Pengakuan komedian Nunung bahwa dia memakai narkoba lima bulan lalu terpatahkan dengan hasil tes rambut yang dilakukan Puslabfor Polri. Sebelumnya, Nunung mengaku mengonsumsi narkoba 20 tahun lalu, lalu berhenti dan mengonsumsi lagi mulai Maret 2019.
Oleh
Wisnu Aji Dewabrata
·2 menit baca
JAKARTA, KOMPAS — Pengakuan komedian Nunung bahwa dia memakai narkoba lima bulan lalu terpatahkan dengan hasil tes rambut yang dilakukan Pusat Laboratorium Forensik Polri. Sebelumnya, Nunung mengaku mengonsumsi narkoba 20 tahun lalu, kemudian berhenti dan mengonsumsi lagi mulai Maret 2019.
Kepala Bidang Narkoba Puslabfor Polri Komisaris Besar Sodiq Pratomo, Selasa (30/7/2019), di Polda Metro Jaya, mengatakan, Puslabfor telah menerima dan memeriksa sampel rambut dari kepala Nunung sepanjang sekitar 12 sentimeter (cm) dan sampel rambut dari kepala July Jan Sambiran (suami Nunung) sepanjang sekitar 31 cm.
”Hasilnya semua positif. Rambut di kepala tumbuh sekitar 1,5 cm sampai 3 cm per bulan. Kalau pertumbuhan rambut 1 cm per bulan, paling tidak dia sudah mengonsumsi sabu sejak 13 bulan lalu atau bisa lebih lama,” kata Sodiq.
Hasilnya semua positif. Rambut di kepala tumbuh sekitar 1,5 cm sampai 3 cm per bulan. Kalau pertumbuhan rambut 1 cm per bulan, paling tidak dia sudah mengonsumsi sabu sejak 13 bulan lalu atau bisa lebih lama.
Menurut Sodiq, apabila seseorang memotong rambutnya, jejak narkoba di rambutnya akan hilang. Namun, sampel rambut tidak hanya diambil dari rambut kepala.
”Bisa rambut di kaki atau bagian tubuh lainnya karena perkembangan (panjang) rambut berbeda-beda,” ujarnya.
Sodiq menambahkan, Puslabfor memeriksa sampel barang bukti sabu yang ditemukan di rumah Nunung. Sabu tersebut berkualitas cukup baik.
Puslabfor juga melakukan tes urine serta darah Nunung dan July Jan Sambiran. Kesimpulannya terdapat deposit sabu dalam urine keduanya.
”Walaupun urine sudah diambil lima hari sebelumnya, tetapi saat dites masih positif mengandung metamfetamin. Biasanya dalam waktu satu dua hari kalau pengguna tidak aktif tidak ditemukan di urine. Berarti dia sudah lama memakai sabu,” ujar Sodiq.
Menurut dia, saat ini narkoba jenis sabu lebih digemari karena durasi efeknya lebih panjang dari ekstasi, yaitu 12-16 jam dibandingkan ekstasi 2-4 jam. Bahan-bahan untuk membuat sabu pun lebih mudah diperoleh daripada bahan membuat ekstasi.
Kepala Subdit 1 Ditresnarkoba Polda Metro Jaya Ajun Komisaris Jean Calvijn Simanjuntak mengatakan, penyidik telah menggelar rekonstruksi di rumah Nunung di Tebet, Jakarta Selatan, Sabtu (26/7/2019). Rekonstruksi digelar selama sekitar empat jam dan menampilkan 40 adegan.