Mbah Moen Berpulang, Indonesia Kehilangan Tokoh Panutan
›
Mbah Moen Berpulang, Indonesia...
Iklan
Mbah Moen Berpulang, Indonesia Kehilangan Tokoh Panutan
Mustasyar Pengurus Besar Nahdlatul Ulama yang juga pendiri Partai Persatuan Pembangunan, KH Maimoen Zubair atau dikenal sebagai Mbah Moen, meninggal pada Selasa (6/8/2019) pukul 04.17 waktu Mekkah, Arab Saudi.
Oleh
Dhanang David Aritonang
·2 menit baca
JAKARTA, KOMPAS — Mustasyar Pengurus Besar Nahdlatul Ulama yang juga pendiri Partai Persatuan Pembangunan, KH Maimoen Zubair atau dikenal sebagai Mbah Moen, meninggal pada Selasa (6/8/2019) pukul 04.17 waktu Mekkah, Arab Saudi. Hingga saat ini, keluarga masih berembuk apakah jenazah Mbah Moen akan dipulangkan ke Tanah Air atau dimakamkan di Mekkah.
Mbah Moen yang lahir di Rembang, Jawa Tengah, 28 Oktober 1928, meninggal pada usia 90 tahun.
Sekretaris Jenderal Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) Helmy Faishal Zaini menyatakan, Indonesia telah kehilangan tokoh panutan, pemimpin, dan pengayom umat. Menurut dia, Maimoen merupakan salah satu tokoh yang gigih memperjuangkan nilai keislaman yang disesuaikan dengan budaya Indonesia.
”Kami sungguh berduka atas kepergian beliau. Bangsa Indonesia kehilangan tokoh yang penuh dengan sikap kebersahajaan. Semoga teladan beliau bisa diteruskan para kader bangsa,” ucap Helmy saat dihubungi Kompas dari Jakarta, Selasa (6/8).
Sementara itu, Sekretaris Jenderal PPP Arsul Sani mengatakan, keluarga Mbah Moen sedang berembuk apakah jenazah akan dibawa ke Tanah Air atau dimakamkan di Mekkah. ”Beliau meninggal pukul 04.17 jelang subuh waktu Mekkah,” ucapnya saat dihubungi terpisah.
Magnet kekuatan politik
Mbah Moen merupakan Pemimpin Pondok Pesantren Al-Anwar, Sarang, Rembang. Dia juga salah satu kiai sepuh di ormas Islam terbesar di Tanah Air, Nahdlatul Ulama. Selain itu, dia kini juga menjabat sebagai Ketua Majelis Syariah Partai Persatuan Pembangunan (PPP).
Sebelumnya, Mbah Moen pernah menjadi anggota Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Kabupaten Rembang dan anggota Majelis Permusyawaratan Rakyat (MPR) Utusan Jawa Tengah.
Sebelum wafat, Mbah Moen selalu menjadi magnet bagi kekuatan-kekuatan politik. Tidak jarang, elite-elite politik bertemu dengannya untuk mendengarkan petuah-petuah darinya.
Setiap kali pemilu, baik pemilihan kepala daerah maupun pemilu level nasional, peserta pemilu juga sering bersilaturahmi ke kediamannya untuk memperoleh restunya.
Sikap Mbah Moen juga selalu menjadi dasar bagi sikap politik PPP. Kemudian, saat PPP terancam pecah karena konflik internal, peran Mbah Moen penting dalam menciptakan rekonsiliasi di tubuh PPP.