Masih banyak orang beranggapan bahwa berinvestasi di pasar modal harus dimulai dengan jumlah uang yang besar. Sekarang tidak lagi. Berinvestasi di pasar modal kini tidak perlu dana besar. Cukup dengan Rp 10.000, kita sudah dapat mulai berinvestasi.
Oleh
Joice Tauris Santi
·3 menit baca
Masih banyak orang beranggapan bahwa berinvestasi di pasar modal harus dimulai dengan jumlah uang yang besar. Seberapa besar? Puluhan juta atau bahkan ratusan juta?
Memang, beberapa tahun lalu, investasi di pasar modal memerlukan modal yang cukup besar. Sekuritas yang menawarkan jasa sebagai perantara jual beli saham mematok minimal dana puluhan juta rupiah.
Demikian pula bank-bank besar yang menjual reksa dana. Dua puluh tahun yang lalu, agar nasabah dapat membeli reksa dana di bank, ia perlu menyediakan dana minimal Rp 500 juta.
Salah satu alasannya, produk investasi di pasar modal merupakan kebutuhan orang kaya, orang berduit banyak. Selain itu, mereka dianggap sudah paham atas risiko yang mungkin terjadi karena berinvestasi di pasar modal.
Lain dahulu, lain sekarang. Seiring dengan perkembangan di pasar modal dan adanya upaya pemerintah untuk memperbesar basis investor dan berbagai alasan indah lain, berinvestasi di pasar modal kini tidak lagi memerlukan dana besar.
Digital
Perkembangan teknologi juga memungkinkan pembelian produk pasar modal dengan mudah dan murah. Calon investor tidak harus berkunjung ke kantor sekuritas atau kantor cabang besar bank atau manajer investasi. Mereka cukup membuka rekening melalui platform daring.
Investasi reksa dana pasar uang, misalnya, telah ditawarkan secara daring oleh beberapa platform. Minimal investasinya sangat kecil, Rp 10.000 saja.
Reksa dana pasar uang merupakan salah satu sarana belajar investasi yang baik. Produk ini memberikan imbal hasil yang lebih tinggi dibandingkan deposito, dapat dicairkan kapan saja, dan tidak memiliki masa jatuh tempo seperti deposito.
Saat ini, dengan Rp 10.000 saja, kita sudah dapat mulai berinvestasi pada produk pasar modal. Investasi sebesar Rp 10.000 per pekan, misalnya, jika dilakukan dengan konsisten akan membawa hasil yang baik.
Setidaknya, kita sudah membuat kebiasaan berinvestasi. Perlahan, sambil belajar, tentu rasa percaya diri dan tingkat kepercayaan pada produk pasar modal semakin tinggi. Bisa jadi, karena pemahaman dan percaya diri yang semakin tinggi, investasi ini akan meningkat menjadi Rp 20.000 per pekan, misalnya.
Lama kelamaan, investasi ini dapat terus bertambah. Bisa juga yang bertambah adalah jenis investasinya. Setelah paham risiko dan imbal hasil dari reksa dana pasar uang, kita dapat mulai berinvestasi pada kelas aset lain yang berisiko lebih tinggi, tetapi dengan imbal hasil yang lebih tinggi pula, seperti reksa dana obligasi, campuran, bahkan saham.
Bagaimana dengan membeli saham langsung? Sekuritas pun tidak terlalu pusing dengan jumlah dana yang disetorkan nasabahnya. Sekarang, hanya dengan Rp 500.000 saja, investor sudah dapat membuka rekening di sekuritas untuk bertransaksi saham.
Dengan Rp 500.000, saham apa yang dapat dibeli? Beberapa sekuritas membuka program yang digencarkan oleh Bursa Efek Indonesia, Yuk Nabung Saham. Komitmen sebesar Rp 500.000 per bulan dapat dibelikan saham yang dipilih oleh nasabah.
Jika sudah paham dengan cara kerja transaksi saham, jumlah ini dapat ditingkatkan. Pengetahuan dan pengalaman dalam berinvestasi juga menentukan keberhasilan investasi.
Emas daring
Tidak hanya produk pasar modal. Bagi para penggemar emas batangan, emas juga sudah dapat dibeli secara daring dengan mudah. Salah satu platform digital penjual emas daring bahkan hanya mempersyaratkan pembelian minimal sebesar Rp 600. Harga gorengan bisa jadi lebih tinggi dari syarat minimal pembelian emas ini.
Uang yang diinvestasikan akan dikonversi dengan harga emas yang naik turun. Membeli emas secara teratur dan dalam jumlah kecil berarti juga memperkecil risiko. Membeli emas secara daring juga memperkecil risiko kehilangan emas. Menyimpan emas batangan terkadang menjadi kendala bagi para investor emas.
Jika diperlukan, investasi emas itu dapat dicairkan. Harganya disesuaikan dengan harga ketika emas tersebut dicairkan. Pilihan lain adalah mencetak emas. Ketika mencetak emas, investor harus membayar lagi biaya cetaknya.
Jadi, jelas ya, berinvestasi dapat dimulai dari jumlah kecil, tidak lebih mahal dari sepotong pisang atau tempe goreng. Dari jumlah kecil ini, banyak manfaat yang didapatkan, terutama untuk membangun kebiasaan berinvestasi.