logo Kompas.id
Ketika Beijing dan Taipei...
Iklan

Ketika Beijing dan Taipei Berebut Simpati di Indonesia

Perseteruan ideologi yang tersisa dari Perang Saudara China (1945-1949) antara kubu Kuomintang (Partai Nasionalis) dan Kuncantang (Partai Komunis) menyisakan pertarungan berebut simpati di luar China dan Taiwan, termasuk di Indonesia.

Oleh
Iwan Santosa
· 5 menit baca
https://cdn-assetd.kompas.id/_1s-QHVTSmW2BYmsq5FkEUh2tVc=/1024x775/https%3A%2F%2Fkompas.id%2Fwp-content%2Fuploads%2F2019%2F07%2F19610613BUKU01_1564529821.jpg
BUKU INDONESIA TIONGKOK

Pada 13 Juni 1961, Ketua Komite Sentral Partai Komunis China Mao Zedong di Balai Qinzheng,  Zhongnanhai, Beijing, bertemu dengan Presiden Soekarno yang datang berkunjung ke China. China dan Taiwan bersaing merebut simpati dari Indonesia.

Perseteruan ideologi yang tersisa dari Perang Saudara China (1945-1949) antara kubu Kuomintang (Partai Nasionalis) dan Kuncantang (Partai Komunis) menyisakan pertarungan berebut simpati di luar China dan Taiwan, termasuk di Indonesia. Sebuah penelitian yang berfokus pada kurun waktu 1945-1967, yang dilakukan Guru Besar Nanyang Technological University (NTU) Singapura Zhou Taomo terungkap perang proksi antara Republik Rakyat China (Beijing) dan Republik China (Taiwan) di Indonesia.

Penelitian Zhou Taomo itu dibukukan dan diberi judul Revolusi, Diplomasi, Diaspora Indonesia, Tiongkok, dan Etnik Tionghoa, 1945-1967. Buku tersebut diluncurkan di LIPI, Jakarta, Senin (29/7/2019), dan dibahas para pakar, yakni Asvi Warman Adam, Dewi Fortuna Anwar, dan Johanes Herlijanto.

Editor:
prasetyoeko
Bagikan
Logo Kompas
Logo iosLogo android
Kantor Redaksi
Menara Kompas Lantai 5, Jalan Palmerah Selatan 21, Jakarta Pusat, DKI Jakarta, Indonesia, 10270.
+6221 5347 710
+6221 5347 720
+6221 5347 730
+6221 530 2200
Kantor Iklan
Menara Kompas Lantai 2, Jalan Palmerah Selatan 21, Jakarta Pusat, DKI Jakarta, Indonesia, 10270.
+6221 8062 6699
Layanan Pelanggan
Kompas Kring
+6221 2567 6000