Pemain unggulan bertumbangan, atau mengundurkan diri, pada babak pertama Thailand Terbuka. Mereka kelelahan untuk bermain pada tiga turnamen beruntun.
Oleh
Yulia Sapthiani
·4 menit baca
BANGKOK, RABU — Tampil konsisten dan meraih hasil baik dalam tiga turnamen bulu tangkis secara beruntun bukan perkara mudah. Ketatnya persaingan membuat pemain unggulan pun tersingkir pada babak awal.
Kekalahan unggulan kelima ganda campuran, Chan Peng Soon/Goh Liu Ying (Malaysia), unggulan kedua ganda putra Takeshi Kamura/Keigo Sonoda (Jepang), serta mundurnya tunggal putra nomor satu dunia asal Jepang, Kento Momota, mewarnai babak pertama Thailand Terbuka di Stadion Huamark, Bangkok, Rabu (31/7/2019).
Chan/Goh kalah dari pasangan India, Satwiksairaj Rankireddy/Ashwini Ponnappa, 18-21, 21-18, 17-21, pasangan yang dua kali mereka kalahkan dari tiga pertemuan sebelumnya. Ini menjadi kekalahan pertama Chan/Goh pada babak pertama setelah Jerman Terbuka, Februari.
Sebelum terhenti pada laga pertama di Bangkok, peraih medali perak Olimpiade Rio de Janeiro 2016 itu tampil di Indonesia dan Jepang Terbuka. Mereka bertahan hingga semifinal sebelum dihentikan pasangan nomor dua dunia, Wang Yilyu/Huang Dongping (China), pada kedua turnamen tersebut.
Ganda putra Jepang, Kamura/Sonoda, tersingkir pada babak awal untuk pertama kali pada 2019 setelah dikalahkan Choi Sol-gyu/Seo Seung-jae (Korea Selatan), 21-11, 20-22, 17-21. Rekan mereka, Momota, bahkan harus membatalkan keikutsertaan di Thailand Terbuka karena cedera otot paha kiri. Pekan lalu, Momota mempertahankan gelar juara Jepang Terbuka.
Mundurnya Momota menyusul rekannya, Akane Yamaguchi, juara tunggal putri Indonesia dan Jepang Terbuka. Ganda campuran nomor satu dunia, Zheng Siwei/Huang Yaqiong (China), juga mundur setelah menjuarai ganda campuran Indonesia Terbuka dan menjadi perempat finalis Jepang Terbuka.
Langkah ganda putra Indonesia, Hendra Setiawan/Mohammad Ahsan, juga dihentikan lawan pada babak pertama. Pada pertandingan terakhir yang berlangsung pada Selasa malam, Hendra/Ahsan kalah dari Ong Yew Sin/Teo Ee Yi (Malaysia), 21-18, 16-21, 21-23.
”Tenaga kami sudah banyak berkurang karena mengikuti dua turnamen berturut-turut sehingga kami sulit mematikan mereka. Apalagi, lawan juga punya pertahanan kuat,” kata Hendra yang telah berusia 34 tahun.
Ganda putra peringkat keempat dunia itu kehilangan tenaga setelah bertanding hingga hari terakhir turnamen di Indonesia dan Jepang, lalu berangkat ke negara lain pada keesokan harinya. Berselang satu atau dua hari sejak kedatangan setelah menempuh perjalanan jauh, mereka bertanding kembali dengan daya tahan fisik dan konsentrasi yang telah berkurang.
Persaingan saat ini juga semakin ketat dengan banyaknya pemain top dunia meskipun pada turnamen level menengah, seperti BWF World Tour Super 300 dan 500. Hal ini terjadi karena semua pemain berburu poin untuk lolos ke Olimpiade Tokyo 2020.
Selain juara Indonesia dan Jepang Terbuka, Kevin Sanjaya Sukamuljo/Marcus Fernaldi Gideon, ganda campuran Indonesia, Hafiz Faizal/Gloria Emanuelle Widjaja, juga berusaha bertahan selama tiga pekan. Hafiz/Gloria menang atas Goh Soon Huat/Jemie Lai Shevon (Malaysia), 19-21, 21-19, 21-16, dan akan berhadapan dengan He Jiting/Du Yue (China) pada babak kedua.
Kekuatan penuh
Indonesia akan turun dengan kekuatan penuh pada Kejuaraan Dunia Bulu Tangkis yang akan berlangsung di Basel, Swiss, 19-25 Agustus. Ketua Bidang Pembinaan Prestasi PP PBSI Susy Susanti mengonfirmasi 16 wakil yang lolos dan telah diundang Federasi Bulu Tangkis Dunia (BWF) akan ikut serta. Ganda putra dan campuran mengirimkan wakil terbanyak, masing-masing empat wakil, salah satunya ganda putra nomor satu dunia, Kevin/Marcus, yang bertekad menjadi juara dunia untuk pertama kali.
Menurut Susy, BWF sebenarnya mengundang nama lain pada ganda putri. Namun, tanpa menyebutkan nama pasangan itu, Susy mengatakan, PBSI tidak mengambil jatah tersebut karena ganda yang diundang telah berganti pasangan.
Sementara itu, juara dunia tunggal putra 2017, Viktor Axelsen (Denmark), tak akan tampil di Basel karena cedera punggung.
”Saya kecewa dengan situasi ini. Kejuaraan Dunia adalah ajang besar yang telah saya nantikan. Saya telah berusaha untuk bisa tampil, tetapi pada akhirnya harus mendengarkan saran dari dokter,” kata Axelsen dalam laman resmi BWF.
Akibat cedera yang juga membuatnya kesakitan pada kaki itu, Axelsen absen pada Indonesia dan Jepang Terbuka.