Dompet Digital Perluas Potensi Zakat, Infak, dan Sedekah
›
Dompet Digital Perluas Potensi...
Iklan
Dompet Digital Perluas Potensi Zakat, Infak, dan Sedekah
Potensi penyaluran zakat, infak, dan sedekah di Indonesia bagi kesejahteraan masyarakat yang membutuhkan sangat besar. Sejumlah penyedia dompet digital coba menangkap potensi itu dengan memudahkan masyarakat yang kini terjangkau internet dan melek digital.
Oleh
·4 menit baca
JAKARTA, KOMPAS — Potensi penyaluran zakat, infak, dan sedekah di Indonesia bagi kesejahteraan masyarakat yang membutuhkan sangat besar. Sejumlah penyedia dompet digital coba menangkap potensi itu dengan memudahkan masyarakat yang kini telah terjangkau internet dan melek digital.
Badan Amil Zakat Nasional (Baznas) mencatat, pada 2018 potensi zakat di Indonesia sebesar Rp 232 triliun. Sementara Baznas baru mengelola zakat sebesar Rp 8,1 triliun.
Potensi tersebut belum termasuk potensi infak dan sedekah yang tidak wajib seperti zakat bagi umat Islam yang mencakup 237 juta (87 persen) penduduk di Tanah Air. Sementara itu, penetrasi internet sudah menjangkau sekitar 171 juta (65 persen) pengguna dari sekitar 264 juta penduduk Indonesia.
Penyedia dompet digital Ovo, milik PT Visionet Internasional, misalnya, telah menjalin kerja sama dengan beberapa lembaga penyalur zakat, infak, dan sedekah untuk memfasilitasi kebutuhan tersebut sejak 2018. Lembaga-lembaga tersebut antara lain Baznas, Dompet Dhuafa, Rumah Yatim, Rumah Zakat, Yatim Mandiri, dan Aksi Cepat Tanggap (ACT).
”Saat ini, kami sudah menjangkau masyarakat di 319 kota. Jadi, donasi dalam bentuk apa pun tidak akan lagi terbatas geografi karena bentuknya, kan, digital,” ujar Direktur Ovo Johnny Widodo kepada Kompas, Selasa (16/7/2019).
Kami sudah menjangkau masyarakat di 319 kota. Jadi, donasi dalam bentuk apa pun tidak akan lagi terbatas geografi karena bentuknya, kan, digital.
Johnny mengatakan, pada Ramadhan dan Lebaran tahun ini, Ovo berhasil mengumpulkan Rp 11,5 miliar lewat platform digital Grab dan Tokopedia. Donasi yang bersifat infak dan sedekah itu disalurkan lewat lembaga-lembaga penyalur bantuan dalam bentuk beasiswa dan peralatan sekolah untuk ribuan anak kurang beruntung.
Hal yang sama dilakukan Go-Pay, milik perusahaan aplikasi Go-Jek. Hari ini, Go-Jek dan Go-Pay memperkuat kerja sama dengan ekosistem Nahdlatul Ulama (NU) sebagai salah satu organisasi yang menaungi lebih dari 90 juta masyarakat Muslim Indonesia, melalui lembaga pengelola dana masyarakat NU Care-LazisNU.
Kerja sama, yang diumumkan di Jakarta, itu juga dilakukan untuk memperluas pembinaan terhadap pengusaha usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM) binaan NU Care-LazisNU.
”Dengan jaringan NU Care-LazisNU yang sangat luas ke berbagai pelosok Nusantara serta solusi dan teknologi yang kami tawarkan, kami berharap kerja sama ini dapat membantu meningkatkan jumlah zakat, infak, dan sedekah yang terkumpul di mana saja dan kapan saja,” kata Vice President Public Affairs Go-Jek Astrid Kusumawardhani.
Pada kesempatan yang sama, Ketua Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) KH Alzzudin Abdurrahman mengatakan, digitalisasi ekosistem NU Care-LazisNU tidak hanya akan mempermudah masyarakat, tetapi juga meningkatkan transparansi kami sebagai lembaga amil zakat nasional.
”Kami berharap, NU Care-LazisNU bisa mempercepat visinya untuk menjadi lembaga pengelola dana masyarakat yang didayagunakan secara amanah dan profesional untuk pemberdayaan umat,” ujarnya.
Ia pun melihat peluang NU Care-LazisNU untuk membuat aplikasi dompet digital sendiri guna menjangkau daerah yang tidak terjangkau layanan aplikasi lain, seperti Go-Jek.
Saat ini, LazisNU memiliki jaringan di 379 kota/kabupaten di 34 provinsi serta 12 negara. Pada 2018, lembaga tersebut mampu mengumpulkan sekitar Rp 400 miliar. Pada 2019, LazisNU menargetkan mengumpulkan zakat, infak, dan sedekah sampai Rp 1 triliun.
Manfaatkan QR Code
Head of Corporate Communication Go-Pay Winny Triswandhani mengatakan, kerja sama ini memungkinkan masyarakat untuk memanfaatkan metode pemindahan kode respons cepat (Quick Response Code/QR Code) untuk berzakat, infak, dan sedekah melalui program donasi ”Go-Pay For Good”.
”Dengan teknologi QR, pengumpulan zakat, infak, dan sedekah menjadi lebih transparan dan cepat karena 100 persen hasil donasi akan masuk ke rekening NU Care-LazisNU tanpa potongan,” kata Winny.
Dengan teknologi QR, pengumpulan zakat, infak, dan sedekah menjadi lebih transparan dan cepat karena 100 persen hasil donasi akan masuk ke rekening NU Care-LazisNU.
Kemudahan pemanfaatan metode itu, menurut dia, sudah terlihat dari respons warga NU yang telah mencoba lebih dulu program itu mulai Mei 2019. Hingga saat ini, tercatat ada lebih dari 1.800 kali donasi lewat kode respons cepat dalam satu bulan.
Ketua NU Care-LazisNU Achmad Sudrajat mengatakan, proses pencanangan digitalisasi seluruh ekosistem NU Care-LazisNU akan selesai pada Desember 2019. Kode respons cepat akan disediakan beragam untuk setiap wilayah agar masyarakat bisa memilih kota tujuan mereka berdonasi.
”Dengan kerja sama ini, kita berharap bisa meningkatkan jumlah donasi yang terkumpul karena masyarakat punya tambahan metode untuk berdonasi dan menyalurkannya langsung ke masyarakat yang membutuhkan,” lanjut Achmad.
Ia menambahkan, dana yang terkumpul dari donasi melalui Go-Pay akan dimanfaatkan untuk program-program pendistribusian dan pendayagunaan NU Care-LazisNU yang terfokus pada sembilan pilar program.
Program itu antara lain terkait sosial dan keagamaan; kebencanaan; kesehatan; pendidikan; ekonomi; hukum, hak asasi manusia, dan kemanusiaan; budaya dan pariwisata; sumber daya alam dan pengolahan; serta lingkungan hidup dan energi.