Menjalani laga tahap demi tahap dipilih pebulu tangkis putri senior Greysia Polii untuk memastikan dirinya meraih hasil terbaik, menjadi juara di negeri sendiri.
Oleh
Yulia Sapthiani
·4 menit baca
JAKARTA, KOMPAS — Pebulu tangkis senior Greysia Polii (31) menyimpan keinginan untuk juara di negeri sendiri pada kejuaraan bergengsi Blibli Indonesia Terbuka 2019. Ambisi itu dipendam dalam hati agar bisa fokus pada setiap babak.
”Saya ingin juara di negeri sendiri karena belum pernah. Tetapi, tanpa mengecilkan tujuan ke depan, saya fokus satu demi satu,” ujar Greysia yang untuk ketiga kalinya berpasangan dengan Apriyani Rahayu pada ganda putri.
Pada babak pertama di Istora Gelora Bung Karno, Jakarta, Selasa (16/7/2019), Greysia/Apriyani menang atas peringkat ke-16 dunia, Ayako Sakuramoto/Yukiko Takahata (Jepang), 21-15, 21-16. Pada babak kedua, mereka akan bertemu Kim So-yeong/Kong Hee-yong (Korea Selatan).
Kemenangan itu didapat dengan dukungan penonton yang hampir memenuhi Istora meski turnamen baru berlangsung pada hari pertama. Saat setiap atlet Indonesia memasuki lapangan atau memenangi poin pada permainan menarik, teriakan penonton terdengar memekakkan telinga. Dukungan itu pula yang menjadi energi tambahan bagi Greysia/Apriyani.
Meski terdengar klise, pola pikir ”satu-satu dulu”, seperti yang biasa dikatakan atlet, adalah salah satu kunci untuk tampil maksimal. Untuk mengurangi beban karena memiliki target besar, atlet biasanya hanya fokus pada lawan pertama begitu undian kejuaraan dirilis.
Finalis tunggal putri kejuaraan tenis Grand Slam AS Terbuka 2017, Madison Keys, pernah kalah karena tak fokus pada pertandingan yang dijalani. Saat tampil, Keys justru berpikir tentang beratnya lawan yang akan dihadapi pada babak berikutnya, yaitu Serena Williams.
Dengan tak membawa pola pikir harus juara sejak babak awal, Greysia berharap bisa mengurangi beban untuk mewujudkan keinginannya. ”Jadi, saya bisa tampil lebih baik pada setiap babak,” katanya.
Bermain dengan pasangan berbeda pada nomor ganda putri dan campuran selama belasan tahun, Greysia belum pernah juara Indonesia Terbuka. Hasil terbaik diperoleh pada 2015 bersama Nitya Krishinda Maheswari ketika lolos ke final. Namun, pada perebutan gelar juara, mereka kalah dari Tang Jinhua/Tian Qing (China).
Terkait dengan penampilan pada babak pertama, Greysia/Apriyani menilai mereka harus menjaga ketenangan saat unggul. Ini karena ganda peringkat kelima dunia itu kehilangan lima poin, dari 19-11 menjadi 19-16, pada gim kedua saat melawan Sakuramoto/Takahata.
”Kami terburu-buru ingin memenangi pertandingan, jadi kehilangan tempo. Dalam posisi itu, kami berusaha tenang dan berhasil,” kata Apriyani.
Greysia/Apriyani adalah salah satu dari enam ganda putri Indonesia. Dua pasangan lain yang tampil Selasa mendapat hasil berbeda. Nadya Melati/Tiara Rosalia Nuraidah menang, sedangkan Yulfira Barkah/Jauza Fadhila Sugiarto tersingkir.
Ketat di awal
Andalan tunggal putra Anthony Sinisuka Ginting dan Jonatan ”Jojo” Christie harus melewati laga ketat untuk memenangi babak pertama. Anthony, yang menjadi unggulan ketujuh, bermain tiga gim mengalahkan Lu Guangzu (China), 20-22, 23-21, 21-18. Pertandingan selama 1 jam 18 menit itu menjadi salah satu yang terlama pada hari pertama.
Anthony harus bersiap untuk kembali menguras fisik pada babak kedua. Dia akan bertemu pemain Thailand, Kantaphon Wangcharoen, yang dikenal ulet. Seperti Anthony, Wangcharoen lolos dari laga panjang melawan Kanta Tsuneyama (Jepang). Dalam laga selama 1 jam 25 menit, Wangcharoen menang, 21-19, 19-21, 21-17.
”Saya harus siap capai melawan Kantaphon karena dia pekerja keras. Bola ke mana pun akan dikejar. Jadi, saya tak boleh terburu-buru mematikan permainan,” kata Anthony, yang kalah dari Wangcharoen pada pertemuan terakhir di Perancis Terbuka 2018.
Berdasarkan laga pertama, Jojo juga harus waspada melawan pemain senior Denmark, Hans Kristian Solberg Vittinghus, pada babak kedua. Ini karena Jojo selalu tertinggal saat bertemu Rasmus Gemke meski akhirnya menang, 21-17, 24-22.
Pada gim kedua, Jojo bahkan tertinggal hampir di sepanjang perebutan poin. Dia hanya unggul saat 1-0 dan pada dua poin terakhir setelah skor 22-22. ”Saya tidak mau menyia-nyiakan kesempatan karena pertandingan berjalan lama. Kalau sampai pada gim ketiga, energi akan semakin terkuras dan Rasmus bisa semakin percaya diri,” kata Jojo.
Sementara itu, sebagai pemain Indonesia yang terakhir tampil pada hari pertama, ganda putra nomor satu dunia, Kevin Sanjaya Sukamuljo/Marcus Fernaldi Gideon menghibur penonton dengan kemenangan atas Takuto Inoue/Yuki Kaneko (Jepang), 20-22, 21-16, 21-14. Ini menjadi ulangan final 2018 yang juga dimenangi Kevin/Marcus.
”Tahun ini, mereka tampil lebih baik dan lebih sabar. Pasti mereka sudah belajar dari pengalaman tahun lalu,” ujar Marcus yang mengalahkan Inoue/Kaneko, 21-13, 21-16, pada final 2018.