Dana Rp 450 Miliar di Bank Jateng Siap Diakses untuk ”Homestay”
›
Dana Rp 450 Miliar di Bank...
Iklan
Dana Rp 450 Miliar di Bank Jateng Siap Diakses untuk ”Homestay”
Saat ini mengendap dana Rp 450 miliar di Bank Jateng, yang siap diakses untuk pinjaman pengembangan ”homestay”.
Oleh
REGINA RUKMORINI
·3 menit baca
MAGELANG, KOMPAS — Pemerintah Provinsi Jawa Tengah dan Bank Jateng memberikan fasilitas pinjaman bagi siapa pun yang ingin mengembangkan penginapan (homestay) di kawasan Borobudur dan sekitarnya di Kabupaten Magelang, Jawa Tengah. Saat ini mengendap dana Rp 450 miliar di Bank Jateng, yang siap diakses untuk pinjaman pengembangan homestay.
Fasilitas ini diharapkan menggerakkan masyarakat menampung lonjakan wisatawan yang tidak tertampung di hotel. Saat musim liburan ataupun saat ada agenda wisata khusus, seperti Borobudur Marathon, ribuan orang membutuhkan tempat menginap yang layak.
Kepala Dinas Pemuda, Olahraga, dan Pariwisata Jawa Tengah Sinung Nugroho Rachmadi mengatakan, seiring adanya fasilitas pinjaman tersebut, diharapkan jumlah homestay bertambah sehingga wisatawan pun tidak perlu menginap terlalu jauh dari kawasan wisata Borobudur.
Tahun ini, Bank Jateng mendapat alokasi dana KUR sebesar Rp 800 miliar dan saat ini baru terpakai sekitar Rp 350 miliar.
”Dengan jumlah homestay yang mencukupi, pengunjung untuk acara Borobudur Marathon saja, misalnya, nantinya tidak akan perlu meluber menginap di Yogyakarta ataupun Purworejo seperti pada tahun lalu,” ujar Sinung yang ditemui di sela-sela Pawone Borobudur Marathon 2019 di Candi Pawon, Kabupaten Magelang, Jawa Tengah, Sabtu (20/7/2019).
Pemberian fasilitas pinjaman tersebut diharapkan dapat semakin meningkatkan gairah wisata dan mampu memperpanjang lama tinggal wisatawan di tiap-tiap daerah.
”Jika sebelumnya rata-rata lama tinggal wisatawan di Jawa Tengah hanya sekitar 1,2 hari, diharapkan dengan penambahan homestay tersebut nantinya bisa bertambah setidaknya menjadi dua hari,” ujarnya.
Dengan semakin lama tinggal, menurut dia, masyarakat sekitar pun akan semakin diuntungkan. Sebab, wisatawan akan mengeluarkan semakin banyak uang untuk berbelanja.
Dalam penyelenggaraan Borobudur Marathon 2018, kedatangan sekitar 300.000 wisatawan memicu terjadinya perputaran uang hingga Rp 21 miliar. Total perputaran uang itu terjadi selama tiga hari tinggal dan berwisata di kawasan Borobudur.
Tahun ini, diharapkan terjadi peningkatan jumlah wisatawan dan perpanjangan lama tinggal sehingga perputaran uang ditargetkan mampu mencapai Rp 23 miliar hingga Rp 25 miliar.
Mengingat maraknya agenda wisata di kawasan Borobudur, Sinung mengatakan, jumlah homestay perlu ditambah. Di kawasan Borobudur, saat ini masih berkisar ratusan unit, jauh di bawah angka kebutuhan sekitar 3.000 unit.
Direktur Bisnis Ritel dan Unit Usaha Syariah Bank Jateng Hana Wijaya mengatakan, pijaman tersebut diberikan melalui program kredit usaha rakyat (KUR). Batasan maksimal dana pinjaman mencapai Rp 500 juta per orang, dengan bunga pinjaman mencapai 7 persen per tahun.
Tahun ini, Bank Jateng mendapatkan alokasi dana KUR sebesar Rp 800 miliar dan saat ini baru terpakai sekitar Rp 350 miliar. ”Saat ini masih ada dana Rp 450 miliar yang masih terbuka, bisa dimanfaatkan, dipinjam untuk dana pengembangan homestay,” ujarnya.
Untuk desain pembenahan dan perbaikan rumah diserahkan kepada ide dan kreativitas warga. Kendati demikian, setiap nasabah peminjam dana nantinya akan tetap didampingi pihak Bank Jateng. Pendampingan dilakukan agar kegiatan pembangunan dilakukan untuk memastikan agar dana pinjaman tersebut digunakan dengan tepat, sesuai spesifikasi dan rancangan semula, dan juga memastikan agar pembangunan kamar dilakukan sesuai standar penginapan.
Tidak sekedar itu, kata Hana, Bank Jateng juga akan membantu memasukkan pelaku pengelola homestay dalam jaringan operator hotel dan membantu mempromosikannya melalui jaringan tersebut serta melalui aplikasi pemesanan kamar hotel lainnya.