Sejak hari pertama ASEAN Schools Games 2019, perenang putri Indonesia, Adelia, berhasil mengumpulkan tiga emas pada nomor 50 meter, 100 meter, dan 200 meter gaya dada. Hasil itu sekaligus membuka harapan bagi masa depan renang putri Indonesia.
Oleh
ADITYA PUTRA PERDANA
·3 menit baca
SEMARANG, KOMPAS — Sejak hari pertama ASEAN Schools Games 2019, perenang putri Indonesia, Adelia, berhasil mengumpulkan tiga emas pada nomor 50 meter, 100 meter, dan 200 meter gaya dada. Hasil itu sekaligus membuka harapan bagi masa depan renang putri Indonesia.
Setelah meraih dua emas pada hari pertama dan kedua ASEAN Schools Games (ASG) 2019, Adelia melakukannya lagi pada hari ketiga, Minggu (21/7/2019), di kompleks Jatidiri, Kota Semarang, Jawa Tengah. Ia menjadi yang tercepat pada final 200 meter gaya dada putri.
Pada final tersebut, Adelia mencatatkan waktu 2 menit 39,30 detik. Ia mengungguli Sarah Jun Xin Bernard asal Singapura (2 menit 40,47 detik) dan Kamonchanok Kwanmuang asal Thailand (2 menit 40,50 detik) yang meraih perak serta perunggu.
Adelia, yang merupakan siswa kelas X SMAN 5 Cimahi, Jawa Barat, mengatakan, sebenarnya dirinya hanya menargetkan satu emas pada ASG 2019. ”Di final, akhirnya saya habis-habisan sejak awal dan tetap fokus. Meski gagal memecahkan rekor pribadi, saya senang,” katanya.
Konsistensi juga ditunjukkan perenang putri Indonesia lainnya, Prada Hanan Farmadin. Pada Minggu, ia menyumbang dua perak, yakni pada 800 meter gaya bebas putri dan estafet 4 x 100 meter gaya bebas putri bersama Fauziyyah Rahma, Angel Gabriella, dan Sofie Kemala.
Prada total menyumbang tujuh medali di ASG 2019. Emas pada estafet 4 x 200 meter gaya bebas, sedangkan tiga perak pada 1.500 meter gaya bebas, 800 m gaya bebas, dan estafet 4 x 100 meter gaya bebas. Tiga perunggu pada 400 meter gaya bebas, 100 meter gaya bebas, dan 200 meter gaya bebas.
Di final, akhirnya saya habis-habisan sejak awal dan tetap fokus. Meski gagal memecahkan rekor pribadi, saya senang.
Pelatih renang Indonesia pada ASG 2019, Deni Wardeni, mengatakan, renang putri Indonesia memiliki potensi besar, termasuk lewat Adelia. Ia pun berharap pembinaan bisa berkelanjutan sehingga jenjang atlet belia bisa meningkat dengan baik hingga ke tingkat senior.
Deni menambahkan, perkembangan perenang putri kerap terhambat situasi masa puber sang atlet. ”Pelatih harus bisa menyiasati hal ini. Perlu diberi penjelasan bahwa dekat dengan lawan jenis boleh, tetapi harus tahu waktu. Jangan sampai waktu istirahat berkurang,” ujarnya.
Pada Minggu, selain Adelia, emas lain disumbang Pande Made Iron Digjaya yang memenangi final 200 meter gaya dada putra. ”Saya puas, tetapi masih perlu meningkatkan daya tahan dan juga kemampuan sprint. Semoga ke depan terus lebih baik,” kata Iron.
Selain renang, emas Indonesia pada hari ketiga ASG 2019 datang dari badminton (beregu putra dan putri), tenis (beregu putra dan putri), serta lompat galah putri melalui Diva Renata Jayadi. Total, 7 emas, 12 perak, dan 5 perunggu didapat Indonesia pada hari ketiga.
Dengan hasil tersebut, Indonesia masih berada di puncak klasemen sementara perolehan medali ASG 2019 dengan 20 emas, 20 perak, dan 15 perunggu. Thailand di posisi kedua dengan torehan 17 emas, 19 perak, 20 perunggu. Disusul Malaysia dengan 15 emas, 15 perak, 13 perunggu.