Setelah gempa bermagnitudo 7,4 mengguncang Provinsi Banten dan sekitarnya, situasi di Kecamatan Sumur, Banten, Jumat (2/8/2019), dilaporkan gelap gulita karena listrik padam. Warga sekitar juga fokus mengungsi ke tempat yang lebih tinggi.
Oleh
I GUSTI AGUNG BAGUS ANGGA PUTRA/DWI BAYU RADIUS
·3 menit baca
JAKARTA, KOMPAS — Setelah gempa bermagnitudo 7,4 mengguncang Provinsi Banten dan sekitarnya, situasi di Kecamatan Sumur, Banten, Jumat (2/8/2019), dilaporkan gelap gulita karena listrik padam. Warga sekitar juga fokus mengungsi ke tempat yang lebih tinggi.
Dokter di Puskesmas Sumur, Ade Nuranwar, mengatakan, warga Kecamatan Sumur berlarian ke luar rumah karena panik setelah gempa mengguncang. Sebagian rumah warga terlihat gelap karena listrik padam.
Ade menyebutkan, warga mengungsi ke tempat yang lebih tinggi. Hingga saat ini, dia belum melihat ada kerusakan bangunan di sekitar puskesmas.
”Masyarakat sudah mengungsi. Untuk korban luka belum ada laporan hingga saat ini,” ujar Ade, dihubungi dari Jakarta.
Kepala Pelaksana Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPDB) Provinsi Banten Kusmayadi mengatakan, pihaknya masih terus berkoordinasi dengan para camat di wilayah pesisir selatan Banten, terutama dengan Camat Sumur yang wilayahnya paling dekat dengan pusat gempa.
”Belum ada laporan kerusakan bangunan ataupun korban jiwa. Kami sedang fokus membantu pengungsian warga,” ucapnya.
Dihubungi terpisah, Bupati Pandeglang Irna Narulita mengatakan, ada 10 camat yang dia telepon dan terus pantau. Kecamatan tersebut antara lain Sumur, Cimanggu, Cigelis, Panimbang, Sukaresmi, Labuan, dan Carita.
Menurut Irna, seluruh masyarakat pesisir sudah dievakuasi dibantu oleh BPBD. Sebagian mengungsi ke rumah kerabat dan sebagian lagi mengungsi ke daerah perbukitan. Masyarakat pesisir dipastikan tidak beraktivitas dalam jarak minimal 200 meter dari pantai.
”Meski ada potensi tsunami, masyarakat diminta tetap tenang. Mereka sudah punya pengalaman dari bencana tsunami tahun lalu. Mereka tahu bagaimana caranya menyelamatkan diri,” ujarnya.
Dari pengamatan di lapangan, lanjut Irna, tak ada gelombang laut pasang. Hingga saat ini belum ada laporan korban. Namun, menurut dia, ada kerusakan pada sejumlah bangunan di tengah kota di Kecamatan Banjar.
”Untuk laporan kerusakan masih terus didata,” ucapnya.
Pemerintah Kabupaten Pandeglang sejauh ini telah menyiapkan taruna siaga bencana (tagana) di sejumlah lokasi. Mereka bertugas menolong masyarakat yang sedang mengungsi.
Selain itu, sejumlah mushala bisa dikondisikan untuk menampung pengungsi. Adapun dapur umum akan bergerak esok hari. Irma memperkirakan ada sekitar 33.000 pengungsi kali ini.
”Tetap tenang, hingga ada informasi terbaru dari BMKG (Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika) baru masyarakat boleh kembali ke rumah,” katanya.
Kepala Bidang Humas Polda Banten Komisaris Besar Edy Sumardi menyampaikan, personel kepolisian sektor dan kepolisian resor sedang berada di lapangan untuk mengimbau warga agar mengungsi. Polisi juga terus memeriksa kondisi di lokasi gempa.
Selain itu, polisi mengawasi rumah-rumah yang ditinggal oleh warga dengan melakukan patroli skala besar dari Polres Pandeglang dan Brigade Mobil Polda Banten. Sebanyak 50 personel patroli Polres Lebak juga telah terjun menyusuri pantai.