Yang Tersirat dari Pertemuan Jokowi dan Prabowo di MRT
›
Yang Tersirat dari Pertemuan...
Iklan
Yang Tersirat dari Pertemuan Jokowi dan Prabowo di MRT
Sebagian orang mengibaratkan MRT itu ”bayi”-nya Presiden Jokowi. Istilah ini disematkan karena moda ini dianggap sebagai kebanggaannya. Karena itu, Jokowi akan merawatnya, dan sudah sewajarnya memperlihatkan kepada banyak orang mengenai keunggulan moda itu.
Oleh
Andy Riza Hidayat
·3 menit baca
Sebagian orang mengibaratkan moda raya terpadu atau MRT itu ”bayi”-nya Presiden Jokowi. Istilah ini disematkan karena moda transportasi ini dianggap sebagai kebanggaannya. Karena itu, Jokowi akan merawatnya, dan sudah sewajarnya memperlihatkan kepada banyak orang mengenai keunggulan moda itu.
Mengapa demikian? Proyek yang pernah terhenti 24 tahun itu mulai dibangun di era kepemimpinan Jokowi sebagai Gubernur DKI Jakarta. Jokowi memulainya ketika semuanya belum siap 100 persen. Namun, kemudian proyek ini benar-benar berjalan dan terwujud seperti saat ini.
Salah satu orang yang menganggap MRT itu bayinya Jokowi adalah mantan Komisaris Utama PT MRT Jakarta Erry Riyana Hardjapamekas. Ia mencermati, sejak pra-peluncuran proyek hingga pelaksanaan pembangunan, Jokowi selalu mengikuti perkembangannya.
”Pak Jokowi menganggap proyek ini seperti bayi yang sedang dia tunggu-tunggu kelahirannya. Setiap saat dia cek, sampai beroperasi sekarang,” kata Erry pada April 2019.
Sabtu (13/7/2019), Jokowi kembali menjadikan MRT sebagai panggungnya. Kali ini, ia menjadikannya sebagai tempat pertemuan dengan rival politiknya di Pemilu 2019, Prabowo Subianto. Jokowi bertemu Ketua Umum Partai Gerindra itu di Stasiun MRT Lebak Bulus, kemudian menaikinya hingga Stasiun MRT Senayan.
”Pagi hari ini kita bisa bertemu dan mencoba MRT. Karena saya tahu Pak Prabowo belum pernah nyoba MRT,” kata Jokowi saat bertemu Prabowo.
Mengutip video yang disebarkan Sekretariat Presiden RI, Prabowo menyatakan, pertemuan di MRT itu merupakan gagasan Jokowi. ”Beliau tahu bahwa saya belum pernah naik MRT. Terima kasih, Pak, luar biasa. Kita bangga bahwa Indonesia akhirnya punya MRT yang bisa membantu kepentingan rakyat,” tutur Prabowo.
Beliau tahu bahwa saya belum pernah naik MRT. Terima kasih, Pak, luar biasa. Kita bangga bahwa Indonesia akhirnya punya MRT yang bisa membantu kepentingan rakyat.
Pesan tersirat
Pakar gestur dan mikroekspresi Monica Kumalasari menyampaikan hal serupa. MRT menjadi sesuatu yang berharga bagi Jokowi. Inisiatif Jokowi mengajak pertemuan di MRT menyiratkan pesan bahwa MRT adalah hasil kerjanya.
”Tidak hanya itu, kereta MRT terdiri dari rangkaian gerbong-gerbong. Gerbong-gerbong itu disatukan menuju ke tujuan yang jelas,” kata Monica.
Perjalanan MRT menyimpan pesan mendalam sebab rangkaian gerbong itu melaju di atas dua rel ke titik tujuan. Jokowi seakan ingin membawa semua pihak yang selama ini terpisah karena politik berjalan menuju titik yang sama.
Sementara itu, Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi menilai MRT sebagai tempat yang netral. Sebagai moda berbasis rel paling modern di Indonesia saat ini, MRT mengesankan sesuatu yang visioner menuju ke depan. ”Angkutan semacam ini menjadi keniscayaan bagi kota modern seperti Jakarta,” katanya.
Pada akun Instagram-nya, Budi Karya bangga dengan pertemuan Sabtu pagi itu. Usaha untuk membangun MRT tidak mudah. ”Kita harus kawal bersama supaya nanti di Jakarta ini sudah 100 km atau 200 km, sehingga kita tidak perlu bawa mobil sendiri, tidak perlu membawa motor sendiri, ke segala tujuan kita bisa gunakan dengan angkutan massal,” kata Budi Karya.