Plt Dirut PLN: Listrik di Sejumlah Wilayah Mulai Normal Kembali
›
Plt Dirut PLN: Listrik di...
Iklan
Plt Dirut PLN: Listrik di Sejumlah Wilayah Mulai Normal Kembali
Oleh
KARINA ISNA IRAWAN
·3 menit baca
JAKARTA, KOMPAS — PT Perusahaan Listrik Negara (Persero) tengah memperbaiki gangguan transmisi Ungaran-Pemalang berkapasitas 500 kilovolt yang menyebabkan pemadaman listrik di sejumlah wilayah Jawa-Bali. Aliran listrik di Jawa Timur, Jawa Tengah, dan Bali, kembali normal.
“Saat ini Jawa Timur, Jawa Tengah, dan Bali sudah normal. Sedangkan, Jawa Barat, Banten, dan DKI Jakarta sedang proses recovery,” ujar Pelaksana Tugas (Plt) Direktur Utama PT PLN (Persero) Sripeni Inten Cahyani yang dihubungi Kompas, Minggu (4/8/2019).
Menurut Inten, pemadaman listrik secara serentak, Minggu siang hingga sore, terjadi akibat gangguan pada sisi transmisi ungaran dan pemalang berkapasitas 500 KV. Gangguan itu menyebabkan gagal transfer energi dari timur ke barat sehingga terjadi gangguan ke seluruh pembangkit di sisi tengah dan barat Pulau Jawa.
Gangguan tersebut mengakibatkan aliran listrik di Jakarta, Bogor, Depok, Tangerang, dan Bekasi (Jabodetabek), serta sebagian wilayah Jawa Barat dan Jawa Tengah mengalami pemadaman listrik.
Gangguan juga terjadi pada transmisi SUTET berkapasitas 500 KV sehingga sejumlah daerah di Jawa Barat padam, seperti Bandung, Bekasi, Cianjur, Cimahi, Cirebon, Garut, Karawang, Purwakarta, Majalaya, Sumedang, Tasikmalaya, Depok, Gunung Putri, Sukabumi, dan Bogor.
Secara terpisah, Executive Vice President Corporate Communication & CSR PT PLN I Made Suprateka mengatakan, pemadaman listrik berupaya diatasi dengan pengaturan normal beban dari Unit Pelayanan Pengatur Beban (UP2B). Pengaturan normal itu juga untuk meminimalisir pemadaman listrik meluas.
PT PLN juga mengamankan kabel ground steel wire (GSW) yang putus, menghidupkan kembali gas turbin di Surabaya, melakukan pemantauan kondisi GSW sejenis untuk perbaikan sistem agar segera normal.
“Kami mohon maaf sebesar-besarnya untuk pemadaman yang terjadi, saat ini upaya penormalan terus kami lakukan, bahkan beberapa Gardu Induk sudah mulai berhasil dilakukan penyalaan,” ujar Made.
Terkait layanan tol yang terganggu, Kepala Departemen Komunikasi Korporat PT Jasa Marga (Persero) Irra Susiyanti mengatakan, ada beberapa gerbang tol yang beroperasi manual akibat pemadaman listrik secara serentak. Upaya percepatan transaksi sedang diupayakan karena saat ini metode pembayaran dengan uang tunai.
“Namun, ada beberapa gerbang tol yang masih beroperasi normal karena menggunakan genset,” kata Irra.
Informasi sementara hingga Minggu pukul 14.49, gerbang tol yang menerapkan transaksi secara manual adalah gerbang tol Karang Tengah Barat 2 dan Pasteur arah Bandung.
Dari pantauan media sosial, pemadaman listrik juga mengganggu sejumlah aktivitas publik, seperti pembayaran jalan tol dan pengoperasian kereta rel listrik (KRL). Tagar seputar pemadaman listrik jadi topik hangat yang diperbincangkan di Twitter dengan #matilampu #matilistrik #listrikpadam #blackout.
Pemadaman listrik juga mengganggu sejumlah aktivitas publik, seperti pembayaran jalan tol dan pengoperasian kereta rel listrik (KRL)
Benahi kapasitas
Ketua Pengurus Harian Yayasan Lembaga Konsumen Indonesia (YLKI) Tulus Abadi mengatakan, pemadaman listrik yang terjadi serentak di sejumlah wilayah menandakan infrastruktur pembangkit listrik belum handal. Oleh karena itu, program pemerintah seharusnya bukan hanya menambah kapasitas pembangkit PT PLN.
”Keandalan pembangkit PT PLN dan infrastruktur pendukung lainnya juga harus ditingkatkan, seperti transmisi, gardu induk, dan gardu distribusi,” kata Tulus.
Menurut Tulus, pemadaman listik tidak hanya merugikan konsumen residensial, tetapi juga pelaku usaha. Hal ini juga bisa jadi sinyal buruk bagi daya tarik investasi di Jakarta, dan Indonesia secara nasional. Investor bisa berpikir dampak lebih buruk bisa terjadi di luar Jakarta.
Di sisi lain, YLKI meminta PT PLN untuk memberikan kompensasi kepada konsumen. Kompensasi itu bukan hanya berdasarkan regulasi teknis yang ada, tetapi berdasarkan kerugian riil yang dialami konsumen akibat pemadaman listik ini.