logo Kompas.id
Keragaman Ada, tetapi Belum...
Iklan

Keragaman Ada, tetapi Belum Dipraktikkan

Oleh
Laraswati Ariadne Anwar
· 4 menit baca
https://cdn-assetd.kompas.id/tKTiYixfKU4kORz1GF2S4SbMWH8=/1024x576/filters:watermark(https://cdn-content.kompas.id/umum/kompas_main_logo.png,-16p,-13p,0)/https%3A%2F%2Fkompas.id%2Fwp-content%2Fuploads%2F2019%2F07%2F20190723_105718_1563886471.jpg
KOMPAS/LARASWATI ARIADNE ANWAR

Guru Besar Antropologi Universitas Michigan, Amerika Serikat, Webb Keane; Guru Besar Antropologi Universitas Gadjah Mada (UGM) PM Laksono; dan Guru Besar Antropologi UGM Irwan Abdullah (dari kiri ke kanan) membahas mengenai mengelola keragaman menjadi perekat bangsa dalam Simposium Internasional ke-7 Jurnal Antropologi Indonesia di Yogyakarta, Selasa (22/7/2019).

Nasionalisme bangsa Indonesia dibangun berlandaskan keragaman budaya. Namun kini masyarakat lebih banyak memakai pandangan universalis, yaitu meminta adanya keseragaman.

YOGYAKARTA, KOMPAS — Mempromosikan praktik baik dan membuka ruang diskursus penting dilakukan untuk mengingatkan kembali masyarakat bahwa nasionalisme bangsa Indonesia dibangun berlandaskan keragaman budaya. Tanpa pendekatan praktik baik, pemerintah juga rawan terjebak pada pandangan yang menafikan adanya keragaman di dalam lingkup masyarakatnya.

Editor:
yovitaarika
Bagikan
Logo Kompas
Logo iosLogo android
Kantor Redaksi
Menara Kompas Lantai 5, Jalan Palmerah Selatan 21, Jakarta Pusat, DKI Jakarta, Indonesia, 10270.
+6221 5347 710
+6221 5347 720
+6221 5347 730
+6221 530 2200
Kantor Iklan
Menara Kompas Lantai 2, Jalan Palmerah Selatan 21, Jakarta Pusat, DKI Jakarta, Indonesia, 10270.
+6221 8062 6699
Layanan Pelanggan
Kompas Kring
+6221 2567 6000