prestasi maupun sisi penyelenggaraan, diharapkan mampu diraih Kota Semarang.
MXGP adalah kompetisi motor trail (motokros) tingkat internasional yang paling bergengsi dan diikuti pebalap-pebalap top kelas dunia. Penyelenggaraan kali ini merupakan yang kedua kali berturutan setelah tahun lalu Semarang juga mendapat kepercayaan menyelenggarakan ajang ini. Bedanya, tahun ini penyelenggaraan dibagi dengan Kota Palembang, Sumatera Selatan, yang sudah menyelenggarakannya pada minggu pertama Juli 2019.
Kembali terpilihnya Semarang sebagai kota penyelenggara MXGP paling bergengsi di dunia ini tak lepas dari keberhasilan penyelenggaraan. Tahun 2018 jumlah penonton MXGP 2018 Semarang mencapai 48.000 penonton. Ini merupakan jumlah sangat besar untuk kategori penonton langsung kompetisi motokros. Bahkan, diproyeksikan jumlah penonton tahun ini bisa melebihi rekor MXGP 2018, ketika Italia bisa meraih penonton terbanyak, mencapai 60.000 orang.
Tak heran, harapan bahwa ajang olahraga bermotor ini akan menjadi pemicu efek berganda (multiplier effect) dinyatakan berbagai pemangku kepentingan di Semarang. Tak sekadar kemeriahan dari sisi penyelenggaraan cabang olahraga yang diminati banyak kaum muda ini, tetapi juga dampak ekonominya justru diharapkan banyak pihak.
Tak sekadar kemeriahan dari sisi penyelenggaraan cabang olahraga yang diminati banyak kaum muda ini, tetapi juga dampak ekonominya justru diharapkan banyak pihak.
Wakil Wali Kota Semarang Hevearita Gunaryanti Rahayu berharap pertambahan perputaran uang dari sisi ekonomi dan pariwisata akan meningkatkan pemasukan bagi Kota Semarang.
”Tahun lalu multiplier effect berupa perputaran uang yang beredar di Semarang sebesar Rp 35 miliar. Tahun ini diharapkan bisa mencapai Rp 70 miliar sehingga akan menjadi rujukan lagi bagi penyelenggaraan tahun depan,” ucap Hevearita.
Tahun ini pemasukan uang ditargetkan naik seratus persen dari berbagai upaya yang dilakukan. Tidak tanggung-tanggung, jumlah penonton diharapkan mencapai 125.000 orang sehingga sejumlah jurus dilakukan untuk meraih animo penonton.
Promosi dilakukan gencar hingga ke sudut-sudut kota, iklan di televisi, dan melalui media sosial. Harga tiket, yang tahun lalu mencapai Rp 100.000, kini jauh diturunkan menjadi sebesar Rp 25.000 (untuk kelas festival) supaya terjangkau untuk semua kalangan.
Kerja sama dengan operator transportasi daring (online) dilakukan untuk memudahkan penonton menjangkau lokasi Sirkuit BSB City yang berjarak lumayan jauh, sekitar 14 kilometer. Penonton dari pusat kota akan diberikan diskon besar hingga gratis naik transportasi daring menuju sirkuit.
Diharapkan hal ini dapat menaikkan animo masyarakat untuk menyaksikan ajang bertaraf internasional ini. Gebrakan lain juga dilakukan, yakni mengundang artis penyanyi lagu tema Asian Games 2018, Via Vallen, saat acara berlangsung.
Magnet wisatawan
Tentu saja perputaran uang tidak hanya mengandalkan tiket penonton, tetapi lebih dari itu diharapkan juga tingkat hunian hotel, kunjungan wisata, kuliner, dan kerajinan aksesorie khas ”Kota Lunpia” ini. Data Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kota Semarang menunjukkan, jumlah hotel berbintang lima di kota sebanyak 6 hotel, hotel berbintang empat sebanyak 11 hotel, dan hotel berbintang tiga sebanyak 18 hotel.
Merujuk pada pencapaian tahun lalu, besar harapan hal itu akan kembali terulang tahun ini. ”Tingkat hunian hotel, wisata, dan kuliner meningkat sangat signifikan. Lokasi pembuatan kerajinan lokal atau merchandise khas Semarang juga banyak dikunjungi kru dan pebalap,” ujar Hevearita.
Data tahun 2018 mencatat, ada sekitar 1.500 orang menginap di Semarang yang datang dalam rangka ajang motokros ini, mulai dari pebalap, teknisi tim, pihak Youthstream (penyelenggara), hingga pekerja media.
Dalam lima tahun terakhir, jumlah wisatawan yang melancong ke Kota Semarang, baik wisatawan dari dalam maupun luar negeri, terus mengalami kenaikan. Menurut Kepala Dinas Pariwisata Kota Semarang Indriyasari, Pemerintah Kota Semarang melakukan sejumlah kegiatan untuk mengakselerasi jumlah wisatawan.
Dalam rangka memeriahkan MXGP, Kota Semarang akan menggelar Pentas Wayang Orang, Indonesia City Expo, Semarang Night Karnival, dan Waroeng Semawis (pasar malam kuliner khas Semarang). Semua itu dilakukan untuk melayani wisatawan terutama pebalap dan kru MXGP serta organizer.
Lebih dari itu, melalui kehadiran ajang internasional MXGP, diharapkan nilai budaya dan citra Kota Semarang dan Indonesia di mata internasional akan semakin melekat. Hal ini terbukti bahwa kalender MXGP 2020 sudah dipublikasikan dengan menempatkan Kota Semarang sebagai penyelenggara kembali pada 5 Juli 2020. Ini kabar yang sangat menggembirakan bagi masyarakat Kota Semarang. (LITBANG KOMPAS)