Tak ada yang menduga pertengkaran pasangan suami istri di sebuah rumah kontrakan di Kelurahan Dukuh, Kramatjati, Jakarta Timur, Selasa (6/8/2019) dini hari, berakhir tragis. Permintaan tolong dan tangisan anak kecil di dalam rumah itu tak dihiraukan warga sekitar.
Oleh
STEFANUS ATO/AGUIDO ADRI
·3 menit baca
Hal yang sering terjadi lama-lama dianggap wajar. Begitu pula pertengkaran sepasang suami istri di rumah kontrakan Kelurahan Dukuh, Kramatjati, Jakarta Timur, Selasa (6/8/2019). Ternyata peristiwa dini hari tersebut berakhir dengan tewasnya seorang istri di tangan suaminya. Lolongan tangis anak di rumah itu pun terlewat dari perhatian warga.
Tetangga tidak menghiraukan pertengkaran tersebut karena sering terjadi. Mereka menganggap hal itu biasa saja. Warga baru tergerak menolong saat rumah kontrakan itu terbakar api.
Rian (22), warga sekitar, menyadari ada peristiwa pembunuhan saat menemukan jasad seorang perempuan terbujur kaku di balik pintu rumah kontrakan setelah api berhasil dipadamkan. Jasad itu adalah Khoiriah (36), istri dari J (43), pelaku yang tega menghabisi nyawa istrinya.
Di tubuh korban, kata Rian, ada sekitar empat luka tusukan di bagian perut. Ada juga sebuah gunting yang masih menancap di bagian perut korban. Di bagian leher juga terdapat dua luka bekas tusukan senjata tajam. ”Di dekat korban ada batu dan pisau dapur. Muka korban rusak seperti terkena benturan benda tumpul,” ucapnya.
Belum selesai warga terpana dengan jasad yang terbaring kaku di dalam rumah itu, tiba-tiba warga kembali dikejutkan dengan tangisan seorang anak kecil berinisial R (5) yang keluar dari rumah itu. Sekujur tubuh anak itu terbakar dan menderita luka serius. Bocah itu merupakan anak bungsu Khoiriah, hasil pernikahan dengan suami pertamanya yang telah bercerai.
Nur (52), salah satu tetangga korban, mengatakan, sejak pasangan suami istri itu tinggal bersama sekitar tiga tahun lalu, mereka memang tak pernah rukun. Hampir setiap minggu mereka selalu terlibat pertengkaran mulut. Pertengkaran itu dipicu banyak hal, mulai dari masalah ekonomi, kecemburuan, hingga mempersoalkan status anak korban. Anak itu dianggap membebani pelaku.
J juga dikenal Nur sebagai orang yang jarang bersosialisasi. Biasanya, setelah pulang dari tempat kerja sebagai tukang pikul sayur di Pasar Induk Kramatjati, lelaki itu lebih sering mengurung diri di kamar. Sementara istri korban dikenal berteman dekat dengan tetangga sekitar karena setiap hari menjual berbagai aneka makanan ringan di depan rumah kontrakannya.
”Saya sudah berulang kali menyarankan dia untuk meninggalkan J. Sebab, J sebelumnya pernah punya istri, tetapi istrinya kemudian kabur karena enggak tahan dengan kelakuan J,” ucapnya.
Rian menambahkan, sebelum terjadi pembunuhan, dirinya mendengar pasangan suami istri itu adu mulut. Tak berselang lama, ada teriakan permintaan tolong dan tangisan anak kecil. Setelah itu, semuanya hening.
”Kami enggak berpikir untuk membantu karena mereka memang sering begitu. Kami baru berusaha menolong saat api mulai membesar,” lanjutnya.
Kini, keributan yang sering terjadi di rumah kontrakan itu tak akan terdengar lagi. Rumah yang ditempati pasangan suami istri selama sekitar tiga tahun itu kini dipagari dengan garis polisi. Bekas barang dagangan milik korban masih berserakan di depan rumah itu.
”Kami prihatin dengan nasib anak kecil itu. Mentalnya pasti terganggu karena dia pasti akan mengingat terus pembunuhan terhadap ibu kandungnya,” kata salah satu warga yang berkumpul di depan rumah kontrakan itu.
Masalah ekonomi
Polisi masih menyelidiki motif pembunuhan dan pembakaran tersebut, yang turut menyebabkan anak korban menderita luka bakar.
Kepala Kepolisian Resor Metro Jakarta Timur Komisaris Besar Ady Wibowo mengatakan, pelaku yang bekerja sebagai kuli angkut di Pasar Induk Kramatjati membunuh istrinya pada Selasa dini hari.
”Setelah membunuh, pelaku mencoba bunuh diri dengan cara membakar rumahnya. Namun, dia justru keluar saat api sudah membesar di ruang tamu dan meninggalkan anak dan istrinya,” kata Ady.
Ia melanjutkan, anak korban selamat meski mengalami luka bakar cukup serius dan sudah dibawa ke Rumah Sakit Harapan Bunda untuk mendapat perawatan intensif.
”Dugaan sementara karena masalah ekonomi. Saat ini, pelaku dalam perawatan dan selanjutnya polisi akan menyelidiki motifnya membunuh istri dan membakar rumah,” ucap Ady.